.
.
.JEDAR!!
Mendengar ada suara petir, seorang anak laki-laki berlari ke rumah berwarna cream dengan pintu yang sedikit terbuka.
"Raa? Araa?"
Anak laki-laki itu terus mengetuk pintu. Karna tak ada jawaban, perlahan ia dorong pintu lalu masuk ke dalam rumah.
"Raa?"
Sebuah kilat terlihat dari pantulan kaca jendela, sontak membuat anak laki-laki itu memejamkan matanya. Tak lama suara dentuman petir terdengar menyusul.
"ARRGGHH!!!!"
"ARAAAA!!"
Buru-buru anak laki-laki itu masuk ke dalam rumah. Berjalan gontai menaiki tangga, tujuannya adalah kamar tempat gadis itu berada.
Ceklek..
Pintu kamar dibuka. Kosong, seperti tak ada orang. Tapi anak laki-laki itu yakin, Ara ada di dalam.
"Ra?"
"Hiks.. hiks.."
Ia memeriksa kolong ranjang. alhasil nihil, tak ada orang. Kemudian anak laki-laki itu beralih untuk membuka lemari gantung.
Benar saja, seorang gadis kecil cantik nan jelita, sedang bersembunyi di dalam sana. Kedua kakinya ia tekuk, sedangkan tangannya ia gunakan untuk menutup telinga. Matanya terpejam ketakutan.
Anak laki-laki itu tersenyum melihat gadis kecil yang ia cari.
"Keluar, Ra."
"Gamau! Hiks hiks... Ara takut petir."
Anak laki-laki itu mengulurkan tangan mungilnya. "Di sini, ada aku."
Secara perlahan Ara membuka mata indahnya, mendongak ke arah suara. Ia sambut uluran tangannnya dan langsung menghambur ke pelukan anak laki-laki itu.
"Ara takut... Ara takut.."
JEDAR!!!
"ARGHHH!!!!!"
Mata Kenzie seketika terbuka lebar. Ia baru saja terbangun dari mimpinya. Nafas yang tersengal-sengal, juga keringat dingin bercucuran di pelipisnya. Lagi-lagi untuk kesekian kalinya, Kenzie bermimpi aneh. Ara? Siapa gadis kecil itu?
JEDAR!!!
Suara dentuman petir terdengar nyaring mengalahkan gemercik hujan. Bahkan, membuat kaca jendela ikut bergetar.
"AARRGHH!!"
"Graziell?!?"
Teriak seorang gadis terdengar dari ruangan sebelah kamar Kenzie. Tidak salah lagi itu pasti Graziell. Buru-buru ia menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZIELL
Novela Juvenil"Dasar kulkas!" "Berenti manggil gue kulkas!" "Kak Kenzie gada bedanya kayak kulkas, dingin." "Kulkas dingin? Sok tau." "Kulkas kan emang dingin!" "Kalo mati lampu?" Gadis itu mengerucutkan bibirnya kesal. "Terus kapan mati lampu? Biar gak dingin l...