Tiga Enam |•| Sisi Buruk

417 37 23
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

PUKUL 06.15 Ziell sudah berjalan disekitar lapangan. Hari ini untuk pertama kalinya, Ziell pergi ke sekolah sendiri tanpa diantar oleh Kenzie.

Suasana disekolahnya masih sepi, hanya ada beberapa siswa yang terlihat. Graziell menghentikan langkahnya lalu menatap langit. Menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya.

"Semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin," batinnya.

"Hei!"

Sungguh terkejutnya Graziell, saat ada yang menepuk pundaknya dari belakang. Siapa lagi kalau bukan Raka.

"Loh? Lo udah nyampe sekolah?"

"You think?"

"Hahaha. Maksud gue, ini kan masih pagi Rak."

"Biasanya juga jam segini kok, tapi gue lanjut tidur di Ruang OSIS, hehe."

Graziell menggeleng. Sekarang Ia tahu alasan Raka selalu ada diruang OSIS pada pagi hari. Dia jadi teringat cerita anggotanya minggu lalu. Sherly bercerita bahwa saat Ia pergi ke ruang OSIS pagi buta untuk mengambil barang, gadis itu samar-samar mendengar suara seperti orang mengigau, dan mengira itu hantu.

Apakah hantu yang dimaksud itu Raka?

Suara tawa keluar dari mulut Graziell. Ternyata setiap hari Ia bertemu dengan hantu yang dimaksud Sherly. Lucu sekali.

"Kok ketawa?" tanya Raka.

"Hahaha, gapapa."

Raka menempelkan tangannya pada dahi Graziell. Suhu tubuhnya normal, mungkin mentalnya lah yang terganggu, pikir Raka.

"Ihh!! Gue gak sakit, Rakaaa"

"Iyaa. Raganya sehat, tapi jiwanya sakit!" cibir Raka, langsung berlari menghindari pukulan Graziell.

"RAKAA SINI LO!"

•••

Graziell sampai di depan kelas sambil mengatur nafas. Bermain kejar-kejaran dengan Raka, membuat nafasnya hampir habis.

Kakinya yang jenjang mulai melangkah melewati pintu. Dari kejauhan, sudah terlihat sebuah kado cantik berwarna pink diatas mejanya.

Graziell mempercepat langkah karna penasaran. "Kado dari siapa?"

"Menurut kamu, dari siapa?" seorang wanita bangkit dari kursi paling belakang. Graziell terkejut melihat keberadaannya. Sejak kapan? pikirnya.

"Bawa lagi, gue gak butuh." seru Graziell malas sambil menggeser kado tersebut. Gadis itu duduk sambil menyumpal telinganya dengan earphone.

KENZIELLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang