20.menunggu

997 75 3
                                    


Dylan keluar dari dalam mobilnya sambil mengendong tasnya.
Dylan tidak memperlihatkan senyumnya lagi , Dylan menjadi seorang Dylan yang dulu , berwajah Dingin dan tidak memperdulikan sekitarnya.

Sudah 4 bulan , Dylan menunggu Asyah , namun Asyah tidak mengirimkan kabar bahwa dia kembali . Dylan mengusap wajahnya kasar dan beristigfar dalam hati , jangan sampai bisikan setan dengu melabuinya .

Dylan duduk di ambang jendela dan melihat Sebuah benda di tangannya , yaitu Bros Hijab yang dia berikan kepada Asyah dulu.
Asyah setiap hari memakai Bros itu bahkan setiap Saat. Gadis itu sangat gemar memakai Bros di Hijabnya .

"Sampai kapanpun aku selalu menunggu kamu Asyah " gumam Dylan .

"Assalamualaikum Asyah"



















~=================~
















6 Tahun kemudian.

"Selamat nak , papa bangga sama kamu. Kamu udah buktikan kalau kamu akan sukses seperti ini Terima kasih nak " Ucap Pria paru baya kepada anak laki lakinya.

"Terima kasih Dylan sudah menjalani perusahaan Papa dan Gus Azmi" ucap papa Dylan bangga dan memeluk Anaknya.

"Papa.  kan Dylan udah bilang , insyah Allah Dylan akan membawa perusahaan Papa dan om Azmi menjadi perusahaan tersukses kayak dulu " ucap Dylan .

"Sekarang kita pulang yah , pasti mama udah nungguin" ucap papa Dylan (pak Angkasa) di anggukan Dylan.

"Ee.. Tapi pah , Dylan mau pergi sebentar" ucap Dylan.

Pak Angkasa menghela nafas dan memegang pundak Dylan.

"Apa sebaiknya kamu tidak menunggunya nak? orang tuanya telah menutup rapat rapat anaknya , dan semua orang tidak tau bagaiman kaa___"

"Dylan tidak bisa pah " potong Dylan cepat ucapan papanya " Dylan menunggunya selama 6 tahun ini.  dan sampai seterusnya , jika dia milik orang lain pah , Dylan harus melihat langsung dan melepaskannya dengan ikhlas "ucap Dylan tulus .

Dylan selama ini menunggu kehadiran Kholifah Nur Anatasyah , selama 6 tahun.  Dalam tidak pernah lalai melupakan gadis itu . Bahkan sudah beberapa Wanita baik yang pak  Angkasa tawarkan Kepada Dylan.  Dylan menolaknya secara halus .

"Dylan pergi dulu Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Angkasa melihat punggung anaknya dengan hayu . dia merasa , anaknya sangat mencintai sosok anak dari Gus Azmi. Sudah banyak kali Angkasa menanyakan Asyah kepada Gus Azmi. namun Gus Azmi tidak menyaut atau menyuruh Angkasa untuk tidak membahasnya.

"Kamu terlalu sabar Dylan. papa tidak ingin kamu seperti ini " gumam Angkasa dan meninggal kan ruangan kantor mereka.





Dylan kini duduk di sebuah taman , di mana tempat Asyah bermain jika kebosanan , teman yang di hiasi tamana hijau , beberapa kursi panjang dan beberapa Ayunan.
Taman ini sekarang tidak seramai dulu saat Asyah bersenang atau melihat pemandangan indah di sini.
Dylan terus tersenyum saat mengingat wajah indah Asyah saar tertawa dan selalu tersenyum.


flashback on

"Kak Dylan , ko di sini?" tanya Asyah saat melihat Dylan tepat berdiri di depannya.

"Assalamualaikum Asyah" ucap Dylan.

"Waalaikumsalam, ko di sini?" tanya Asyah.

"Liat lo"

"Oh , kak Dylan gak capek berdiri? Duduk gihh..." tawar Asyah sambil menepuk Ayunan di sampingnya .

Dylan mengikuti tawaran Asyah dan duduk di Ayunan yang jaraknya aman dengan Ayunan yang Asyah duduki.

"Kenapa gak kabarin?" tanya Dylan.

"Kabarin apanya?" Tanya balik Asyah karna merasa bingung dengan pertanyaan Dylan.

"Lo di sini"

"Oh , Asyah suka bermain di sini, Asyah bosan biasanya di rumah " Asyah mengucapkan kalimatnya dengan cemberut , siapa yang akan melihat wajah Asyah , pasti ingin menyubit pipi Tembemnya.

"Udah gede , gak usah cemberut." ucap Dylan Tetap bersikap dingin.

"Iiihh... Kak Dylan mah , nyeselin mulu , gak pernah berbicaranya lembut kek dikit " gerutan Asyah dan membuang pandangannya dari Dylan.

"Serah " balas Dylan membuat Asyah semakin kesal.

Asyah melajukan Ayunannya dan mengabaikan Dylan .
Asyah yang semakin lama semakin kesulitan saat menganyun , karna tenaganya tidak sebanyak yang ia inginkan.

"Kak Dylan" lirih Asyah .

"Hmm?"

"Dorong Ayunan Asyah dong , Asyah gak bisa kencang Ayuninnya " keluh Asyah dan menunduk.

Dylan berdiri dari ayunananya dan berjalan ke belakang Asyah. Dylan mulai menarik tali ayunan Asyah ke belakang dan mendorongnya.

Asyah hanya tertawa dan menikmati setiap Angin sebab Ayunan yang di mainkan. Asyah merasa tidak puas karna Ayunanya belum setinggi yang dia inginkan.

"Kak Dylan lebih keras dorong nya..
! " teriak Asyah.

"Pengangan yang kuat !" ucap Dylan dan semakin memdorong lebih kencang ayunannya.

Asyah merasa ini sangat menyenangkan , wajah senyum di wajahnya tidak hilang yang di iringi nada tawa yang cantik.

Flashback off

Mengingat itu , ingin sekali Dylan memutar balik waktu dan terus bersama Asyah .
Namun dia bisa apa? , hanya kata menunggu hanya dia lakukan , dia bisa menunggu seseorang yang di tunggu.

"Asyah , aku ingin kamu kembali " gumam Dylan .

"Bagaimana pun , aku terus bisa berdoa dan menunggu . Allah pasti merencanakan sesuatu " gumam Dylan lagi .

Asyah , adalah wanita ke dua yang membuat Dylan menangis , setelah mama Dylan yang pernah Dylan tangisi , kini Asyah yang Dylan tangisi . Gadis itu bisa membuat Dylan sesak di hatinya dan menangis.
Bantuan Asyah , Dylan tampa ragu memperlihatkan senyumnya yang tampan kepada teman temannya dulu.




______________________________________



Assalamualaikum
Terima kasih udah baca
Assalamualaikum Asyah.

Jangan lupa vote 😉


Assalamualaikum Asyah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang