20. Hana & Namjoon (4)

63 6 0
                                    

Cahaya kehidupan Namjoon seperti hilang.
Ide buruk yang telah dirinya lakukan tadi malah kini membuatnya menyesal.

Namjoon kini terduduk pada kursi kerjanya sembari memandang ke luar jendela.
Pikirannya kosong, tak ada gairah hidup.
Kedua matanya kian memanas menahan rasa air mata yang seperti ingin menetes.

Memijat pelipisnya seakan pening.
Dirinya rasa mungkin tak akan ada harapan lagi untuknya. Setelah kebodohan yang dia katakan tadi membuat Namjoon seakan tak ingin beranjak pada pemikirannya pada Hana.

Jeon Hana pergi keluar dari ruangan Namjoon tanpa menjawab sepatah katapun untuk Namjoon.

Hal tersebut membuat Namjoon kini merutuki dirinya. Sakit di hatinya tidak bisa di rundung lagi. Pikiran buyarnya yang sekaan mengatakan Hana akan meninggalkannya setelah ini membuat Namjoon rasanya ingin mati saja. Dirinya tak bisa hidup tanpa Hana.

"Hana-ya, maafkan aku.."

Namjoon kini tak bisa lagi menahan sesak di dadanya, membuatnya terpaksa menangis tertahan. Kembali bayang-bayang Hana selama ini teringat kala tangisan Namjoon menguar.

"Aku mencintaimu Jeon Hana.. sungguh.."




....



Hana kini berjalan dengan melamun di sebuah pantai, tatapan kosong dan suara lantunan pengakuan Namjoon sedari tadi mengisi bayang-bayang pikirannya.

Desiran angin dingin pantai sore hari menusuk hingga ke tulang, matahari sore bahkan akan segera tenggelam.

Hana memeluk tubuhnya seorang diri merasakan dinginnya angin pantai.
Pikiran Hana sedaritadi hanya di isi kejadian pengakuan yang secara tiba-tiba tersebut.

Tanpa Hana sadari hatinya yang terenyuh dan matanya yang terasa memanas akhirnya tanpa sadar meneteskan air matanya perlahan hingga akhirnya Hana memutuskan untuk duduk di atas pasir pantai.

Perasaan Hana pada Namjoon sebenarnya sama. Murni dari hatinya.
Selama ini Hana hanya memendam dan selalu berpikir semuanya tak mungkin. Namjoon dan dirinya memiliki dunia yang berbeda.
Meski selalu berharap dan berusaha jual mahal pada Namjoon lantaran tak mau perasaannya semakin dalam dan serius.

Namun sekarang, semestanya seakan menjawab meski Hana merasa itu semua adalah mimpi semata.


....

Jeon Hana sebenarnya mulai menyukai Namjoon sudah sejak saat dirinya baru bekerja selama 2 bulan di perusahaannya.
Sering memandangi tanpa sepengetahuan Namjoon, dan sangat senang saat Namjoon pertama kali meletakkan minuman kaleng di atas meja kerjanya seakan terlihat seperti mimpi.
Perhatian Namjoon kian terlihat lantaran semakin hari dirinya semakin memberi perhatian lewat sesuatu hal-hal kecil di kantor. Seperti meletakkan hadiah,bunga,makanan, minuman hingga obat di
atas meja kerjanya, hingga sapaan dengan senyum manis kala mereka bertemu.

Hana terlampau percaya diri, namun semua fakta lain mematahkan tujuan Hana dengan sangat pasti.

CEO Kim Namjoon, pria tinggi karismatik dengan wajah tampan dan lesung pipi.
Memiliki tinggak kecerdasan yang berbeda. Muda dan berbakat.

Orang lain selalu memandang Namjoon dengan pandangan positif.

Dengan segala sikap Namjoon yang terlihat seperti memberi keterbukaan pada Hana ternyata hanyalah sebuah mimpi milik Hana semata.
Hana tak sengaja melihat Namjoon bermesraan dengan kekasihnya yang terdahulu.
Meski banyak orang di kantor yang mengatakan Namjoon tengah berakhir dengan kekasihnya tersebut membuat pandangan Hana terhadap semuanya adalah kebohongan.
Namjoon terlihat berciuman panas dengan kekasihnya saat tak sengaja Hana akan membawa file untuk di tandatangani Namjoon.
Sampai akhirnya setelah kejadian itu, Hana berpikir Namjoon tak bisa di raihnya lagi dan tak pantas untuknya.

My Sweet BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang