Dua

1.5K 160 2
                                    

"Kenapa kalungku ada di sini??"
Athanasia perlahan menyentuh kalung berlian biru yang bersinar redup.

Dulu, Lucas memberinya saat ulang tahun ke-16 nya. Kalung berlian tersebut bersinar terang. Berbeda dengan saat ini, kalung berlian bersinar redup.

Yah, mungkin Athanasia tidak tahu. Kalung tersebut bersinar terang ketika dia masih ceria. Berbeda dengan yang sekarang, Athanasia menjalani kehidupanya dengan suram.

Tidak ada cahaya kehidupan disana. Sehingga, kalung berlian yang serasi dengan manik biru berliannya, bersinar redup.

Yah, sejak 8 bulan yang lalu, kalungnya hilang. Dia sudah mencarinya kemana-mana. Tetapi kalung tersebut tidak ditemukan di mana-mana.

Athanasia menoleh kesana-kemari. Mencari sesuatu.
Mungkin dia ada disini.

Sambil memegang erat kalungnya, Athanasia berjalan tidak tahu arah.

Dia hanya berjalan, sepanjang koridor Menara.

'Kalau tidak salah, kamar Lucas di lantai paling atas Menara Hitam' Athanasia celingukan lagi sambil berpikir.

Ketika dia memastikan tidak ada orang disekitarnya, dia segera teleportasi ke kamar Lucas yang diduganya berada di paling atas Menara Hitam.

Syuk

Daripada repot-repot naik keatas memakai tangga, lebih baik teleportasi. Begitu Athanasia sampai, dia bisa melihat seseorang tertidur di meja kerjanya.

Kepala orang itu di benamkan di kedua lengannya, sehingga sulit melihat wajahnya.

Angin sore merembes masuk. Rambutnya bergerak-gerak sesuai perintah angin.

Athanasia kebingungan. Ia segera memegang lengan pemuda itu.

Athanasia tersentak, karena tangan pemuda itu begitu dingin. Athanasia kemudian menggoyang-goyang kan bahu pemuda bersurai hitam tersebut.

"Hei! Bangun!!" dia berteriak sambil berusaha membangunkan pemuda tersebut.

Mata pemuda bersurai hitam malam terbuka sedikit. Melihat itu, ia segera melakukan sihir penyembuhan. Karena, dia melihat manik pemuda tersebut dengan sekilas.

Manik bewarna merah darah, seperti batu ruby. Surai bewarna hitam malam. Dengan tahilalat kecil di bawah mata kirinya.

"Apa...yang kau....lakukan?" begitu lemahnya suara pemuda itu.

Athanasia membaringkan pemuda tersebut dengan sihirnya. Dia tidak mendengar apa yang dikatakannya, karena dia terlalu fokus dengan pemuda di hadapannya itu.

"Hei... Aku tanya"
"Apa yang kau lakukan?" kini, tangan pemuda itu memegang pergelangan tangan Athanasia.

Athanasia tersentak pelan, lalu ia berkata.

"Menyembuhkanmu, apalagi?" Ia membuat selimut hangat menggunakan sihirnya. Lalu memakaikannya di tubuh pemuda tersebut.

"Kenapa kau begini, Lucas. Bukankah kau tidak pernah sakit??" Yap. Lucas, penyihir Menara Hitam generasi ke-dua.
Sekarang, ia memakai wujud remaja. Seperti seusia Athanasia.

Athanasia bertanya lagi ke pemuda di hadapannya yang memakai selimut.

Terlambat.

Lucas menutup matanya. Ia kelihatan pucat sekali. Tapi tidak sepucat sebelum Athanasia mengobatinya.

Lucas mendengkur ringan. Seeprtinya dia kelihatan nyaman sekali dengan selimut buatan Athanasia.

Athanasia terdiam.

||Death||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang