34

7.4K 451 23
                                    

***----***
Sheila masih dengan kondisi yang sama hanya menatap kosong kedepan sesekali airmatanya jatuh dan bara dengan setia mengelap air matanya Sheila .

Bara mengupas buah walau ia tau pada akhirnya buah itu akan terbengkalai tanpa disentuh oleh Sheila namun bara tetap berjaga-jaga saja . Bara juga menceritakan kisah-kisah yang ending nya bahagia namun Sheila tak bergeming.

" Sayang ... Hari ini mau jalan tidak?
" Sayang aku lapar ...
" Sayang jangan seperti ini , aku sedih aku harus apa
" Sayang .. sayang...sayang

Begitu terus bara sepanjang Sheila terjaga selalu berusaha mengajak Sheila berbicara walaupun tak direspon bara tetap melakukannya sambil menanti Sheila untuk pulih.

.
.
.
.

Pagi ini Sheila terbangun lebih awal dari bara , Sheila merasa aneh tidak ada pertanyaan yang ia dengar . Biasanya saat dia bergerak sedikit saja pasti ada yang bertanya padanya ,Sheila merasa ada yang kosong ..

Sheila terduduk dan melihat bara tertidur dengan keadaan duduk disamping ranjang tidurnya , Sheila sadar dia tidak sendiri selama ini ada bara yang selalu menyemangati nya setiap hari .

Hati Sheila menghangat bibir nya tertarik sedikit keatas tangannya terulur menyentuh pria yang sedang tertidur pulas disamping nya itu.

Sheila mengelus kening bara namun kaget , karena suhu tubuh bara sangat panas . Ssstthhh... Sheila memastikannya sakali lagi dan benar bara demam .

" Dia pasti kelelahan menjaga ku belakangan ini , harusnya aku sadar dia yang selama ini selalu ada disamping ku . - air mata Sheila menetes lagi kali ini mengenai mata bara

Bara yang sadar hal itu langsung membuka mata dan refleks memegang kepalanya yang terasa sakit.

Sheila bergegas memencet tombol yang tersedia di kamar untuk memanggil suster yang sedang berjaga.

" Sayang kau menangis , it's oke aku disini , bara bangkit memeluk Sheila dan langsung dibalas oleh Sheila itu membuat bara kaget sekaligus senang dan mengeratkan pelukannya senyum terukir di bibirnya.

Sheila segera melepas pelukan bara " kau demam bar. - tangan Sheila terulur mengelus pipi bara dan bara sangat menikmati sentuhan lembut dari tangannya Sheila.

" Aku baik-baik saja , kau ingin apa ? Apa kau ingin makan? Mandi ?

Sheila hanya menggeleng " Kau demam bar sebaiknya kita memanggil dokter "
- Sekali lagi Sheila menekan tombol emergency yang ada di dekat nya.

Bara yang merasa kehilangan karena tangannya Sheila tak lagi menyentuhnya kembali merengkuh tubuh Sheila dan memeluk Sheila sedikit erat mencurahkan rasa rindu atas respon yang Sheila berikan.

' tok... Tok .. Tok .. ceklek .. bunyi pintu terbuka membuat Sheila melepaskan diri dari pelukan bara yang sedikit membuatnya sesak .

" Permisi ...- seorang perawat masuk dengan senyum ramahnya " ada yang bisa dibantu?

" Kami tidak membutuhkan apapun suster.. - bara tidak senang acara pelukannya diganggu oleh suster itu .

" Suster tolong panggilkan dokter untuk memeriksa pria keras kepala ini , dia demam tinggi.

" Baik pak silahkan ikut saya untuk mendapatkan pemeriksaan.

" Tidak perlu , Terimakasih aku bahkan tidak ingin meninggalkan calon istriku sedetikpun.

Wajah Sheila memerah bukan buka hanya wajahnya tapi juga kini matanya juga memerah dan akan mengeluarkan air mata setelah mendengarkan kata " Calon Istriku "

Cinta Gila IparkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang