20.

2 1 2
                                    


Selyna kembali ke kamarnya, sungguh hari ini dia begitu malu sekali, bisa-bisanya Selyna lupa mengganti seragam sekolahnya terlebih dahulu sebelum pergi menemui tamu. Mana dalam keadaan acak-acakkan, di tambah lagi Selyna lupa mencuci muka terlebih dahulu. Bodoh, sangat bodoh.

"Huwaaa.. Bundaa Selyna malu!" teriak Selyna sambil menutupi wajahnya dengan bantal.

Bagaimana kalau Zaidan tak menyukainya lagi? Bagaimana kalau Zaidan berpikir kalau dirinya adalah gadis yang jorok, malu sekali Selyna. Mana di katain bau lagii.

"Ck, gue mikirin apaansih? Seharusnya gue kan senang? Kalau Zaidan mikirnya gue itu aslinya cewek yang jorok. Siapa tahu dia mikir dua kali buat jadiin gue sebagai pacarnya!" gumam Selyna pelan, di detik berikutnya dia merencanakan sesuatu.

Selyna bangkit dan masuk ke kamar mandi untuk melaksanakan ritual sore, karena berhubungan sekarang hari sudah menjelang sore , namun sebelum Selyna masuk kamar mandi Selyna sempat memilih baju yang cocok untuk di kenakan-nya hari ini. Dan pilihan Selyna jatuh kepada kaos berwarna putih dan celana jeans pendek berwarna peach. Dan tak lupa memakai cardigan rajut yang senada dengan celana jeansnya.

Acara ritual mandi sorenya telah selesai di laksanakan. Selyna sudah dalam keadaan memakai baju yang ia pilihnya tadi. Lalu Selyna berjalan dan beralih ke mejarias, Selyna hanya perlu memakai tone up cream di wajahnya, dan memoleskan pelembab bibir agar bibirnya tidak pecah-pecah. Lalu Selyna mengepang rambutnya dengan kepang ikat dua.

Dan akhirnya selesai, Selyna jadi terkekeh sendiri melihat penampilannya hari ini. Dia begitu terlihat culun lebih tepatnya.

Perlahan Selyna turun kebawah, dalam keadaan yang cukup rapih meskipun penilaian dirinya, ini terlihat sagat buruk.
Begitu sampai di ruang tamu Selyna dengan segera menghampiri Zaidan.

"Ayo jalan?" ajak Selyna kepada Zaidan ketika sampai di ruang tamu.

Zaidan yang sedang memainkan ponselnya, menatap Selyna dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Pasti lo, gak mau kan ngajak gue jalan. Dengan penampilan gue yang culun gini." batin Selyna bersorak kegirangan.

"Lo malu yah? Jalan sama gue, dengan penampilan gue yang kayak gini?" lirih Selyna dengan nada yang di buat-buat sesedih mungkin.

Zaidan tersenyum ke arah Selyna, membuat Selyna sempat terpesona, untuk beberepa detik.

"Gue gak malu, apapun penampilan lo. Gue tetap suka sama lo."

Sungguh Zaidan tak merasa malu jalan dengan Selyna dengan penampilan Selyna yang kayak anak Sd. Justru itu membuat Selyna terlihat sangat lucu, karena Zaidan juga tahu mungkin Selyna sengaja berpenampilan seperti itu.

"Ayo kita jalan, katanya lo mau jalan sama gue? Padahal gue kesini gak ngajak lo jalan loh? Tapi buat pacar, apasih yang engga." terlihat alay membuat Zaidan bergidik ngeuri atas ucapannya sendiri. Kenapa dirinya menjadi sebucin ini?

Selyna menghembuskan nafasnya kasar. Ini namanya senjata makan tuan Selyna!

"Yaudah ayo." ucap Selyna ketus. "Bentar, gue pamit dulu ke Bi Nani. Supaya bilang ke Bunda kalau gue mau pergi, biar dia gak khawatir."

"Emang Bunda lo kemana? Ko gue baru nyadar kalau Bunda lo gak ada."

"Bunda kerja, palingan pulangnya malem." jawab Selyna.

"Lo tunggu dulu, gue pamit dulu sama Bi Nani, gak enak kalau gue pamitnya harus teriak-teriak." lanjutnya lagi.

"Gue ikut."

"Mau ngapain?" tanya Selyna

Zaidan meraih tangan Selyna lalu menggengamnya. "Gue mau pamit juga."

SeLYna🍂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang