11 ; Clam!

1.2K 127 22
                                    

Tim pertama sedang berjuang keras saat ini. Selain harus mencari kerang, mereka juga harus melawan panas matahari lebih ekstra dibanding tim lainnya.

Jun mengusap peluh yang menetes dari pelipisnya. Jas nya benar-benar membuatnya merasa sangat kepanasan. Ia ingin sekali melepasnya, namun ia mengingat perkataan dan senyuman mengerikan sang PD-nim sebelum mereka pergi tadi.

'Untuk tim pertama, tolong jangan lepaskan jas kalian, ne? Atau kalian akan didiskualifikasi.'

Jun mendengus kesal saat mengingatnya. Tiba-tiba, angin bertiup dengan sangat kencang. Jun dan juga Chan merasa bahagia karenanya, namun tidak dengan Jeonghan dan Minghao.

"Akh!" seru Jeonghan dan Minghao kaget. Mereka berdua sontak menahan bagian bawah gaunnya agar tidak terangkat ke atas.

Jun dan juga Chan menjadi kelabakan karenanya. Spontan, Jun memeluk Minghao dari depan, menghalangi Minghao dari angin yang ingin berbuat macam-macam. Sedangkan Chan berdiri di depan Jeonghan sambil merentangkan kedua tangannya, bagaikan tameng.

"J-jun ?!" kaget Minghao sambil melebarkan matanya kaget. Jantungnya berdebar keras karena tindakan spontan Jun. Wajahnya perlahan memerah.

Jun yang menyadari kekagetan Minghao, berbisik pelan.

"Tenanglah. Aku hanya ingin menghalangi anginnya darimu." bisiknya tepat di telinga kanan Minghao. Jantung Minghao seakan ingin meloncat saat mendengar Jun berbisik di sana.

Ah, tolong selamatkan jantung Minghao.

Perlahan, angin tersebut menjadi reda. Jun melepaskan pelukannya dan menatap Minghao canggung.

"Ah.. Mian, kamu kaget ya?" tanya Jun sambil terkekeh malu.

Minghao menundukkan kepalanya malu kemudian menjawab.

"Ne, sedikit. Gomawo, Jun ." ucap Minghao tulus. Ia mengangkat kepalanya dan menatap Jun sambil tersenyum hangat. Jun berdehem pelan kemudian mengusap tengkuknya malu.

"..Ne." balas Jun.








Sedangkan Chan dan juga Jeonghan hanya memperhatikan interaksi mereka.

"Pstt.. noona, dunia serasa milik berdua ya." bisik Chan. Jeonghan mengangguk setuju.

"Ne, dan yang lain hanya mengontrak." setuju Jeonghan. Chan mengangguk setuju.

"Ah, ngomong-ngomong Chan-ah." panggil Jeonghan.

Chan menatapnya bingung, "Ne?" sahutnya.

"Nugu aegi?" tanya Jeonghan.

Chan menatapnya datar, "Noona serius menanyakan itu disaat seperti ini?" tanya Chan tak percaya.

"Jawab saja!" paksa Jeonghan.

Chan menghela nafasnya kemudian menutup wajahnya malu.

".. Jeonghan noona aegi.." jawabnya malu.

Jeonghan mengangguk puas, "Pintar~ Chan-ie merupakan bayiku yang pintar bukan, Carat-deul?" tanya Jeonghan sambil menatap kamera kecil yang dipegangnya.

Chan mengerjapkan matanya kemudian mengangguk mengerti dengan maksud dan tujuan Jeonghan.

"Tentu saja, tapi aku bukanlah bayi! Masa Jeonghan noona mengatakan bahwa aku adalah bayinya hingga aku berumur tiga-puluh tahun?" ucap Chan mengadu sambil menatap kamera kecil itu. Ia mengerucutkan bibirnya lucu.

"Aigoo~ Kau mengatakan kau bukan bayi, tapi kau bertingkah lucu begini? Lucunya bayiku ini~!" ucap Jeonghan gemas. Ia mencubit sebelah pipi Chan dengan gemas.

SVT Club  ;GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang