28. Pilihan.

64 7 0
                                    

Bagaikan angin berhembus kencang tanpa arahan membuat diri seakan stagnan.
Diam tanpa kata adalah pilihan sekarang.
Ragu untuk berkata jujur pada sang adik lantaran takut membuatnya kecewa, namun akan lebih membuat kecewa lagi jika dirinya tak jujur.

Elusan tangan Namjoon terhenti kala mendengar sang adik menanyakan perihal tentang fakta siapa sebenernya Park Yuri membuat Namjoon diam kehilangan kata.
Pikiran berkecamuk dalam diam memilih untuk mengatakan apa yang harus dia katakan.
Lantaran Namjoon sangat tau tentang siapa Park Yuri dan apa hubungan wanita tersebut dengan Seokjin sahabatnya yang sekarang sudah menjadi kekasih adiknya sendiri.

Bak di guncang bumi, Namjoon kecewa pada Seokjin. Dirinya tak tau apakah sang adik mengetahui hubungan Park Yuri dengan Seokjin terdahulu. Namun Namjoon masih bisa berakal sehat terlebih dahulu lantaran cerita tersebut hanyalah masa lalu.

"Oppa, Park Yuri ada di korea sekarang. Dan sedang menjalani project bisnis yang sama dengan Seokjin dan Jinah."
Hyera kembali melanjutkan,
"Oppa... a-aku melihat Seokjin datang kerumah Park Yuri, dan oppa tau apa yang aku lihat? S-seokjin berpelukan dengan wanita itu."

Namun siapa sangka ternyata adik perempuannya tersebut mengungkap fakta yang membuat hati Namjoon sakit sekaligus merasa marah melihat sang adik sedih lantaran bukan dengan hal sepele.

"Melamar adikku? Aku berubah pikiran Kim Seokjin!." -batin Namjoon.


....

Hyera yang melihat sang kakak Hanya diam membuat dirinya seakan percaya bahwa kakaknya sendiri tau lebih dalam tentang hal ini.

"Tolong oppa jujur padaku sekarang..."
-lirih Hyera.

"Apa Seokjin tau kau mengetahui tentang Park Yuri?"

"Apa oppa tau siapa Park Yuri? Kenapa oppa tak mengatakan tentang hal itu?"

"Maafkan aku Hyera...
Tolong jawab aku sekarang, apa Seokjin tau?"

"Tidak oppa. Dia tak tau aku mengetahui tentang Park Yuri."

Hyera berusaha menahan tangisnya dan berusaha tetap tenang, agar sang kakak tak semakin khawatir. Tubuhnya yang bergetar menahan tangis membuat Hyera menarik nafas berusaha menenangkan diri.

Melihat sang adik yang terlihat sangat kacau bahkan badannya bergetar membuat Namjoon menarik nafas kasar, emosinya semakin meluap kala melihat sang adik yang sedang tak baik.
"SIALAN KIM SEOKJIN BEDEBAH ITU AKU HARUS MENEMUINYA SEKARANG!"

Hyera berusaha menahan tangan sang kakak yang akan pergi dengan tersulut emosi.
"Oppa! Jangan! Lupakan!"

"Apanya yang bisa di lupakan?!
APA KAU GILA HYERA?!"

"Oppa aku mohon..."

"Aku mempercayakan kau padanya, tapi apa yang dia lakukan?!
AKU HARUS MEMBUNUH BEDEBAH ITU!"

"Oppa aku mohon jangan!!!"

Teriakan Hyera yang berubah tangis membuat Namjoon terhenti dan beralih memeluk sang adik berusaha menenangkan.

"Maafkan oppa Hyera... maafkan aku..."


....

Hyera yang kini kembali diam, masih tetap berada di sisi kakaknya.
Masih mencoba untuk kembali menjelaskan kepada sang kakak apa yang terjadi.
Menahan sesak di dadanya membuatnya semakin tersiksa.
Berusaha untuk tenang memang sulit.
Melihat fakta bahwa orang yang kita cintai dan kita percayai sepenuhnya namun ternyata menyakiti memang tak mudah.

My Sweet BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang