Lima

1.3K 150 10
                                    

Esok paginya

Suara burung berkicau terdengar merdu di telinga mereka berdua.

Angin pagi menerpa lembut wajah mereka.

Sinar mentari menghangatkan keduanya.

Lucas membuka matanya perlahan. Lalu duduk menatap Athanasia.

Lantas menoleh ke arah tangannya. Sepertinya sejak Lucas tertidur, ia tak pernah melepaskan tangan mungil Athanasia.

Ia lalu melepaskan tangannya dan menyentil dahi gadis yang masih tertidur lelap.

"Bangun, bodoh" Athanasia mengernyitkan alisnya.

Lantas, Mata berliannya perlahan terbuka.

"Aku....masih hidup..?" Athanasia bergumam sambil melamun.

Entah apa yang dilihatnya itu.

Lucas menghela nafas pasrah terhadap gadis di hadapannya yang masih terbaring.

Diambilnya daun yang bertebrangan dibawa angin, lalu menyumpal mulut Athanasia.

"Mmph!!" Athanasia segera mengambil daun yang disumpal ke mulutnya oleh Lucas sambil duduk.

"Jawabannya adalah, kau masih hidup, Idiot" Lucas menyilangkan kedua tangannya.

"Ya, ya. Aku tahu itu" Athanasia dengan raut wajah yang sebal, segera mencubit pinggang Lucas.

"Ouch! Sakit bodoh!!" setelah Athanasia mencubitnya dengan puas, Lucas mengusap-ngusap tempat dicubitnya Athanasia.

Setelah Lucas menyembuhkan luka yang dicubit oleh Athanasia, ia bertanya tanpa menoleh sedikit pun kearahnya.

"Kenapa kau ingin mati?" Lucas selalu mengingat gurunya ketika topik yang sedang berlangsung adalah topik bunuh diri.

"Entahlah, aku hanya merasa...kenapa aku dilahirkan? Kalau aku tidak dilahirkan, si pisikopat itu dan ibu yang mengandungku pasti tetap bahagia.." Lucas menopang wajahnya dengan telapak tangannya setelah mendengar jawaban Athanasia.

"Kurasa tidak denganku"

Athanasia menoleh kearah Lucas.

"Kenapa?"

"Karena nanti aku tidak akan bertemu denganmu"
"Dan tidak merasakan cinta dan kasih sayang"

Lucas sekarang menoleh kearah Athanasia.

Semburat rona tipis menghiasi wajah Athanasia.

Ia langsung memukul punggung Lucas dengan sekuat tenaga.

"Adu-Ouch!! Sakit tahu!!" tangan Lucas segera menahan tangan Athanasia.

Kini wajah mereka hanya tersisa 3 cm saja.

Athanasia kaget, lalu memalingkan wajahnya.

Semburat senyuman menyebalkan terlihat diwajah Lucas.

Lebih tepatnya smirk nakal.

Bibirnya ia majukan kepipi Athanasia.

Chu

Athanasia membulatkan matanya sambil memegang pipinya.

Sekarang, ia blushing total.

"Oh, wajahmu merah. Seperti tomat" Lucas tertawa cekikikan.

Athanasia lantas menampar pipi Lucas.

Plakk

"Nah, ini baru seimbang" Athanasia menyunggingkan senyum amarahnya.

Lucas berbalik menatap Athanasia.

||Death||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang