E27

338 28 1
                                    







"Bunda~~~!"

Bagi Dahyun, apapun yang terjadi dalam rumah ini selalu menjadi kenangan untuknya dan itu juga termasuk, suara panggilan Jiyeon yang khas untuknya. Terselip nada merengek yang begitu menenangkan jiwanya.

"Kenapa sayang?" Dahyun menunduk, menatap putri kecilnya yang memainkan dress miliknya. Binar matanya tampak bersemangat sekali. Kalau dilihat-lihat tinggi Jiyeon sudah mencapai perut Dahyun. Ia mengusap kepala Jiyeon.

"Ayah mana?"

Dahyun mengerutkan alisnya. "Loh, tadi sudah berangkat kerja, sudah pamit juga sama Jiyeon, masa lupa? Sudah kangen ya?"

"Mau main sama Ayah!"

Dahyun tersenyum maklum. Di usia seperti ini, jiwa Jiyeon masih seputar bermain. Untuk saat ini meskipun banyak sekolah khusus usia dini, Dahyun masih cukup ragu untuk memasukkan putri kesayangannya sekolah, jadi membimbingnya dari sekarang dan jika sudah memasuki usia sekolah, Dahyun jadi tidak merasa ragu lagi.

"Sama Bunda dulu ya, nanti kalau Ayah sudah pulang kita main, bagaimana?"

"Oke!"

Dahyun benar-benar menemani Jiyeon bermain di halaman. Kenapa Dahyun tak ikut bersama? Putri dari Jimin itu sudah pasti melarang sang Bunda ikut bermain bersamanya dengan mengatakan 'Bunda duduk saja, biar Jiyeon main sendiri'. Kalau sudah begitu Dahyun tak bisa menolak, jadinya ia hanya memperhatikan Jiyeon bermain. Lagipula, mereka aman saja jadi Dahyun pergi membaca majalah sesekali melihat kearah Jiyeon.

"Bunda!"

Dahyun agak tersentak kala mendengar suara Jiyeon yang berada di dekatnya, ia menoleh dan mendapati Jiyeon sudah berdiri di samping dirinya duduk, bahkan mainannya sudah tersusun rapi di dalam box miliknya. Tanpa di suruh pun, Jiyeon sudah mengerti dengan barang miliknya sendiri.

"Sudah selesai mainnya?" Si kecil mengangguk, mengarahkan tangannya kearah Dahyun sembari sesekali tangannya menepuk paha Dahyun, kode untuk minta pangku. Dahyun menuruti perintah si kecil, mendekap tubuh mungil itu dengan erat.

"Kenapa?" Tanyanya di sela mengelus rambut hitam legam milik Jiyeon.

"Bosan terus sudah capek!" Begitu jawabnya, Dahyun sampai tersenyum. Jiyeon membenam-kan wajahnya di dada Dahyun lalu menoleh ke arah kiri, tempat di mana Dahyun tengah menaruh majalahnya.

"Oh! Itu Ayah!" Serunya girang. Dahyun mengangguk. Well, orang seperti Jimin memang sering masuk majalah dan sedikit informasi saja, kebanyakan dari majalah yang Dahyun punya pasti sudah ada yang tergunting di beberapa halaman yang memperlihatkan Jimin di sana. Sebenarnya entah buat apa tapi saat melakukan itu Dahyun senang. Katanya sih untuk koleksi miliknya. Ada-ada saja tingkah lakunya.

"Ayah keren sekali ya Bunda!" Dahyun mengulum senyum sembari mengangguk, tak menapik ucapan si kecil. Putrinya saja terpesona apalagi dirinya, sudah jelas.

"Bunda!"

"Kenapa sayang?"

Jiyeon mendongak menatap Dahyun yang kini juga menatapnya, sebelum sang Bunda terkejut dengan ucapannya.

"Aku mau 

Adik!"



******


Entah apa yang merasuki Dahyun hari ini. Bibirnya tak pernah berhenti menunjukkan garis melengkung ke atas dan hal itu membuat yang melihatnya akan bertanya-tanya.

I Want to You✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang