Empatpuluh 🍁

35 6 1
                                    

Mitra menyandarkan tubuh mungil nya di sofa besar nan empuk di rumah milik Aziz. Ia sedari tadi rebahan, guling-guling tidak jelas membuang rasa bosan.

Sedangkan Aziz sibuk memainkan ponsel nya, entah kegiatan apa yang sedang berlangsung di kerjakan oleh Aziz. Mitra malas untuk bertanya.

"Ziz woii hello. Lo ngapain aja sih di ponsel? Asik banget kayak nya."

"Nih gue mau ngasih tau. Lo pernah kan pasti nya ngerasain hati yang berbunga-bunga?" tanya Aziz menggoda.

Mitra manyun, " hati gue bukan lagi berbunga tapi udah berpohon-pohon."

"Elah. Punya masalah apalagi sih lo?"

"Cowok yang gue suka malah ninggalin gue sama gebetan baru nya," jawab Mitra to the point.

"Ando?" tebak Aziz

"Itu sih gebetan Ziz, Bastian itu loh yang gue suka. Malah jalan sama gebetan nya, dia ngga tau apa rasa sakit nya gimana.."

"Ngga kenal."

"Biasa aja kali jawab ngga kenal nya."

"Eh ngambek nya ke gue lo ya? Mendingan lo makan beng-beng sana! Manatau.."

"Ngga doyan." teriak Mitra.

Refleks Aziz menutup telinga nya. Benar-benar di buat kesal oleh Mitra dia hari ini, bukan nya bahagia malah tambah kesal. Mitra sama sekali tak berniat untuk mendengarkan Aziz curhat juga.

Aziz duduk di sebelah Mitra, " Mit. Lo kenal ngga sama ni cewek. Nama sekolah nya sama kayak lo."

Mitra melirik walau dia agak kesal, tapi tetap aja penasaran. " Sahabat gue Ziz masa lo ngga kenal sih."

"Ya mana gue tau. Gue sama dia lagi PDKT loh. Bagus deh kalau sahabat lo."

"Biar gue comblangin gitu. Ogah! Kisah cinta gue aja putus tengah laut, tenggelam di dasar sungai, hangus di telan api.."

"Di muntahkan oleh buaya." sahut Aziz menjitak gemas kepala Mitra.

"Bisa serius ngga sih?"

"BISA." jawab Aziz membenarkan posisi duduk nya. Lalu menaruh ponsel di atas meja.

Ia kali ini benar-benar menjadi pendengar yang baik, dang menjadi sang motivator untuk teman nya.

"Terua di dasar hati lo. Lo masih suka ngga sama tu Bastian?"

Mitra terdiam, " kalau lo suka perjuangin. Ya kat orang kalau jalur kuning belom melengkung.."

"Gue tau!" sahut Mitra semangat, " maksud lo gue harus perjuangin Bastian sebelum dia jadian sama gebetan baru nya."

"Cemerlang! Lo itu kan cantik kayak bidadari, pasti gebetan baru nya kalah sama lo. Secara lo itu.."

"BIDADARI." jawab mereka secara serentak dan bersemangat.

"Ok gue percaya diri nih sekarang. Jadi rencana awal nya gimana nih?"

"Jadi gini...."

Aziz menjelaskan taktik yang ia buat untuk Mitra mendekati Bastian kembali. Walau hasil nya gimana pun yang penting kan usaha dulu.

***

Gue sadar sekarang. Ternyata gue cinta nya cuma sama Ando. Dan Aziz cuma pelarian selama gue ninggalin Ando.

Lisa bergelud sendiri dengan pemikiran nya. Lagi-lagi penyesalan datang kedua kalinya. Masalah ini harus ia selesaikan, karna cinta perlu tindakan. Ya Lisa harus melakukan tindakan yang nekat biar bisa mendekati Ando, dan mendapatkan hati nya kembali.

Ia mengirimkan pesan singkat untuk Ando. Janji bertemu di tempat favorit mereka.

An datang ya ketempat biasa ntar malem, gue mau ngomong sama lo. Gue harap waktu bisa lo atur buat gue hari ini. By..

Setelah itu, Lisa kembali menyusun memori kenangan mereka semasa bersama dulu. Ternyata semua kenangan lebih berkesan dengan Ando, kebanding Aziz.

