Hari ini Selyna gagal lagi dan lagi. Selyna menyerah, dia sudah tak peduli lagi dengan apa yang sebenarnya yang terjadi. Sorot mata Ryan sudah menjelaskan semuanya, bahwasanya yang terluka bukanlah dirinya saja tapi pria itu juga terluka. Bukan apa-apa, Selyna hanya tidak mau terus menerka-nerka atas apa yang terjadi. Meskipun sebagian penjelasan sudah di jelaskan oleh Aryo tapi dia juga ingin mendengar langsung dari mulut Ryan bukan melalui orang lain.
Setelah bertemu dengan Ryan, Selyna tak langsung pulang kerumah. Gadis tersebut menuju ke suatu tempat. Dimana disana terlihat banyak orang yang sedang bersenang-senang, dan berteriak kencang menikmati semua permainan yang begitu menegangkan. Yah, Selyna sekarang sedang berada di pasar malam, duduk sendiri sambil menikmati manisnya permen kapas. Ma'lum saja dia jomblo, tapi yang baca cerita aku pada jomblo gak? Kalau iya berarti senasib nih yeee dengan Selyn.
Selyna melirik benda yang melingkar di pergelangan tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 19:46 WIB, ah rupanya Selyna pergi sudah terlalu lama. Akhirnya gadis tersebut memutuskan untuk segera pulang. Pasti Bundanya sangat khawatir. Pasalnya, dia pergi sendiri tanpa di temani supir pribadinya karena pak Darmin sedang sakit.
Selyna mengambil ponselnya, dan mengeluarkannya dari tas kecil berwarna peach tersebut. Selyna mencari kontak telepon seseorang lalu segera menghubunginya. Namun sayang, seseorang yang Selyna hubungi tidak menjawab telepon darinya.
"Ishh!,kak Denis kemana sih! Ko gak di angkat sih, gak tau apa aku pengen pulang. Gak ada yang jemput." Selyna mendumel kesal kala kakak satu-satunya tak menjawab telpon darinya. "Masa iya, gue harus telepon pak Darmin, untuk jemput gue. Tapi Pak tua itukan sedang sakit, ishh! Gimana dong?"
Drtttt....drt....drt..
Ponsel Selyna bergetar, Selyna tak melihat siapa yang menghubunginya, Selyna langsung mengangkatnya dan langsung memarahinya. "Ka Denis, kemana aja hahh!, Selyna teleponin dari tadi tapi gak di angkat mulu."kesal Selyna.
"Apaansih!, lo Sel. Gue bukan kakak lo ya. Gue Juliana."
Selyna terkejut bukan main kala mendengar suara cempreng sahabatnya, lalu mata Selyna pun menyipit.
"Ponsel ka Denis ada di lo Jul? Ko bisa sih, lo lagi jalan sama kakak gue?""Hehh ogeb, apa gimana sih lo. Lo liat disana tertera nama siapa?"
Selyna melihat layar ponselnya disana tertera nama Juliana. "Hehehe. Maaf Jul! Tadi gue habis hubungin ka Denis. Tapi ka Denis tidak menjawab telpon dari gue, nah pas ponsel gue bergetar, yah gue langsung angkat aja. Gue kira ka Denis yang teleponin gue."
"Bodo amat, gue gak peduli."
"Jiahhhh, marah- marah mulu lo mah. Tapi Jul, gue boleh minta tolong gak?"
"Ogah."
"Yahh,,jahat banget sih lo. Gak mau bantu teman."
"Sejak kapan lo jadi teman gue?"
"Jahatt banget sih lo, gak nganggap gue teman lo!"
"Bodo, amat!"
"Plisss, Jemput gue dong ish!, gue di pasar malam nih, gue searlok yah tempatnya, pokonya lo harus jemput gue. Titik gak pake koma, gak pake penolakan!"
Tutt..
Selyna mematikan sambungan telpon—nya secara sepihak.
Sedangkan di lain tempat Juliana merasa kesal dengan kelakuan Selyna mematikan sambungan teleponnya secara sepihak. Mana maksa begini, terpaksa Juliana pun mengambil jaket dan kunci mobilnya. Lalu bergegas turun kebawah dan meminta izin kepada kedua orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SeLYna🍂
Teen Fiction{FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA} "Kalau stok hati lo. Masih buat masa lalu lo, ngapain lo mau menjalin hubungan bersama gue. Buang-buang waktu gue untuk selalu ingin buat lo bahagia setiap harinya, kini terbuang sia-sia." *Zaidan Nugraha Labiska* Selyn...