Sembilan |•| Kulkas Idup!

1.1K 103 300
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

SETELAH pesta selesai, Bram meminta Kenzie untuk membawa Ziell pulang ke rumahnya. Karna ia akan ke rumah Felisa terlebih dahulu untuk membawa semua barang-barang Felisa dan Graziell. Dan Kenzie hanya menurut. Tumben?

Selama perjalanan, tak ada percakapan. Ziell khawatir, karna sedari tadi Kenzie hanya diam dengan raut wajah seperti orang yang sedang menahan amarah.

"Kak?"

Kenzie tak menghiraukan panggilan Ziell, dia tetap fokus menyetir. Menatap lurus ke arah jalanan yang mulai sepi karna jam menunjukkan hampir tengah malam.

"Kak Kenzie ada masalah?"

Lagi-lagi tak ada jawaban. Graziell menghela nafas panjangnya.

"Kalau mau cerita, boleh kok Ziell pasti dengerin"

"Jangan dipendem sendirian"

"Ziell bukan orang yang---"

Ngiiiiikkk!!

Kenzie menginjak pedal rem mobil secara tiba-tiba membuat Ziell terhuyung ke depan untungnya saja tidak terbentur dashboard mobil.

Pria itu masih menatap jalanan dengan tatapan kosong. Deru nafasnya terdengar sangat jelas. Kemudian ia tenggelamkan wajahnya pada setir mobil.

Ziell yang duduk di kursi penumpang, semakin khawatir melihatnya. Ingin bertanya namun takut membuat Kenzie tambah marah.

"E--emm Kak Kenzie gap--papa?" Ziell terbata karna ketakutan. Kenzie melihat ke arahnya dengan tatapan sinis. Oh my God! apakah Ziell membangunkan singa yang sedang tertidur? Sangat risih rasanya ketika pria itu terus menatapnya tanpa berpaling sedetikpun.

"Gapapa" jawabnya singkat. Mobil itu kembali melaju menembus jalanan yang minim cahaya.

Graziell menghembuskan nafas lega seraya mengelus dada. Kalau bisa, ia sudah sujud syukur karna pria dingin itu tidak mengucapkan kata-kata mematikannya.

.....

Sesampainya dirumah, Ziell hanya mengekor dibelakang Kenzie karna tidak tau harus kemana. Mereka mulai menaiki tangga, lalu Kenzie berhenti tanpa aba-aba membuat Ziell menabrak punggung kekarnya. Memalukan.

"Ma--maaf Ziell ngga sengaja"

"Ini kamar Lo" Kenzie menunjuk ruangan itu dengan dagunya. Tak mau berlama-lama ia kembali berjalan dan masuk ke dalam ruangan yang tak jauh dari pintu kamar Ziell. Mungkin itu kamarnya.

Sebelum Ziell memasuki kamarnya, ia melihat ke arah papan yang terpasang rapi dipintu. Tulisan "Graziell Arabella Jovanka" diatas papan berwarna pink.

KENZIELLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang