DuaLima |•| Menyesal

705 74 90
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"GUE yakin, Lo tau dimana Fikri."

"Kasih tau gue sekarang! DIMANA FIKRI?!"

"Tunggu disini,"

Pria berperawakan tinggi itu melenggang pergi. Lalu kembali seraya menenteng sebuah kunci. Gerak-geriknya tak luput dari perhatian Graziell, yang sedari tadi hanya mengernyit bingung.

"Ada hubungan apa kak Nesya sama Alm. Fikri?" tanyanya dalam hati.

¢•¢•¢

Di dalam mobil, Nesya sibuk menelpon seseorang. Meski sedari tadi hanya ada suara wanita yang mengatakan 'Nomor yang anda tuju tidak aktif'

Nesya membanting handphonenya ke sembarang arah. Ia memijit pelipisnya yang terasa pening. Rasa panik itu kembali muncul. Membuat keringat bercucuran, bersamaan dengan air matanya. Emosinya tidak dapat ia kontrol.

"Sebenernya, Kamu kemana sih Fik!" gumamnya frustasi.

"Aku takut, Kamu kenapa-kenapa. hiks... hiks.."

Di kursi pengemudi, Kenzie hanya menggigit bibir dengan wajah serius. Bagaimana caranya mengatakan pada Nesya, kalau Fikri meninggal seminggu yang lalu.

Tanpa komando, Kenzie menghentikan mobilnya. Pria itu menyisir rambutnya kebelakang seraya menutup mata frustrasi.

"Ken, kenapa berhenti?"

"Fikri ada disini?"

"Dimana?"

Helaan nafas terdengar dari mulut kenzie. Ia menatap Nesya seolah menyelidik.

"Lo gak tau, atau lagi ninggalin jejak?"

"Maksud Lo apa?! Kalau gue tau Fikri dimana, gue gak akan panik gini!"

"Oke. Gue tau, gak seharusnya gue ketemu lagi sama Fikri. Tapi please Ken, kasih tau gue dimana Fikri." Nesya menggoyang-goyangkan lengan Kenzie sambil merengek. Matanya terlihat merah, karna terlalu banyak menangis.

Otak Kenzie kembali bekerja. Sepertinya ia harus membuang jauh-jauh pikiran kalau Nesya adalah pelaku utama atas meninggalnya Fikri.

"Jadi Lo gatau?"

"BERHENTI BECANDA, KEN!"

¢•¢•¢

Mata yang terlihat kosong, tangan yang bergetar hebat, serta air mata meluncur bebas di pipinya, cukup menggambarkan bagaimana hancurnya perasaan Nesya saat ini.

KENZIELLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang