Senja mengajarkan yang pergi suatu saat akan kembali, asalkan jangan pernah berharap bisa memiliki. Karna itu belum pasti.
Lisa dapat di ibarat kan sebagai senja, karna ia yang kini mengharapkan orang yang dulu pergi, bisa kembali lagi di sisi nya, walau harus pakai cara apapun. Menurut nya sesuatu yang ia ingin harus bisa di dapatkan.
Lisa masih tercengang di bangku taman mini belakang rumahnya, ia teringat masa lalu pastinya. Kadang masa lalu belum bisa di lupakan sepenuhnya, entah itu hanya mulut yang berkata. Tapi.. Hati sedang sejalan pada saat itu.
Ia kembali mengambil ponsel miliknya dan mencari salah satu nama pada deretan pertama, " Hallo Adel lo ada dirumah kan?" tanya Lisa saat telpon nya tersambung.
"Iyaa kak ada apa?"
"Ando nya ada ngga?"
"Oh ada kak, mau Adel pangil nih?"
"Ngga usah, kakak aja yang kesana. Makasih ya. By.."
Lisa sudah memikirkan cara ini dengan baik, ia harus mengungkapkan isi hatinya. Ia terlalu yakin bahwa Ando juga masih menaruh hati pada nya.
***
"Hallo Adel apa kabar?" sapa Lisa.
Orang yang pertama muncul membuka pintu untuk Lisa, " Baik kak, masuk kak!" Lisa tersenyum dan masuk sambil melihat sana-sini.
"Cari Abang ya?" tanya Adel menebak gelagat Lisa barusan.
"Eh..iyaa dia dimana?"
"Bentar yaa, Adel pangil dulu."
Adel naik ke lantai atas, sedangkan Lisa duduk di ruang tamu rumah Ando. Sangat tidak asing..., karna rumah ini sering ia kunjungi dulu.
"Ehh Lisa kapan dateng nya?" tanya Papa Ando yang sempat melintas.
Papa Ando berbeda dari Mama nya, walau ia tahu. Siapa Lisa, dan apa sebab Ando tidak menyukainya datang kerumah ini. Tapi.. Seorang lelaki tak menaruh dendam sebegitu lama, dan tidak rewel. " Ehh, iya Om baru aja sampe." Lisa menyalalimi Papa Ando sopan.
"Cari Ando? Bukannya dia tidak ada dirumah." jelas Papa nya.
Terlihat Adel yang turun dari tangga, hingga Lisa lebih penasaran. Apa yang ingin di katakan Adel, " Kak maaf, Abang ngga ada di kamar, Adel kirain tadi ada." ucap Adel kepada Lisa.
"Abang mu 5 menit yang lalu keluar, belum juga lama kok." jawab Mama Ando yang membawa segelas kopi dan beberapa toples roti.
"Kamu nyari Ando buat apa?"
"Santai Ma, jan ngegas." sahut Adel, tersenyum kikuk ke arah Lisa.
"Ini lbu rempong banyak mulut deh, perasaan dari dulu sampe sekarang ngga pernah akur sama gue." Lisa menggerutu geram di dalam hati.
"Kalian udah putus kan?"
"Udahlah Ma, urusan anak remaja. Biarin aja, jangan ikut campur."
"Mama kam nanya, ngga salah kan Pa? Kamu juga Adel, kenapa gitu muka nya?"
Mama Ando heran, sebenarnya anak satunya itu dukung dia ngga sih? Dari tadi manyun, masang muka tembok.
"Abang tadi bilang mau kemana Ma?" ujar Adel langsung bertanya.
"Mama bukan tukang ojek, setiap orang mau pergi ditanya gitu."
"Dia kan..."
"Udah Adel." sahut Papa nya.
Lisa merasa tidak enak, susanan nya sangat mengharukan. Masa anak sama Ibu berantem di depan menantu. Eh menantu? Salah sih.
"Om Tante, Lisa pamit pulang aja ya! Lagian Ando nya juga ngga ada."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak Serius [ END ]
Teen FictionKata polos bahkan sering kita dengar di dalam kehidupan nyata, entah itu tentang cewek polos atau lugu. Lalu bagaimana dengan kata polos yang hinggap pada seorang cewek yang mengaku diri nya adalah bidadari. Apakah tingkah polos yang ia perlihatkan...