E21

236 33 0
                                    


*Budayakan vote sebelum membaca*




Dahyun tidak bisa menyembunyikan lagi senyumannya. Entah memang cuaca yang cerah atau ada hal lain, intinya Dahyun benar-benar bahagia pagi ini. Selepas membuat sarapan untuk keluarga kecilnya, bibir itu terus melengkungkan senyum bahagia. Bahkan, Jimin sampai heran dengan tingkah sang istri.

"Dahyun!"

Dahyun menoleh dan mendapati Jimin yang berada di hadapannya, menatapnya heran. Dahyun sampai mengerutkan alisnya akan tingkah Jimin ini. "Kenapa? Ada apa dengan wajahmu itu?"

Jimin mengernyit. "Seharusnya aku yang bertanya seperti itu, bukan sebaliknya. Tumben, kau begitu ceria pagi ini? Ada apa?"

Wanita itu menggeleng, masih mempertahankan senyum manisnya. Rasa-rasanya Jimin mau meleleh saja melihat senyum tulus itu. Baru kali ini ia melihat Dahyun begitu mempesona. Lantas menarik tubuh Dahyun dalam sekali sentakan, memeluknya dengan erat.

"Jangan pernah memperlihatkan senyum itu pada siapapun, hanya aku yang boleh kau perlihatkan?" Bisiknya tepat di wajah Dahyun, sukses membuat wanita Kim itu merotasikan matanya. Memukul dada Jimin main-main, mengalihkan semburat merah di wajahnya.

"Gombal?!" Cebiknya menggerutu. Jimin terkekeh melihat Dahyun yang begitu menggemaskan dimatanya. Ia menggeleng dengan pasti, "Aku tidak menggombal, senyum itu hanya boleh untukku!"

"Terserah kau saja, aku jadi malas menanggapi!" Juteknya sembari mendorong tubuh Jimin menjauh darinya tapi tak mendapat respons sama sekali. Dahyun menatap galak kearah Jimin sembari melirik kearah lengan pria itu yang masih setiap memeluknya.

"Lepas, kau bisa terlambat!" Sinis Dahyun terus mendorong tubuh Jimin.

"Suaminya mau peluk kok didorong-dorong sih? Dosa loh!" Jahil Jimin sembari mengulas senyum. Lagi, Dahyun mencebik dan tidak mendorong tubuh Jimin malahan menyandarkan kepalanya di dada sang pria. Sukses membuat Jimin tergelak. Lihat, ia sampai gemas.

"Kau harus berangkat, Jim. Kau tidak mau kan membuat aku dan Jiyeon sedih?" Ratapnya dengan menunjukkan puppy eyes. Aduh, kalau sudah begini Jimin mana bisa menolak, Dahyun dengan segala tingkahnya membuat Jimin lemah. Jantungnya bertalu gila-gilaan karena satu wanita yang selalu ia cintai, Dahyun.

Jimin mengangguk saja biar tidak memperpanjang pembicaraan. Tangannya masih setia melingkari pinggang Dahyun sebelum semuanya terjadi begitu cepat. Dahyun membolakan matanya karena Jimin baru saja mencium tepat dibibirnya dengan kilat. Sang pria hanya tersenyum tak berdosa setelah apa yang ia lakukan.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyanya sambil melihat sekeliling, takut ada yang melihat padahal nyatanya mereka hanya berduaan di dapur. Putri mereka masih berada di rumah orang tua Dahyun. Wanita itu sampai lupa jika tadi mereka sarapan hanya berdua.

"Hanya kita berdua disini, Jiyeon masih di rumah ibu jika kau lupa belum menjemputnya pulang?" Dahyun menepuk jidatnya. Astaga, kenapa ia bisa pikun seperti ini? Sepertinya ia masih merasakan euphoria nya sendiri setelah kejadian kemarin. Dahyun sampai linglung karena efek dari Park Jimin. Benar-benar seksi dan uhh... Astaga! Apa yang aku pikirkan. Batinnya memberontak, ia sampai menampar pipinya yang sukses membuat Jimin terbelalak.

"Hei, apa yang kau lakukan? Kenapa menampar pipimu sendiri?" Dahyun tersentak lalu menggeleng. Bisa mampus ia. Walau sebenarnya terpesona dengan suami sendiri itu boleh, sangat malah. Hanya saja Dahyun itu sulit mengungkapkan secara gamblang. Jimin mengusap pipi Dahyun sebab tamparannya tadi.

I Want to You✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang