Selamat membaca.
***
"Masakin gue sayur lodeh," perintah Aziz semaunya sambil berjalan ke arah Mitra yang memencet remot AC rumah nya.
"Wahh di sini dingin guys, cool." seru Aziz lagi merebut remot nya.
Suasana yang memang kuat angin nya pada malam itu, masih saja Mitra nyalakan AC dengan suhu yang tinggi biar tambah dingin, " hati gue panas jadi perlu suasana yang dingin," beo nya sangat pelan.
"Ah mending lo masak. Masa tamu ngga di kasih makan sih?"
Mitra hanya menghela nafas berat, ada benarnya. Aziz yang ia tinggalkan sedari tadi belum di kasih makan sama sekali. Raut muka nya itu loh seperti anak kucing yang memelas meminta makan kepada tuannya. Jadi gemes gue liat nya!
Sebelum ia beranjak ke dapur, lebih dulu ia mencolek dagu Aziz menggoda lalu ia berkata pelan, " anak manja mana tau masak sayur lodeh, tau nya cuma masak mie instant. Mau?" tanya nya mengerling nakal. Tanpa anggukan pun Mitra akan melakukan nya.
Ia memasuki area dapur yang jarang sekali ia sentuh peralatan nya, jangan kan menyentuh membedakan antara kuali dan panci saja ia tidak tau.
Untung saja ia bisa membedakan antara mana yang mie instant atau bukan, ia membuka lemari paling atas. Mencari stok mie yang ia simpan telah lama. Namun, sayang barang yang ia cari tak ditemukan.
Mitra mencoba membuka lemari bawah, disana ia melihat ada sebungkus mie bertuliskan MI BURUNG DARA. Yang penting mie lah ya, bodoamat!
"Aziz," teriak Mitra dari arah dapur yang menggema hingga ke ruang tengah.
"Kenapa?"
"Kuali bentuk nya kek mana?"
Alah sebenarnya repot harus teriak-teriak di malam hari, untung saja malam itu turun hujan. Jadi suara Mitra yang berteriak tidak akan mengganggu tetangga.
"Lingkaran, melengkung di tengah, terus... Apa lagi ya? Eh.. Yang penting item belakang nya," sahut Aziz samar terdengar.
Yang di dengar Mitra hanyalah, yang dibelakang nya hitam. Ahh banyak yang warna item, ambil yang ini ajadeh!
Ia mengambil tepat kuali yang berada tak jauh dari jangkauan nya, setelah susah payah mencari alat sekarang ia fokus untuk memasak bahan.
"MI BURUNG DARA...ENAK NYA NYAMBUNG TERUS." Seolah-seolah sedang siaran langsung, seorang Mitra melantunkan nyanyian nya.
Tak terasa mie yang ia rebus tampak sudah matang, lalu ia sendiri mencoba untuk merasakannya terlebih dahulu.
"Umhhh. Tawar," ujar Mitra menelanya kuah mie secara paksa.
"Dimana garam, micin, lada, bawang, serta sapi?" ia bertanya seolah mendapat jawaban sendiri, " nah ini dia masako sapi. Biar enak di tambah ini aja." ide yang cemerlang bukan?
Setelah menambahkan masako. Mie tersebut ia masukkan ke dalam mangkok kaca, di beri sedikit hiasan. Ia potong beberapa tomat, sedikut mentimun, dan taburkan di atas nya cabe kecil.
Dengan percaya diri yang tinggi, Mitra membawa masakan instant nya ke ruang tengah mempersembahkan mie cepat saja untuk Aziz. " SIAP MAYBE."
Terlihat sekali seorang Aziz kelaparan, ia sangat bersemangat melihat hidangan yang ada di depan nya.
Mitra tersenyum nakal, " gue coba ya?" seru Aziz sigap mengambil sendok dan garpu yang telah di siapkan.
Baru saja satu kali suapan, mie yang masuk ke dalam mulut nya serasa air hujan. Sangat hambar, apalah daya perut yang sedari tadi minta di isi tidak mampu membuat mulut untuk berkomentar lebih jauh. Cewek yang di kenal sebagai teman Aziz itu tersenyum menang.
