E11

448 45 0
                                    



"Apa?"

Jimin yang memang sedari tadi memperhatikan Dahyun turut mengerutkan alis. Kemudian menegakkan tubuhnya. Pagi ini memang sedikit berbeda. Tidak ada lagi, Dahyun yang pemarah. Tapi, ini hemm perlu dipertanyakan.

"Memangnya tidak boleh melihat istri sendiri?"

"Kau pasti minta sesuatu kepadaku." Tuding Dahyun.

Sontak Jimin langsung menghela napas. Astaga, ia ingin sekali tenang dari segala tuduhan Dahyun. Kenapa istrinya ini gemar sekali menuduhnya yang tidak-tidak?

"Astaga!" Tandasnya sambil mengusak rambut.

"Bisa tidak kau tidak menuduhku seperti itu, tentu saja wajar jika aku meminta sesuatu kepadamu, kau istriku."

"Tapi, permintaanmu selalu aneh, aku tidak bisa menurutinya."

"Hanya permainan ranjang, kau bilang tidak bisa menurutinya. Ck! Bullshit sekali."

Ya, setelah kejadian itu, saat mereka melakukan 'itu', Jimin jadi lebih sering meminta kepada Dahyun dan sang istri harus menurutinya, dengan mengatakan "Seorang istri itu harus melayani suami biar senang." Walaupun terkadang Dahyun sudah lelah melakukannya.

"Oh, jadi kau menuduhku pembohong, selama ini apa yang kulakukan untukmu, hah? Apa?"

Mendengar itu, Jimin jadi kelimpungan sendiri. Lantas berjalan mendekati Dahyun dan berusaha menenangkan sang istri. Karena ia tahu sebentar lagi Dahyun akan menangis.

"Hei, aku hanya bercanda. Sudah jangan menangis." Ucapnya sambil memeluk Dahyun dan hal itu sukses membuat Dahyun menangis.

Sudah Jimin tebak. Akhir-akhir ini Dahyun sering badmood, jadi jangan coba-coba membuatnya mengamuk.

"Sudah jangan menangis. Maaf membuatmu seperti ini."

"Jim!"

"Hmm, ada apa?"

"Aku mencintaimu."

Jimin tersenyum geli. Pasti ada saja yang membuatnya bahagia. Dahyun itu kadang mudah di tebak kadang juga sulit, sampai ia yang pusing sendiri atau terkadang terkekeh geli.

"Astaga! Iya, aku juga."


"Bisa kita melakukan lagi?" Tanyanya masih dengan memeluk Dahyun dan hal itu sukses membuat Dahyun merengek.

"Jimin!!!"

"Iya iya, tidak akan menunggu sampai siap saja. Kapanpun itu." Kembali mengeratkan pelukan keduanya yang tadi sempat longgar lantaran Dahyun merengut kesal.

Dahyun mendongak masih di dalam dekapan Jimin, membuat pria itu menunduk dan bibirnya mengenai kening Dahyun. Tersenyum tampan di sana.

"Kenapa?"

"Tidak tahu, aku merasa aneh." Jimin tersenyum geli karena dagu Dahyun yang mengenai dadanya saat berbicara.

"Aneh? Seperti apa?"

"Tidak tahu." Ucapnya kembali membuat Jimin tersenyum geli.

"Dahyun!"

"Iya?!"

Jimin tidak melanjutkan ucapannya malah dirinya mengecup kening Dahyun dengan lembut, membuat Dahyun hanya tersenyum di sana. Sudah bisa sedikit menebak jika Jimin pasti ada masalah.

"Ada masalah, sayang?"

H-huh, Dahyun apa barusan? Tolong, bisikkan kalimat itu kembali karena Jimin yakin Dahyun tidak akan mau mengulanginya.

I Want to You✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang