.
.
.SAAT ini keluarga bramantyo sedang berkumpul dimeja makan. Semenjak Bram dan Felisa menikah, rumah ini terasa hidup lagi. Sarapan bersama dipagi hari, seolah menjadi rutinitas.
"Kenzie, kamu hari ini ada kelas pagi kan?" tanya Bram sambil memasukan makanan ke dalam mulutnya.
"Iya kali."
"Loh, kamu yang kuliah kok gatau. Tapi kalau anterin Ziell sekolah dulu, bisa kan?"
Kenzie melirik sebentar, ke arah gadis yang masih fokus dengan makanannya. Ia mengangguk sebagai jawaban setuju.
Setelah menghabiskan makanannya, Kenzie pergi ke garasi untuk memanaskan motor. Sedangkan Ziell duduk di teras, tangannya masih berkutat dengan tali sepatu.
Graziell berjalan menghampiri Kenzie. Tangannya bergerak cepat menangkap helm yang Kenzie lempar tanpa melihat ke arahnya.
Sikap Kenzie masih sama, dingin dan menyebalkan. Apakah sinar matahari dipagi hari ini tidak cukup membuat es batu itu mencair?
"Cepetan naik"
"Gak! Ziell mau loncat!" sindir Ziell sambil mengaitkan kaitan helm.
Tanpa di duga. Saat gadis itu akan naik ke atas jok motor, tiba-tiba Kenzie melajukan motornya sampai pagar rumah. Gadis itu melotot, hampir saja tadi ia terjatuh.
"Oh, belum?" tanya pria itu sambil menoleh ke belakang.
Tanpa menjawabnya, Ziell berjalan ke arah Kenzie dengan segala sumpah serapah. Meski hanya berani ia ucapkan dalam hati.
"Kasian atuh den, non Ziellnya." Pak Rudi yang ada di pos satpam menahan tawa.
"Olahraga Pak, dikit."
.....
Gerbang SMA 12 Pagi, sudah terlihat dari jarak 5 meter. Namun tiba-tiba Kenzie menepikan motornya. Astaga! Apakah pria ini akan menurunkannya disini? Yang benar saja.
"Kok berhenti?"
"Udah nyampe."
"Orang belum. Tuh, gerbangnya masih 5 meter lagi."
"Hemat bensin."
Ziell memutar bola matanya malas. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, ia turun dari motor itu, lalu menatap Kenzie kesal.
"Tau, hobi kak kenzie apa?"
"Gue gapunya hobi."
"Nurunin orang dijalan, itu hobi kak Kenzie!"
Kenzie memalingkan wajahnya seraya tertawa sinis. Ia tatap gadis itu, dengan sunggingan disalah satu sudut bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZIELL
Genç Kurgu"Dasar kulkas!" "Berenti manggil gue kulkas!" "Kak Kenzie gada bedanya kayak kulkas, dingin." "Kulkas dingin? Sok tau." "Kulkas kan emang dingin!" "Kalo mati lampu?" Gadis itu mengerucutkan bibirnya kesal. "Terus kapan mati lampu? Biar gak dingin l...