26.Hamil

1.1K 91 9
                                    

Menghabiskan waktu bersama , pergi berwisata , naik onta , berkunjung ke mesjid Kairo dan lain lain . Asyah kini senang bisa bersama Dylan seperti ini , melihat wajah tampan Dylan yang tersenyum membuatnya ingin menangis .

"Kak , Asyah gak tau kedepannya bagaimana . Asyah ingin kakak Bahagia " batin Asyah kala itu .

Bahkan , tampa Dylan ketahui . Asyah selalu beralasan pergi ke toilet untuk meminum obatnya , hingga Asyah memakai lipstick untuk menutupi bibirnya yang pucat .

Kini Dylan dan Asyah berdiri di balkon tempat menginap mereka , melihat matahari terbenam . Dylan memeluk Asyah dari belakang dan menyandarkan kepalanya di pundak Asyah .

"Alhamdulillah , doa aku di kabulkan Allah . dan kamu menjadi istriku " ucap Dylan membuat Asyah tersenyum .

"Kak , kalau misalnya Asyah pergi duluan ke pangkuan Allah gimana?" Dylan menoleh ke arah Asyah dan mengeratkan pelukannya .

"Aku lebih milih kita berdua bersama sama ke pangkuan Allah . aku tidak sanggup kehilanganmu " ujar Dylan .

Runtuh pertahanan Asyah , air matanya mengalir . Rasa bersalah membohongi Dylan sangat besar sehingga ia benar benar takut apa yanh terjadi kepada Dylan jika ia tiada .

"Berjanjilah , jangan meninggalkanku" ucap Dylan menggelamkan wajahnya di kain jilbab Asyah dan tambah mengeratkan pelukan .

Rasa kehilangan , Dylan tidak mau itu akan terjadi . sudah cukup ia di tinggalkan Asyah saat itu , tapi kali ini dia tidak akan melepaskannya dan selalu menjaga wanitanya .



Beberapa minggu ini , keadaan Asyah semakin memburuk . Asyah selalu merasakan pusing dan mual , bahkan Asyah bersikap keras kepala.

Dylan yang tidak enak dengan keadaan Asyah , dia memutuskan membawa Asyah ke rumah sakit untuk mengecek kaadaan istrinya .

" jadi bagaimana dok? " tanya Dylan sambil membawa kepala Asyah ke bahunya karna keadaan Asyah sangat lemah .

"Istri bapak menganduk saat ini , dan usia kandungan itu sudah memasuki 5 minggu " ujar Dokter perempuan yang merawat Asyah sambil tersenyum .

"Alhamdulillah hirabbil'alamin " ucap Dylan bersyukur dan diikuti Asyah yang masih membuka matanya .
Dylan mencium kening Asyah dengan lembut .

"Terima kasih sayang " ucap Dylan dan di balas anggukan Asyah .

Tanpa Dylan dan Asyah sadari , Dokter melihat ke arah jendela dan menampakkan sosok Ari memberi isyarat .
Seperti kemauan Asyah , Ari membuat Dokter itu tidak memberi tahukan penyakit Asyah ke Dylan .

Hamil dengan keadaan sakit , Asyah melawat sakitnya agar Dylan tidak khawatir dengan keadaan .
Tapi Dylan selalu merawat Asyah dengan Baik , pekerjaan Rumah Dylan yang kerjakan .

Asyah tersenyum melihat Dylan yang sedang memanjat pohon mangga di samping rumah mereka .

"Itu kak , yang di kanan ...!" teriak Asyah sambil menunjuk mangga di atas pohon .

Dengan perjuangan , Dylan berusaha mengambil mangga yang berada di ujung ranting . Dylan tidak pintar dalam menanjak pohon , tapi dengan Asyah ia terus berjuang walaupun rasa takut jika jatuh nantinya .

Tak lama, Dylan berhasil mendapatkan mangga muda yang Asyah ingin kam dan langsung turun dari pohon.

"Aku kupas dulu yah , kamu tunggu di teras saja " ucap Dylan dan di balas anggukan Asyah .

Dylan masuk ke dalam rumah , dan Asyah duduk di teras rumahnya sambil menunggu Dylan .

Usia kandungan Asyah hampir memasuki 9 bulan . kata Dokter 15 hari lagi Asyah bisa melahirkan .
Dylan dan Asyah kini makan malam di ruang makan .

"Aku bakal ke Yogyakarta lusa , kata Abi beliau sudah membeli tanah di sana " ucap Dylan menatap Asyah .

"Berapa hari di sana?" tanya Asyah .

" 3 hari " ucap Dylan .

" iya kak , kakak gak papa pergi . kan Ada Bunda dan Ummi jagain Asyah " ujar Asyah membuat Dylan tersenyum .

______________________________________

Assalamualaikum , jangan lupa vote😉

Assalamualaikum Asyah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang