"LANGIT HATI GUE TERSENGAT ALIRAN LISTRIK KW DAN SEKARANG GUE INGIN TURUN HUJAN AJA BIAR KONSLET SEKALIAN." teriakan Mitra nyaris nyaring tapi hanya bisa di dengar oleh diri nya dan orang di sekitar.
Apalah daya suara seorang cewek, mau nyaring pun kadang hanya di saat melihat hewan yang menjijikkan.
Mitra berdiri di atas gedung sekolah sendirian dengan Ando di belakang, tanpa Mitra sadari Ando telah mendengar teriakan nya yang ngaur. Karna Mitra tetaplah Mitra sekalipun ia tersakiti sifat asalanya masih melekat.
"Gue mulai benci sama hati sendiri. Kenapa sih harus merasakan sakit saat melihat cowok ganteng dekat dengan cewek cantik selain gue? Kenapa juga harus Ando yang ngebuat hati gue sakit. Apa selanjutnya Bastian? Ngga boleh!"
Mitra langsung berbalik berniat untuk mencari Bastian teman nya, " kenapa lo ada disini?" tanya Mitra setelah sadar bahwa ada Ando di belakang nya.
"Jangan sok tegar, gue tau lo rapuh," ucap Ando senyum mengejek.
"Please, jangan asal ngomong. Yang barusan gue bilang itu bener. Gue emang serius benci sama lo. Jadi jangan sok peduli lagi. Gue benci karna lo udah buat hati gue sakit. Sakit banget.."
"Gue pergi, dan lo jangan muncul di permukaan bumi lagi atau di dasar laut, kalaupun mau nongol silahkan lewat jalur udara," ujar Mitra datar.
Ando terkekeh geli memegang perut nya dengan senyum tertahan, " gue tau lo sakit hati karna gue. Tapi sifat bodoh lo itu kok terus melekat sih?"
Mitra mengernyit, " maksud lo?"
"Engga. Jadi gini, tadi yang gue liat lo kok kayak buas banget sama Lisa. Katanya benci sama gue juga, tapi kok sifat nya beda gini?" tanya Ando heran bingung.
"Emang gue benci sama lo, karna lo udah buat hati gue sakit. Tapi..."
Mitra melirik Ando, " muka lo itu ngga bisa gue buas-buas sama cowok ganteng."
Lagi-lagi Ando terpingkal mendengar tuturan langsung dari mulut Mitra, bukan nya mereka berantem malah ketawa-ketiwi ngga jelas. Tapi hati Mitra tetap sakit tidak bisa di pungkiri masuh nyut-nyutan.
"Gue mau nyari Bastian. Banci gue sama lo, pergi sana sama cewek lo. Dan satu lagi kita kan belum putus. Jadi gue putusin lo, fiks gue menang!"
"Menang apanya?"
"Menang. Karna mutusin lo. By.."
Mitra berjalan berlalu, Ando masih sempat menghalanginya. Mereka sama-sama berdiri sejajar. Dengan Mitra yang menengadah menatap Ando, " ada apa lagi. Lo mau balikan sama gue?"
"Lo beneran ngga suka sama gue?"
"Kan dah gue bilang, gue suka sama lo. Tapi ngga serius artinya ngga sayang beneran tapi boong. Paham kan?"
Ando terdiam begitupun Mitra, mereka sibuk dengam pemikiran masing-masing. Jadi selama ini. Hari-hari yang mereka lalui sama sekali tidak ada artinya dong?
Sebenanya diantara mereka siapa sih yang membohongi perasaan nya?
***
"Bastian gue mutusin Ando. Dan dia lebih milih Lisa, hati gue sakit Bas."
Mitra mulai bercerita di bangku nya dengan Bastian yang mendengarkan sambil memainkan permen karet di mulut nya, " terus lo minta balikan?" tanya Bastian.
"Gue yang mutusin," kata Mitra manyun.
"Lo jomblo dong sekarang?"
"Bukan. Gue single."
"Parah. Gimana.."
Bicara Ando tertahan karna dia yang melihat Lisa nyelonong masuk ke kelas mereka dengan muka masam nya.
"Jadi gini kelakuan lo hah... Di beri hati minta jantung."
"Gue suka empedal kak maaf," ujar Mitra terkekeh. Lisa mengebrak meja dengan kuat dan menendang kursi yang Mitra duduki.
"Santai dong. Jangan main kekarasan. Ini sekolah bukan tempat petinju. Lo kok beringas banget sih jadi cewek?"
