E19

297 42 1
                                    


*Budayakan vote sebelum membaca*


Backsound: Zion. T--- I Just Want To Stay With You (Ost. The King: Monarch Eternal)


Happy Reading~~~~

Ketenangan terlihat jelas di hunian milik keluarga Park yang meliputi Jimin, Dahyun dan tentu putri mereka, Jiyeon. Tapi, untuk kali ini ada sedikit yang berbeda. Ya, sejak tadi Jiyeon tampak tidak bersemangat, terlihat ia yang beberapa kali menghembuskan napas. Gadis mungil itu menjatuhkan kepalanya di atas meja makan, menatap Dahyun dari posisinya yang sibuk di dapur.

Jimin yang mendapati putri kesayangannya seperti itu hanya mampu menahan tawa, baginya apapun yang Jiyeon lakukan tampak menggemaskan dimatanya. Diletakknya koran yang baru saja ia baca dan menatap Jiyeon lekat, tersenyum tipis. Pertumbuhan putri kecilnya berlalu dengan cepat hingga tak terasa saat ini Jiyeon sudah hampir berusia 2 tahun. Walaupun terbilang kecil, tapi jangan salah pemikirannya sungguh seperti orang dewasa. Jimin sampai melongo melihat betapa jeniusnya sang putri. Ia sampai berpikir kemungkinan Jiyeon bisa lulus kuliah diusia yang masih muda. Uhh, membayangkan saja sudah membuat Jimin tidak bisa melepaskan senyuman pada wajahnya.

"Putri Ayah kenapa? Kok cemberut begitu?"

"Bosan!"

Jimin mengernyit pun raut wajahnya berubah. Menatap Jiyeon yang masih setia pada posisinya. "Bosan? Kenapa tidak keluar dan bermain saja?" Ya, ini memang akhir pekan dan biasanya Jiyeon akan bermain bersama anak komplek di taman depan sana, entah bermain apa yang menurut mereka menyenangkan. Dan untuk kali ini Jiyeon tidak melakukan apapun dan mengatakan kalau putri manisnya bosan.

"Tidak. Bosan dengan teman-teman."

Jimin langsung menatap Dahyun yang kini berjalan mendekati mereka di meja makan, tangannya tengah memegang cangkir teh buat Jimin dan memberikannya kepada sang suami. Ikut mengernyit dengan jawaban sang putri. Di tatapnya Jimin yang malah menjengkitkan  bahu.

"Lalu putri Ayah ini mau kemana?"

"Kemana saja, pokoknya aku bosan." Lesunya menenggelamkan kepalanya di dalam lipatan tangan yang ia buat. Jimin melirik jam di tangannya. Masih pukul delapan pagi dan lagi mereka memang tidak memiliki kegiatan apapun untuk saat ini. Dahyun jadi ikut berpikir untuk menghilangkan rasa bosan putrinya. Lantas menggeleng kala Jimin menatapnya karena sungguh ia tidak memiliki ide untuk membuat putri mereka berhenti merasa bosan.

"Kita ke pantai bagaimana?"

Huh? Jiyeon sontak mengangkat kepalanya, matanya membulat dengan binar-binar yang biasa ada di dalam sebuah komik. Jimin yang melihat itu tersenyum tipis. Tapi kedua orang berbeda gander itu tengah menunggu jawaban Jiyeon, mungkin masih menimang walaupun ia kelihatan bersemangat sekali tadi.

"OKE!!!!"


Jimin dan Dahyun sambil terlonjak kaget kala suara teriakan Jiyeon menggema ke seluruh penjuru ruangan. Menyetujui usulan Jimin dengan semangatnya. Tangannya bertaut satu sama lain layaknya memohon dengan binar mata dengan suara efek cling-cling layaknya komik yang sering ia tonton.

"Ayah!" Rajuknya.

"Astaga, semangat sekali. Iya, kita ke pantai tapi kita ke rumah Oma Opa dulu, bagaimana?" Tawar Jimin. Ya, mengingat jika ini sudah akhir bulan dan tepat sekali mereka sering mengunjungi orang tua mereka setiap menghujung bulan. Dan Jiyeon mengangguk mengiyakan, jari mungilnya bertemu antara jempol dengan jari telunjuk membentuk oke. Lagipula panggilan Oma dan Opa memang sudah diterapkan oleh Jimin untuk Jiyeon kala mereka berkunjung kerumah orang tua mereka.

I Want to You✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang