"Ah, ini enak lho."
Taehyung menoleh padaku. "Apa?"
Aku menyipitkan mataku. "Kau tadi ingin aku merekomendasikan makanan yang enak. Tapi kau malah bertanya 'apa'," aku mendengus pelan. "Aneh sekali."
Taehyung terkekeh pelan. "Arraseo, arraseo. Ada dimana tempatnya?"
"Ehm.. Sebentar," aku kembali menyipitkan mataku. "Ah! Di sebelah Universitas Nasional Seoul. Tepat di sebelahnya. Di sana banyak makanan yang enak"
Taehyung mengangguk-angguk sembari kembali fokus menyetir.
Yah, tadi aku dan Taehyung merasa lapar. Kami ingin pulang ke dorm masing-masing, tapi kami lapar. Jadiii, kami putuskan untuk mencari tempat makan yang enak.
Kutatap jalanan yang sudah sepi. Well, mungkin karena sudah malam sekali. Tidak, tidak. Ini sudah pagi. Jam satu pagi. Dan yang kutahu restoran itu buka 24 jam. Karena aku sering kesana, jadi aku tahu jam berapa restoran itu buka.
Mobil Taehyung berjalan cukup kencang. Sehingga aku tidak bisa melihat benda-benda disana terlalu jelas. Padahal aku ingin menikmati perjalanannya. Memandangi beberapa orang yang masih berlalu-lalang disini. Juga beberapa kendaraan yang masih membuat kota ini bersinar.
Aku kedinginan. Aku lupa memakai jaket. Kan sudah kubilang, aku kesini tanpa mengganti baju ataupun menghapus make-up. Aku masih berpenampilan seperti di panggung tadi. Pakaian yang mini. Membuatku kedinginan di pagi buta seperti ini.
Tapi tentu saja aku tidak lupa memakai topi dan masker untuk menutup identitasku. Begitu juga Taehyung. Ya, memang banyak orang yang tahu kami berpacaran. Tapi aku hanya takut mereka beranggapan buruk tentang kami karena berkeliaran malam-malam begini.
"Sudah sampai. Kajja" ajak Taehyung setelah ia memarkirkan mobilnya.
Aku mengangguk pelan.
Dan kami pun masuk ke dalam restorannya.
"Kau mau pesan apa?" tanyaku setelah kami memilih tempat duduk.
Taehyung nampak memilih-milih di menu. "Terserah kau saja. Aku tidak pernah kesini."
Aku mengangguk pelan. "Uhm.. kau suka hidangan jepang, tidak?"
Taehyung mengangguk. Namun ia agak meragukan. Ia nampak tak berselera. Padahal tadi katanya dia lapar. Apa jangan-jangan dia hanya ingin mengantarku makan. Karena sebenarnya aku yang bilang lapar duluan. Aish, aku merepotkannya.
"Permisi? Kalian mau pesan apa?" tanya seorang pelayan yang menghampiri kami.
"Emm.."
Aku melirik Taehyung sejenak. Ia mengantuk. Matanya sudah tak bisa lagi terbuka dengan sempurna.
"Mianhae. Aku tidak jadi makan disini. Bungkus 1 japchae saja"
Pelayan itu mengangguk pelan. "Arraseo. Ditunggu, ya."
Aku tersenyum tipis pada pelayan itu. Dan setelah ia pergi, aku kembali menatap Taehyung yang sudah meletakkan kepalanya di atas meja. Ia tertidur.
Ah, aku jadi merasa bersalah. Kesannya seperti aku memaksa Taehyung mengantarku makan. Dasar aku ini.
Pantas saja tadi Taehyung hilang konsentrasi saat di jalan. Nyatanya dia mengantuk. Mungkin karena dia sering berlatih dan jarang istirahat. Aigoo, Taehyung, Taehyung.. Kalau kau lelah harusnya pulang saja ke dorm.
"Permisi, ini pesananmu, nona."
Aku langsung menerimanya. "Biar kubayar. Ini."
Kuserahkan uang kepada pelayan itu. Lalu aku menatap Taehyung lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL AN ARMY
Fanfiction[ON GOING] "Mulai sekarang tidak akan ada lagi yang namanya 'Taehyung-mu'." Lagi-lagi Nahyun dan Taehyung jatuh untuk kedua kalinya. Jatuh cinta. Akan tetapi mereka jatuh terlalu dalam. Hingga untuk kedua kalinya lagi, mereka saling melukai terlalu...