***
"Aziz pulang sekolah jemput gue ya, please. Bentar aja kok lagi males bawa mobil." ia merengek kepada Aziz. Cowok yang terkenal badboy nya dulu, terlalu gampang luluh oleh Mitra yang manja.
Mitra menarik ransel nya dari pundak Aziz yang masih berada diatas motor, " kalau ngga mau jemput. Gue bakalan..."
"Siapa bilang ngga mau," segah Aziz.
"Takut kan lo..."
Aziz mengusap kepala Mitra tanda sayang nya ia kepada teman nya satu itu, " ingat sekolah untuk menuntut ilmu. Bukan untuk bermain-main."
Mitra cemberut, " bukan lagi Mitra yang kecil kali di nasehatin kek gitu."
"Yaudah ke kelas sana!"
"Ok."
Aziz melambaikan tangan isyarat perpisahan sesaat, di balas oleh Mitra dengan senang hati.
Dilain sisi tampak Lisa yang melihat dari kejauhan, salah lihat atau hanya kebetulan? Kenapa orang yang barusan bersama Mitra kayak gue kenal.
"Sa liat apaan?" tegur Ando yang sudah berada di samping nya ikut memerhatikan.
Ia kaget seketika, " e..ehh Ando kapan sampai nya coba?" gerak-gerik yang dapat Ando tebak, bahwa Lisa sedang tertangkap basah melakukan penyelidikan.
"Kelas yuk!"
Ia mengamit lengan kekar pacar nya, tak menghiraukan berapa banyak mata yang melihat ke arah pasangan yang lagi di sebut-sebut oleh banyak orang di sekolah mereka, " punya pacar ganteng aja gaya nya kayak dunia milik dia sendiri." sindir cewek narsis yang mereka lewati.
Lisa menahan lengan Ando untuk melanjutkan jalan nya. Ia berhenti tepat di depan cewek yang mulut nya sangat kurang ajar di dengar. " bilang aja lo dengki," ucap Lisa tersenyum sinis.
Ando menebarkan senyum nya pertanda ia ingim berdamai tak mau Lisa punya urusan yang tak berfaedah itu, " mereka cuma becanda yakan?"
"Lo kok bela mereka sih?"
"Gue ngga belain mereka kok."
Seketika Lisa cemberut, membuat Ando malas untuk melanjutkan perdebatannya. Banyak dari mereka yang berharap pasangan itu tak bertahan lama, entah itu karna Lisa yang terlalu berlebihan.
Ando mengantarkan Lisa di depan kelasnya, setelah itu ia langsung pergi tanpa kata abal-abal terlebih dahulu.
***
Jam makan siang Mitra putuskan untuk makan sendiri. Ia tak berminat untuk mengajak siapapun termasuk Eca sekaligus. Mood nya siang itu tak lagi bagus banyak situasi yang bahkan membuat nya ingin sekali berhenti sekolah. Dan ending dari pertemanan nya dengan dua cowok ganteng bahkan kandas. Dimana Ando mendapatkan lagi kekasih nya yang hilang. Dan Bastian tak lagi bersikap manis padanya, bukan ini yang Mitra inginkan.
Tapi alurnya berjalan tak sesuai keinginan, ia jadi takut sendiri memikirkan kisah nya yang nyaris hampir kehilangan lelaki ganteng di hidupnya.
Haruskah ia berhenti menjadi sosok cewek manja disekolah. Temannya Aziz pernah mengatakan bahwa tak selama nya hidup akan bahagia, ada saat nya kita merasakan sakit. Entah itu karna perlakuan orang terdekat atau sahabat kita sendiri.
Mungkin kisah dari pertemanan nya ini tidak akan berakhir bahagia. Lebih baik Mitra kembali menjadi diri nya sendiri. Ia harus berubah menjadi sosok yang baru, sosok yang tak lagi seperti dulu, yah! Harus menjadi diri sendiri itulah keputusan yang lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak Serius [ END ]
Teen FictionKata polos bahkan sering kita dengar di dalam kehidupan nyata, entah itu tentang cewek polos atau lugu. Lalu bagaimana dengan kata polos yang hinggap pada seorang cewek yang mengaku diri nya adalah bidadari. Apakah tingkah polos yang ia perlihatkan...