E16

381 38 0
                                    



Yook, vote dulu man teman, ramein karena aku up lagi, yeeeaaahhh

Kalo udah vote, nanti dapat hadiah bisa nimbrung di dalam keluarga Dahmin.......Tapi dalam mimpi

Tes ombak I Want You yuk

Tes ombak I Want You yuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udah, gimana?



Happy Reading~~~~

Sedari tadi Dahyun terus memandang dirinya di depan cermin. Menatap lain pada dirinya, lantas berdecak kemudian. Ia tidak terlalu terkejut kala ada tangan seseorang yang memeluknya dari belakang. Ya, siapa lagi kalau bukan Jimin, suaminya.

Jimin mengusap perut Dahyun dengan sayang sembari meletakkan kepalanya di bahu Dahyun kemudian mengembangkan senyum bahagianya. Dan hal itu malah membuat Dahyun mendengus kesal, yang mau tidak mau membuat Jimin bertanya-tanya.

"Ada apa?"

"Kenapa kau tampak bahagia sekali?"

"Jangan menjawab dengan pertanyaan juga, sayang. Tentu saja aku bahagia karena calon anakku tumbuh di sini." Ucapnya sambil mengelus perut Dahyun.

"Ada apa?" Tanyanya ulang.

"Jim, apa aku jelek?"

Pertanyaan itu sukses membuat Jimin ikut menatap pantulan mereka di cermin. Dahyun memang sudah daritadi menatap dirinya di cermin, entah apa yang sedang istrinya pikirkan, tapi setelah mendengar pertanyaan demikian, kini Jimin mengerti.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Ya, sejak aku hamil, aku mengalami hal lain, aku kurang menarik, semakin gemuk dan pastinya nanti kau tidak akan mencintaiku lagi." Ujarnya pelan.

Tentu saja jawaban Dahyun mendapat gelengan tegas dari Jimin, tidak menerima ungkapan Dahyun begitu saja--tidak setuju lebih tepatnya. Lantas tersenyum kemudian.

"Siapa yang mengatakannya?"

"Aku."

"Sayang, dengar. Seperti apapun dirimu, aku selalu mencintaimu, tidak terkecuali. Aku mencintaimu begitupun calon anakku, jadi jangan pernah mengatakan hal itu lagi." Ucapnya kemudian mengecup pipi Dahyun dari samping.

Dahyun memang mengangguk, tapi dirinya merasa kurang. Seakan tidak puas dengan ucapan Jimin. Jimin yang menyadari raut wajah Dahyun semakin melebarkan senyumnya kemudian mengangguk guna membuat Dahyun percaya bahwa ia harus percaya dengan ucapan Jimin.

"Sayang!"

"Maaf, aku hanya merasa..kau tahulah, mood bumil memang selalu mengganggu." 

"Aku mengerti. Lalu bagaimana perkembangannya? Apa kata Dokter? Maaf kemarin aku tidak bisa menemanimu cek bulanan." Ada raut menyesal saat Jimin mengatakan itu dan membuat Dahyun tersenyum.

I Want to You✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang