Cinta tumbuh bukan karena menemukan orang yang sempurna, melainkan kemampuan menerima kelemahan-kelemahan orang itu secara sempurna. -Kahlil Gibran
Sama halnya seperti ungkapan itu, kisahku dengannya bukan tentang kesempurnaan. Namun tentang menerima kelemahan masing-masing.
Dialah pria aneh, dengan segala teka-teki nya. Namun, entah sihir apa yang membuatku selalu mencari jawaban dari setiap teka teki itu.
Kita berbeda, dan aku tau itu sejak pertama kali bertemu. Tapi karna perbedaan itulah, yang membuat celah semakin sempit. Sampai tak ada seorang pun yang berani masuk.
Sama halnya seperti yang lain, kita dipertemukan dalam berbagai kesempatan dengan konsep ketidaksengajaan. Mungkin itu yang disebut takdir.
Bedanya, takdir yang kita hadapi adalah takdir yang membuat semuanya rumit. Membuat orang yang berada di sekeliling kita terluka. Sampai akhirnya harus memilih antara berpisah atau bersama dengan resiko yang berbeda.
Satu kalimat yang selalu membuatku bahagia, sekaligus merasa khawatir ketika mengingatnya. Saat kamu menggenggam tangan mungilku. Bibir itu mengulas senyum lalu berkata, "kamu bukan adikku, tapi wanitaku"
Mari kita mulai kisahnya.
Kisah indah dengan satu benang tipis, yang membuatnya dekat namun terbatas..
.
.
.
.
.Assalamu'alaikum guys!!
Alhamdulillah aku kembali lagi dengan cerita ke-2 aku wkwk karna story "Soulmate" bentar lagi end jadi aku publish. Wahh yang belum mampir ke cerita pertama aku, boleh deh mampir dulu terus masukin ke library atau reading list ehehe.Aku akan sangat senang jika ada orang yang ikut menikmati karya yang aku tulis. Dan aku juga sangat percaya bahwa kalian adalah orang yang bisa menghargai sebuah tulisan^_^
Jangan sungkan untuk ikut ngerusuh dikomen wkwk karna aku dengan senang hati meresponnya^^
05 September 2020
Love, Dinn
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZIELL
Genç Kurgu"Dasar kulkas!" "Berenti manggil gue kulkas!" "Kak Kenzie gada bedanya kayak kulkas, dingin." "Kulkas dingin? Sok tau." "Kulkas kan emang dingin!" "Kalo mati lampu?" Gadis itu mengerucutkan bibirnya kesal. "Terus kapan mati lampu? Biar gak dingin l...