Bastian mengeluarkan suranya setelah melempar permen tepat di samping Lisa dan mengenai lantai yang tak berdosa, " dia yang mulai. Lo tau kan Bas gue sayang sama Ando, dan teman lo ini dengan sok kecantikan ngerayu Ando di belakang gue?"
Cantikan gue balas Mitra di dalam hatinya, kali ini ia masih bisa menahan emosi, karna Mitra tak mau di cap sebagai cewek brandal. Mau nya di cap sebagai cewek manja saja itu sudah cukup baginya.
"Lo ada bukti? Lagian Mitra juga udah mutusin Ando. Bukan nya lo seharusnya syukuran?" tanya Bastian mengolok.
"Gue ngga ada bukti. Tapi teman gue yang bilang bahwa dia," Lisa menunjuk Mitra ganas, " mulai macem-macem di belakang gue." teriak Lisa mulai kehilangan kendali.
Ia mendekati Mitra dan ingin menarik rambut nya, tapi terhalang oleh Bastian.
"Jangan sentuh milik gue, atau lo bakalan nyesal seumur hidup," ucap Bastian yakin.
"Oh lo bela dia daripada gue?"
"Lo mau balas dendam, karna gue ngga milih lo gitu?"
Bastian terdiam, " asal lo tau aja ya Mitra. Lo ngga bakalan selamat kalau berani deketin Ando lagi."
"Gue tinggal pake sabuk pengaman biar selamat ngga ribet kok," ucap Mitra pelan tapi di dengar oleh Lisa.
"Dasar cewek bodoh."
"Mulut lo di kunci bisa ngga? Mau gue yang ngunci. Belom pernah ngerasain gembok alami?" tanya Mitra datar dengan tatapan mata ingin mencabik mangsa.
"Sok.. Lo hanya berani karna ada dia.. Dan lo Bas hanya di peralat oleh Mitra. Mangkin hari gue liat lo mangkin bodoh Bas," lirih Lisa pelan sangat menusuk.
"Diam cewek licik. Pergi lo sekarang, sebelum gue buat idup lo ancur," ucap Bastian memanas.
"Hah emang bisa?"
"Kalau Bastian bisa lo mau nangis darah ato mutiara?" tanya Mitra mengejek.
"Kita liat aja. Siapa diatara kita yang bakal nangis darah atau mutiara."
Mitra mengangkat bahu nya santai, " siapa takut. Kalau kalah jangan dendam ya!" ledek nya tersenyum jahil.
Lalu ia melirik Bastian terlihat temannya itu bengong, " Bas lo dukung gue ato dia?" tanya Mitra bertanya.
Ia tampak heran, " kalian emang tarohan apa? Kok gue ngga paham dari tadi bahas apaan."
"KITA BAHAS PERPERANGAN." jawab serentak oleh Lisa dan Mitra.
Mereka sama-sama kesal. Lisa langsung pergi meninggalkan kelas, dan Mitra yang langsung duduk kembali di kursi nya. Bastian hanya acuh tak acuh mendengar mereka yang memasang muka kesal.
"Gue yang ganteng kok mereka yang sok kegantengan sekarang." gumam Bastian ikut duduk di sebelah Mitra.
"Lo kalo cemberut tambah cantik." canda Bastian tanpa melihat si punya muka, " gue udah dari lahir cantik dan akan abadi sampe kapan pun."
"Kalau dah nenek-nenek?" tanya Bastian lagi. Mitra melirik, " lo pasti taukan jawaban nya apa? Kenapa masih nanya?"
"Gue kan kepo!"
"Bodoamat."
"Kita marahan ni?"
Mitra terdiam malas untuk menjawab pertanyaan Bastian yang berbelit, " sayang ngga si sama Bastian?" tanya Bastian mulai menggoda Mitra.
"Sayang dong." Mitra mulai tersenyum lebar, hati nya cepat luluh bila Bastian yang terus ngoceh.
"Malem nanti makan yuk, gimana?"
"Gue kan ngga pernah nolak Bas." ia menepuk bahu nya berkali-kali dengan sangat kuat. Dengan sangat sengaja Bastian tersenyum paksa menahan sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak Serius [ END ]
Teen FictionKata polos bahkan sering kita dengar di dalam kehidupan nyata, entah itu tentang cewek polos atau lugu. Lalu bagaimana dengan kata polos yang hinggap pada seorang cewek yang mengaku diri nya adalah bidadari. Apakah tingkah polos yang ia perlihatkan...