Tiga

1.4K 143 1
                                    

"Aku ingin bertanya padamu. Kenapa tadi tanganmu dingin? Wajahmu juga sangat pucat"

Lucas terdiam.

Seperti enggan memberi tahu kebenarannya pada Athanasia.

Tiba-tiba, gejolak aneh muncul di perut Lucas. Athanasia segera bertanya dengan raut wajah khawatir.

"Ada apa? Apa yang terjadi??" Athanasia bangkit dari kursinya.

Lucas segera menutup mulutnya.

"Ukkh..." cairan merah keluar dari mulut Lucas.

"!!" Athanasia tersentak melihat darah segar keluar dari mulut Lucas. Padahal, ia yakin. Sudah menyembuhkan Lucas dengan semaksimal mungkin.

Tubuh Athanasia gemetar hebat, ia trauma yang berhubungan dengan muntah darah.

Alasannya kuat.

Itu karena Ayahnya juga pernah muntah darah. Athanasia ada disana, melihat jelas darah segar keluar dari mulut sang Ayah.

Kali ini, Lucas mengalami hal yang sama.

Tapi, penyebab mereka muntah darah sangat berbeda.

Athanasia segera menutup mulutnya. Lalu mengeluarkan sihir penyembuh dengan tubuh gemetar.

Tangannya yang hendak menyembuhkan Lucas dengan sihirnya, segera ditahan oleh Lucas.

"Jangan.....laku..kan......itu, Uggh.."
Mulut Lucas, kini mengeluarkan darah segar lagi.

Athanasia panik. Sangat panik.

Darah Lucas kini bertambah banyak. Mengotori selimut yang dibuatnya. Untungnya hanya selimut Athanasia yang dipenuhi oleh darah Lucas.

Wajah Lucas pucat pasi. Athanasia tidak tau harus bagaimana.

"Mau aku panggilkan Tabib/Dokter??" Athanasia bertanya pada Lucas dengan nada khawatir.

"Tidak, tidak....u..sah..." Lucas, seperti ingin pingsan. Muntah darahnya juga sudah berakhir. Hanya tersisa nyeri dikepalanya dan diperutnya.

Segera Athanasia membaringkan Lucas dengan selimut yang baru.

Tangan mungil Athanasia meremas gaun biru yang dipakainya.

Sama seperti hari itu. Athanasia tidak bisa membantu menyembuhkannya. Hanya tercengang melihat Ayahnya.

Digigit bibir bawahnya hingga berdarah. Athanasia ingin memanggil Tabib/Dokter. Tapi dia dilarang oleh Lucas.

Tak habis pikir, Athanasia menggunakan sihir teleportasi.

Lucas dengan keringat bercucuran di pelipisnya hanya diam melihatnya.

Syuk

Athanasia muncul di depan Lily. Lilian berseru gembira melihat anak asuhnya kembali.

"Tuan Putri!!" Lily memeluk erat Athanasia.

"Lily, segera panggilkan Dokter istana!"

"Apa anda baik-baik saja Tuan Putri? Apa anda terluka??" Lilian bertanya, ada apa dengan Dokter istana.

"Akhirnya kau datang juga, Bodoh" Claude, si Raja obelia sialan itu muncul didepan pintu, ditemani oleh Felix.

Athanasia menoleh ke arah Claude.

Lily tercengang melihat Felix, pipinya berdarah sedikit.
"Maaf membuat anda khawatir, Yang Mulia" Athanasia membungkukkan badan.

"Mereka yang khawatir, bukan aku, ingat itu" dengan raut wajah datar, Athanasia menjawab.

||Death||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang