27.Assalamualaikum Asyah (End)

1.2K 72 7
                                    


Asyah menatap mobil Dylan yang kini menjauh dari kalangan rumahnya . saat matanya tak melihat mobil itu , wajah Asyah berubah menjadi sangat pucat , bahkan lipstik yanh dia gunakan tidak bisa menutupi bibir pucatnya .

Dia memegang perutnya dan berharap akan lebih bertahan sampai anaknya lahir .





8 bulan kemudian





Dylan menatap curiga dengan diri Asyah saat ini , kecurigaannya saat melihat sewadah obat di tas kecil Asyah saat selesai serapan pagi tadi .

Sore ini Dylan memasukan obat yang dia temukan di dalam jantungnya dan meraih kunci mobil .

"Kak , mau kemana ?" tanya Asyah yang baru saja berjalan dari arah dapur .

" ada urusan bentar kakak gak lama , nanti kalau kakak pulang malam ingat jangan lupa kunci pintu dan jendela , dan gak usah gerak banyak banyak dulu , kesihan adeknya " ucap Dylan sambil menghelus perut Asyah yang kini membesar .

"Iya kak Bawal " .

Dylan tersenyum saat melihat Senyum Asyah , namun benaknya merasa sangat miris melihat wajah istrinya yang tiba tiba sangat pucat .

"Ya udah , kakak pergi dulu . Assalamualaikum sayang" .

"Waalaikumsalam " .

Dylan keluar dari rumah , Asyah tersenyum lalu pergi ke dalam kamarnya .







Dylan merasa bingung , Ari menelfon nya dan mengatakan ada hal penting yang akan dia bicarakan .

Sesampai di tempat tujuan , yaitu taman kesuakaannya dan Asyah .

"Assalamualaikum bang " .

"Walaikumsalam , Dylan " .

Dylan duduk di samping Ari .

"Mau bicara apa dengan Dylan?" .

Ari yang menatap senja , kini meralih ke Dylan yang menatapnya bingung .
Ari dengan pelan memberikan sebuah lipatan kertas ke arah Dylan .
Dylan menerimanya dan membacanya , kala itu Ari tak sanggup menahan air katanya hingga dia mengalihkan pandangannya .

Raut wajah Dylan berubah , seakan pisau tajam yang menamcap di dadanya . matanya melihat hasil memeriksakan dokter dengan pasien atas nama Istrinya yaitu , Kholifah Nur Nastasyah .

"Apa dia tidak di sembuhkan ?" .

Ucapan Dylan membuat Ari menggigit bibirnya dan tak menjawab Dylan .

"Mengapa dia mengatakan sama saya kalau dia sudah sehat ? " .

"Mengapa dia berbohong ?" .

"Dia tidak ingin kamu mengetahuinya dan kamu bakal terluka " ucap Ari .

"Dia bahkan membuatku sangat terluka saat dia merahasiakan ini dariku " lirih Dylan .

"Selama ini dia hanya mengkonsumsi obat ini agar terlihat baik baik saja " ucap Ari .

Dylan menatap kertas yang di tangannya , hatinya sangat sakit membuatnya sesak saat membayangkan wajah istrinya yang sangat pucat setiap kali dengannya .

Ponsel Dylan bergetar , Dylan bisa melihat nama "Ummi" yang tertulis di sana .

"Assalamualaikum , Hallo Ummi ?" .

'Waalaikumsalam , nak . Asyah kesakitan saat ini . dia bersama Ummi dan Abi di rumah sakit . cepat datang nak !' .

"Iya Ummi , Dylan segera ke sana ! , Assalamualaikum " .

Assalamualaikum Asyah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang