E14

420 41 1
                                    

Di beritahukan kepada seluruh pembaca cerita ini

Bagi siapapun yang mempunyai penyakit jantung, asma atau sesak napas, mual, meriang, hilang kewarasan, sampai ingin meninggal, diharapkan untuk berhati-hati membaca bab ini.

Di karenakan mengandung unsur glukosa. Tidak ada pemanis buatan, semuanya pemanis asli.

Waspada dengan deg-degan, senyum-senyum sendiri yang membuat orang mengira gila, panas secara mendadak, dan masih banyak lagi

Banyak kata-kata manis di dalam part ini

Awas diabetes, aku tidak akan menanggungnya. Jangan salahkan aku ya

Karena tiba-tiba kalian kena gula😝😝😅😅


Cus.

Happy Reading!!!!




Jimin sudah bangun sedari tadi. Masih betah memandang wajah wanita dihadapannya. Wajah polosnya membuatnya tidak berhenti tersenyum. Tiba-tiba dia menggeliat pelan, seperti berusaha untuk membuka mata tapi menyipit kala sinar yang begitu terang berusaha memberontak masuk.

Perlahan, Jimin mengangkat tangannya. Menutup cahaya yang begitu menyilaukan itu dari wajah sang wanita. Karena detik berikutnya, mata wanita itu mulai terbuka perlahan, sebelum akhirnya terbuka sempurna. Masih menggeliat kecil lantas tersenyum kemudian.

"Selamat pagi!" Serunya.

"Pagi, tidurmu nyenyak, sayang?"

"Hum.." Angguknya dengan wajah yang masih polos dan lugu.

Jimin tersenyum. Selalu saja seperti ini jika ia bangun lebih dulu daripada Dahyun. Wanita itu ikut tersenyum. Tapi tak lama kemudian menarik selimut guna menutup wajahnya. Menahan malu yang sudah meluap. Bahkan Jimin tidak bisa menahan gelak tawanya lagi.

"Astaga! Ada apa hum?" Tanyanya masih dihiasi tawa.

"Jangan menatapku seperti itu, aku malu." Cicitnya.

"Hei, lihat aku." Ucap Jimin sambil menarik selimut yang menutupi wajah Dahyun.

"Tidak mau." Tolaknya.

"Sayang, lihat aku." Mutlak, Dahyun lantas menurunkan selimut yang menutup tubuhnya.

"Jimin!"

"Kenapa?" Tanyanya lembut.

"Jangan menatapku." Cicitnya.

 Dan Jimin hanya membalas dengan senyuman. Semakin menurunkan selimut yang Dahyun gunakan hingga terenggok di lantai. Karena demi apapun, Jimin langsung menariknya dan mendekapnya erat setelah selimut itu tidak menghalangi dirinya.

"Jimin!"

"Kumohon jangan memasang wajah seperti itu." Tukasnya.

Dahyun mendongak untuk sekadar melihat Jimin. Dan Jimin juga tengah menatap kearahnya. Memasang wajah bertanya.

"Kenapa?"

"Pokoknya tidak boleh."

"Kenapa?" Tanyanya lagi dengan lugu.

Oh tidak! Jimin harap ia sanggup menghadapi segala cobaan ini. Melihat wajah Dahyun seperti ini membuatnya tidak bisa menghilangkan debar jantungnya.

I Want to You✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang