.
.
.Sudah tekan bintangnya?😗
"KAK KENZIE, udah nunggu lama?"
"Baru nyampe.
Elvira hanya manggut-manggut sibuk mengaitkan helm. Ia naik ke atas jok motor Kenzie.
"Kak, El takut."
"Pegangan,"
"Boleh??" tanya Elvira antusias.
"Hmm."
Tanpa komando lagi, Elvira memeluk Kenzie dari belakang. Ia sandarkan kepalanya pada punggung lebar Kenzie. Tak lama, motor Kenzie melaju menembus kawasan SMA 12 Pagi.
Sayangnya, Kenzie tidak mengetahui ada seorang gadis yang sedari tadi memperhatikan interaksi mereka di halte sekolah dengan raut wajah sedih.
Gadis berkulit putih itu kembali menatap layar ponselnya.
Kenzie 🤪
Kenzie 🤪 : Maaf, hari ini gue gabisa jemput Lo.
Kenzie 🤪 : Langsung pulang, hati-hati.
"Gue bener kan? Kenzie gak sebaik yang Lo kira."
Graziell mendongak, lalu memalingkan wajahnya ke arah lain, dengan raut wajah tak bersahabat.
Fahri ikut duduk disamping Ziell. Karna merasa risih, gadis itu bergeser menjauh. "Mau balik bareng?"
Seperti waktu yang pas, bus berhenti tepat di depannya. Ziell bangkit dari duduknya, menoleh ke arah Fahri.
"Gausa, Busnya udah dateng."
Tanpa disangka, Fahri ikut berdiri. Berjalan ke arah pintu bus mendahului Ziell.
"Maksudnya, balik bareng pake bus. Soalnya gue ngga bawa motor." jawabnya santai melemparkan senyum termanisnya.
Ziell berdecak, mood-nya semakin buruk. Gadis itu ikut melangkah menaiki bus, karna tak ada pilihan lain. Jika ia menunggu bus yang selanjutnya, itu akan membutuhkan waktu yang lama. Anggap saja hari ini Fahri sedang beruntung.
¢•¢•¢
Motor Kenzie berhenti. Ia lepas helm full facenya, menyisir rambutnya ke belakang seraya menatap gedung tingkat tiga yang ada di hadapannya saat ini.
"Rumah sakit jiwa?"
Elvira tersenyum mengangguk tipis. "Yuk, Kak."
Berbagai pertanyaan muncul dipikiran Kenzie. Ada apa kira-kira Elvira mengajaknya ke sini?
"Maaf, cari siapa?"
"Ibu Rahma." Jawab Elvira ramah, pada salah satu perawat yang tengah menuntun pasien. Memang terlihat sehat secara fisik, tapi tidak dengan jiwanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZIELL
Novela Juvenil"Dasar kulkas!" "Berenti manggil gue kulkas!" "Kak Kenzie gada bedanya kayak kulkas, dingin." "Kulkas dingin? Sok tau." "Kulkas kan emang dingin!" "Kalo mati lampu?" Gadis itu mengerucutkan bibirnya kesal. "Terus kapan mati lampu? Biar gak dingin l...