.
.
.KENZIE sedari tadi sibuk dengan kumpulan buku tebalnya. Memang ia suka membaca, ketika waktu luang. tapi anehnya ia paling tidak suka dipanggil kutu buku, karna katanya itu bisa mengurangi kadar ketampanannya.
Karna kebiasaannya itulah yang membuat Kenzie berada diposisi 1 rangking paralel saat SMA dulu. Dan itu juga yang memudahkannya masuk ke fakultas kedokteran tanpa tes.
Tok tok
Kenzie hanya melihat sebentar ke arah pintu kamarnya, lalu kembali membaca. Ah andai saja dia punya kekuatan memanjangkan tangan untuk membuka pintu.
Karna merasa tidak ada jawaban dari Kenzie, Bram pun membuka pintu. Terlihat anaknya yang masih asik membaca buku. Sikap Kenzie selalu saja seperti itu.
Kadang Bram rindu saat Kenzie masih duduk di bangku sekolah dasar, ia adalah anak yang sangat ceria. Tapi sekarang menjadi orang yang sangat dingin dan tidak memiliki rasa empati.
"Kenn"
Bram mendengus pelan melihat Kenzie tidak merespon ucapannya barusan.
"Tante Felisa udah dateng, kamu turun ya ikut makan malem" lanjutnya.
Kenzie tetap diam, melihat ke arah papahnya dengan tatapan tak percaya. Ternyata ucapan Bram yang akan mengadakan makan malam tidak main-main.
Saat ini Kenzie malas berdebat, pria itu hanya mengangguk dan menutup bukunya. Lalu berjalan mendahului papahnya.
"Loh kamu ngga ganti baju dulu?"
"Masih ganteng juga kan?" jawabnya enteng.
Bram lagi-lagi hanya menggelengkan kepalanya. "Yauda ayo"
¢•¢•¢
Dari atas tangga, Kenzie sudah bisa melihat wanita paruh baya yang terbilang cantik meski usianya sudah tidak muda. Dan disampingnya ada seorang gadis yang sedang duduk membelakanginya.
Ketika gadis itu melihat ke arahnya, betapa terkejutnya dia melihat wajah yang akhir-akhir ini terus mengusik kedamaian hidupnya. Gadis berambut coklat panjang bergelombang, dengan mata yang terlihat coklat selaras. Sedang menatapnya dengan bola mata hampir keluar karna terkejut.
Satu detik
Dua detik
Tiga detik
"Fel, ini anak aku"
Suara Bram membangunkan lamunan dari dua orang yang sedari tadi saling bertatapan dengan perasaan terkejutnya.
"Wahh, ini Kenzie? Salam kenal saya Felisa" ucapnya dengan senyuman sambil mengulurkan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZIELL
Teen Fiction"Dasar kulkas!" "Berenti manggil gue kulkas!" "Kak Kenzie gada bedanya kayak kulkas, dingin." "Kulkas dingin? Sok tau." "Kulkas kan emang dingin!" "Kalo mati lampu?" Gadis itu mengerucutkan bibirnya kesal. "Terus kapan mati lampu? Biar gak dingin l...