Enam

1.3K 143 3
                                    

Beberapa hari kemudian

"Nona Lilian, apa anda tidak apa-apa? Wajah anda terlihat pucat" Felix bertanya pada Lilian.

"Ah-oh, saya tidak apa-apa Tuan Robane" Lily menoleh, gelagapan menjawab pertanyaan Felix.

Akhirnya mereka berdua diam dalam pikiran masing-masing.

Ini sudah hari ketiga semenjak Athanasia menghilang dari istana Ruby. Dan ini membuat Claude naik pitam.

Walaupun Claude sebenarnya membenci Athanasia karena suatu mantra sihir, itu tetap akan membuatnya marah.

Entah kenapa.

Padahal, sebulan yang lalu, ia menamparnya dan memukulinya layaknya orang gila.

Felix menghela nafas kasar. Menandakan terjadi sesuatu yang buruk.

"Ada apa, Tuan Robane?" Lilian bertanya dengan wajah heran.

Felix segera menjawab dengan menghela nafas lagi.

"Itu Nona Lilian......di distrik Sabit terjadi sesuatu yang buruk. Saya harap Tuan Putri tidak kesana, haah" Lilian memiringkan kepalanya sedikit.

"Apa maksudnya terjadi sesuatu yang buruk? Kenapa masalah ini belum terselesaikan? Ada apa dengan Yang Mulia??" berbagai pertanyaan keluar dari mulut Lily, menandakan bahwa ia belum mengerti.

Felix menoleh kesana-kemari, memastikan tidak ada orang disekitar mereka.

Lantas, badannya ia bungkukkan sedikit, kemudian ia berbisik di telinga pelayan yang berada di hadapannya.

Tanpa Felix sadari, jantung Lily berdegup kencang saat nafas Felix mengenai kupingnya.

"Terjadi pembunuhan disekitar sana, dan juga, pembunuhnya tidak meninggalkan jejak sama sekali. Seolah-olah hilang ditelan bumi" Lilian bergidik ngeri mendengar perkataan Felix.

Tubuh Felix kembali ke tempat semula, meninggalkan semburat rona tipis di pipi Lily.

"Itulah sebabnya saya berharap, Tuan Putri tidak kesana. Bahkan di sekitar distrik Sabit, ada zona dimana sihir tidak dapat bisa terpakai" Wajah Felix terlihat muram.

Lilian mengangguk paham. Sekarang ia mengerti.

"Tapi sepertinya kita harus tenang, bukankah Tuan Penyihir Lucas ada di samping Tuan Putri?" setelah berkata begitu, wajah Felix terlihat sedikit cerah.

"Benar, oh ya Nona Lilian, sepertinya ada seseorang yang mengamati kita" Felix tersenyum, bagi Lilian, mungkin itu senyuman yang indah.

Tapi bagi Hannah dan Seth yang sedang mengamati mereka berdua, itu senyuman iblis.

"Ah, saya harus pergi. Terima kasih karena sudah mengobrol dengan saya Tuan Robane" Lilian membungkuk. Memberi hormat pada Ksatria Tangan Kanan Raja.

"Ya Nona Lilian, hati-hati" mereka berdua pamit.

Setelah punggung Lilian tidak terlihat, Felix tersenyum cerah.

Ia berada di mood yang bagus.

Melihat Lily tersenyum, itu membuat Felix sedikit terpana, dan karena itulah Felix berada di mood yang bagus.

Sedangkan Lilian yang berjalan kearah Hannah dan Seth yang sedang bersembunyi, menegur mereka.

Tidak sopan menguping pembicaraan orang lain.

Dan setelah itu, Hannah dan Seth kembali bekerja, dan diamati dengan Lily yang sedari tadi naik darah.

Pindah ke Athy Lucas

||Death||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang