Tidak Serius [ END ]

Tujuh 🍁

Menurut ku, teman adalah orang sinting yang mau bertahan dengan seseorang. Bukankah teman selalu bertingkah bodoh saat bersama ? Tapi kenyataan teman itu tetap bertahan meskipun kelakuan nya ngga masuk akal. Apakah bisa di bilang sinting.

***

Mitra menarik paksa tangan Ecak keluar mobil, dengan Ecak yang terus ngomel setengah sadar.

"Permisi.."

Teriak Mitra setelah mendekati gerbang rumah mewah milik pangeran bumi.

"Permisi." teriak nya sekali lagi, apakah tidak ada orang?

"Lo bodoh!" ucap Ecak merapikan rambut nya yang sempat acak-acakan.

"Ini rumah besar, mana kedengaran suara cempreng lu itu." jitakan nya mendarat pada pala cantik Mitra.

"Duhhh, teman gue kasar," ucap Mitra kesal lalu menjauhi Ecak.

Ecak mulai mencari sesuatu, apakah dia sedang mencari tempat untuk tidur?

"Ini dia," ucap Ecak sumringan.

"Lo mau tidur lagi Cak?"

Tak ada jawaban Ecak malah memencet bel, yang telah di temukan nya. Apakah Mitra sebodoh itu?

Ting..tong..

Tak seberapa lama, munculah seorang bapak-bapak membuka gerbang rumah milik Bastian.

"Cari siapa mbak?"

"Bastian nya ada pak?"

"Ada mbak. Silahkan masuk!"

Mitra berlari meninggalkan Eca yang di belakang tampak kusut muka nya.

"Tinggalin."

Huaaaaooooommmmm..

Ecak menguap lagi, kali ini ia menguap dengan mulut menganga lebar. Memberi kesempatan para lalat memasuki tempat baru mereka.

"Cak, bisa ngga mangap nya lebih besar ngga?" suruh Mitra memancing Eca agar cerewet.

"Huaaaooommm.."

Lagi-lagi Eca menurut. Sebenarnya bukan nurut, memang mata nya itu sudah jadwal terpejam sekarang.

Tiba-tiba saja..
"Uhukk, uhukk, huueeekk." Ecak memuntahkan sesuatu barang, yang telah lolos masuk ke mulut nya.

"Hahahahah, makanan gratis." teriak Mitra, bersorak riang.

Lalat. Iyaa lalat ! Se-ekor lalat masuk tanpa izin ke mulut mungil Ecak.

"Gimana enak ngga?"

"Ngga enak."

"Lebih enakan tidur." lanjut nya marah.

"Kalau itu sih, tidak bisa di pungkiri." jawab Mitra, meninggalkan nya.