***

Ando mendapatkan pesan lagi dari Lisa. Kali ini nama yang tertera di ponsel nya bukan lagi nama Lisa, melainkan ia beri nama mantan tak indah.

Ando langsung membuka pesan singkat tersebut, keliatan kan bahwa ia juga masih ada rasa sama mantan tak indah itu? Gelar yang sangat bagus.

Datang ke tempat biasa. Mau ngomong. Tinggal pesan suara kan bisa. Masabodo.

Tapi ngga bisa. Setelah baca pesan itu, Ando malah bolak-balik toilet. Kenapa bisa? Perut nya sakit, seakan-akan para virus sudah tau siapa gerangan yang membuat Ando jadi grogi seperti ini.

Pertama bertemu, hingga putus. Rasa grogi selalu menghantui Ando. Serasa Lisa itu Raisa. Yang bahkan tak bisa di sentuh tetap saja grogi memikirkan nya.

Fiks! Dia cewek satu-satu nya yang Ando suka, cinta, dan sayang. Ok! Ando harus menemui Lisa. Ia tak mau egois mengenai perasaan nya sendiri. Sekali nya cinta tetap cinta. Jangan pernah membohongi perasaan sendiri yakan?

"Gue ngga bisa lama-lama bohong sama perasaan sendiri. Bisa-bisa menyesal di akhir." beo Ando seraya menata rambut.

Rambut hitam, lebat nan berantakan manja itu senantiasa ia rapikan lalu di beri minyak rambut untuk menamban exstra wangi pada dirinya. Tak lupa, untuk menyapa cermin terlebih dahulu sebelum pergi kemana-mana.

Sekarang, cowok itu ialah Ando Diandrasyah. Cowok yang di kenal ramah dan baik seperti yang di kenal oleh Lisa sekarang balik ke sifat asalnya. Sedangkan Ando yang Mitra kenal, ialah cowok yang angkuh dan super menyebalkan. Sekarang dapat di lihat cara Ando memperlihatkan sifat baik nya secara langsung untuk siapa dan dimana.

"Gue sebenarnya emang masih sayang sama lo Lis. Mungkin selama ini gue terlalu egois sama hubungan kita. Dan sekatang gue mau perbaikin ini semua."

Ando telah siap dengan penampilan nya hari ini. Kali ini ia benar-benar menepati keinginan Lisa, mantan yang ia sebut tak indah itu. Akhirnya masih juga ia inginkan, dasar Ando gengsi nya tinggi.

Sadar tidak nya sekarang ia benar-benar telah berdiri di tempat dimana Lisa dan Ando dulu sering menghabiskan waktu bersama. Tanpa sadar otak nya terus bernostalgia.

"Kira-kira Lisa udah datang ngga ya? Dia nunggu nya dimana?"

Ando memutar mata melihat sekeliling tepat ia berdiri, dari arah belakang ternyata di sana telah hadir sang mantan yang sebentar lagi akan bergelar pacar. Ciee CLBK. Pacar kedua ceritanya.

"Udah lama nunggu?" sapa Lisa.

"Baru juga datang."

"Makasih ya," ucap Lisa seraya tersenyum manis lalu memegang kedua tangan Ando dengan erat.

Ando mengangkat kedua bahu nya tanda baik-baik saja, di dalam hati. Itu jantung udah senam duluan, saking grogi nya.

"Makasih udah datang. Gue harap lo.."

"Udah. Ngga usah di bahas, anggap aja ngga pernah terjadi apapun. Sebenci apapun gue sama lo di masa lalu, tapi hati gue ngga bisa benar-benat benci sama lo Lis.. Gue minta maaf."

"Udah gue maafin kok. Jadi sekarang.."

"Sekarang kita jadian."

"Kok jadian?"

"Anggap aja kita baru kenalan," sahut Ando.

Mereka berdua saling berpelukan ala sinetron. Mereka tidak akan pernah bersatu jika masih menyimpan dendam dan ego masing-masing. Karna manusia mempunyai gudang masalah, wajar jika Lisa berbuat salah dan Ando memberi kesempatan untuk Lisa.

Tidak Serius [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang