"Yang Mulia, seperti yang anda lihat. Seharusnya kita meningkatkan lagi tambang emas di negara kita" Para bangsawan yang tidak takut mati di tangan Claude segera mengutarakan pendapatnya yang bisa di bilang 'sangat nekat'.
Para petinggi, Para bangsawan, dan jangan lupakan Claude sedang mengadakan rapat yang terbilang seperti basa-basi.
Mengapa Claude membiarkan mereka mengadakan rapat?
Tentu saja karena ia sudah muak dengan bujukan-bujukan dari penjilat uang dalam diri bangsawan itu sendiri.
Sekarang mereka membahas tentang tambang emas. Claude hanya memutar bola matanya malas mendengar pendapat dan seruan-seruan dari para bangsawan.
Sang Kaisar Obelia itu nampak bosan mendengar suara-suara menjengkelkan itu yang terus bersahut-sahutan.
Sedangkan para petinggi kekuasaan? Mereka malah berdoa agar para bangsawan yang kelakuannya yang sudah di luar batas sewajar-wajarnya agar di beri keselamatan saat menghadapi Claude yang mengamuk.
Mereka memang sangat tidak tertarik dengan kekayaan yang Para bangsawan perebutkan, asalkan nyawa mereka selamat saja itu sudah cukup.
"Saya pikir usulan Baron Vernion sangat bagus untuk wilayah kami yang bergelimang permata, emas dan yang lain-lain, Yang Mulia" Viscount Langdell kini angkat bicara. Banyak sepasang mata dari para petinggi yang melihatnya seperti tatapan peringatan.
Brak
Duke Feddrick, bangkit berdiri sambil mengangkat tangannya, tatapannya tertuju pada Claude dengan pandangan yang sulit di artikan.
"Saya sangat tidak setuju, Yang Mulia." Pria paruh baya yang memiliki wajah yang tegas itu berbicara dengan sangat serius.
Setelah Duke Feddrick mengatakan ketidaksetujuannya, rahang Baron Vernion mengeras, apalagi Viscount Langdell yang menggertakkan giginya seraya tangannya mengepal kuat.
Para petinggi kekuasaan yang lebih paham hukum tambang emas menghela nafas lega.
Setidaknya acara pemakaman Baron Vernion dan Viscount Langdell tertunda untuk sementara.
Ya, itu hanya untuk 'sementara'.
"Mengapa kau keberatan, Duke Feddrick?" smirk kaisar obelia itu kini terlihat di wajah shining shimering splendid nya.
Duke Feddrick yang di izinkan untuk berbicara langsung dari Claude segera menjelaskan panjang lebar.
"Bukankah Perang akan terjadi dalam waktu yang terbilang dekat Yang Mulia? Jika kita mengerahkan pekerja dan ksatria hanya untuk membangun tambang emas yang tak berguna itu, bisa menyebabkan pertahanan Obelia akan mudah runtuh. Kita harus siap siaga atas segala kemungkinan yang akan terjadi di hari keesokan berikutnya, Yang Mulia." ucap Duke Feddrick dengan penekanan pada kata 'tambang emas tak berguna'.
"Benar kata Duke Feddrick, Yang Mulia. Kita harus mempersiapkan pasukan yang kuat untuk melawan kerajaan Hugale." Marquess Lucius segera menyetujui ucapan temannya itu.
Memang benar Duke Feddrick dan Marquess Lucius menjalin hubungan yang baik sebagai teman masa kecil.
Para bangsawan yang masih mencerna ucapan Duke Feddrick segera membuka suara.
"Saya setuju!"
"Benar kata Duke Feddrick. Kita harus mempersiapkan pasukan dari sekarang"
"Saya akan membantu dalam pengobatan jika ada ksatria yang terluka semasa perang, Yang Mulia" Kakek Evan selaku ketua penyihir menara pun ikut bersuara.
Ruangan rapat pun kembali ribut, mereka semua kini memikirkan strategi, bantuan untuk ksatria dan yang lainnya.
Sebagian ada yang cemas, mengingat 'Si Tudung Menara' belum menampakkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
||Death||
FanfictionJangan baca klo ndk suka. Soalny ni fanfic rada membingungkan :V [ Hanya Fanfiction ] Cerita ini hanya imajinasi author Author hanya meminjam para tokoh karya kak Plutus dan kak Spoon Dan juga, terima kasih kepada kak diamond dush yang telah mengizi...