Sepanjang koridor sekolah gadis itu terus-terusan mendumel kesal, namun cowok yang berada di samping-nya hanya tersenyum menanggapinya, membuat rasa kekesalannya semakin bertambah. Di tambah lagi, banyak pasang mata yang melihat mereka berdua, dengan tatapan yang sulit di artikan.
Sudah cukup sudah Selyna merasa muak dengan semua ini. Seketika Selyna pun menghentikkan langkahnya, membuat lelaki yang berada di sampingnya juga terpaksa harus ikut berhenti.
Dengan gerakan cepat Selyna menarik tangan Zaidan dengan secara kasar Zaidan yang tak siap hampir saja terjatuh, kalau dirinya tidak menyeseimbangkan langkahnya dengan Selyna.
Selyna membawa Zaidan pergi ke suatu tempat yang tak begitu ramai, yaitu ke halaman belakang sekolah. Dan mungkin tempat ini juga jarang sekali banyak siswa yang datang ketempat ini. Selyna pun berhenti dan melepaskan cekalan tangan-nya.
"Mau lo apaan sih?" sungguh dia merasa muak dengan semua ini.
"Lo jadi pacar gue, itu yang gue mau!" jawabnya datar.
"Tapi gue gak mau."tegasnya
"Lo harus mau!"
"Tujuan lo apa hah? Jadiin gue pacar lo?"
"Tujuan gue? Buat lo bahagia."
Selyna pun menggeram kesal, habis sudah kesabarannya, mungkin bagi Selyna ini hanyalah sebuah lelucon. Tapi bagi Zaidan ini sebuah kejujuran, meskipun terlalu terburu-buru mungkin. Dan caranya, juga salah, dan maksa pula.
"Sekali lagi gue tanya, tujuan lo jadiin gue pacar. Buat apa?"
"Dan sekali lagi. Gue bilang sama lo, tujuan gue jadiin lo pacar gue. Gue ingin buat lo bahagia!" tegasnya lagi
Selyna pun tersenyum meremehkan, namun Zaidan hanya menatapnya datar. "Lo mau buat gue bahagia?"
Zaidan pun mengangguk. " iya, tapi gak dengan cara buat ngelepasin lo. Itukan yang akan lo bilang ke gue."
Selyna di buat bungkam oleh jawaban yang Zaidan berikan, membuatnya kicep dan tak bisa berkata apa-apa lagi.
"Gue punya penawaran buat lo."
Zaidan pun menatap Selyna. "Apa?"
"Kalau lo bisa buat gue jatuh cinta sama lo, selama satu minggu. Maka gue akan jadi pacar lo seutuhnya."
"Emang sekarang lo gak suka sama gue?"
Lagi-lagi Selyna bungkam, membuat Zaidan tersenyum meremehkan. "Oke. Gue setuju."
****************
Sepanjang perjalanan pulang Selyna terus saja merutuki penawaran konyol yang dia tawarkan kepada Zaidan. Bagaimana kalau dirinya bakalan jatuh cinta kepada lelaki itu. Dia tidak bisa menjamin kalau dia tak akan suka sama lelaki itu, kalau boleh jujur sebenarnya Selyna suka merasa nyaman, dan senang ketika berdekatan dengan Zaidan. Jantungnya juga suka berdetak lebih kencang, seperti baru pertama kali merasakan jatuh cinta saat bersama dengan Ryan tapi kali ini rasanya berbeda. Rasanya hampir gila!!!
Memikirkan itu semua membuat jantung Selyna berdetak kembali. Ada apa ini? Kenapa disaat mengingat cowok menyebalkan itu membuat jantungnya berdetak tidak normal. Padahal sedang tidak bersamanya. Kalau dulu dengan Ryan jantungnya akan berdetak saat berada di dekatnya. Tapi kalau dengan Zaidan membayangkan-nya saja sudah membuat jantungnya menggila.
"Sial. Gue kenapa sih?" batinnya.
Ting!!
Saat Selyna hendak turun dan membuka pintu mobil, tiba-tiba ponsel Selyna berbunyi satu notif pesan masuk ke dalam ponselnya, namun Selyna memilih untuk mengabaikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SeLYna🍂
Teen Fiction{FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA} "Kalau stok hati lo. Masih buat masa lalu lo, ngapain lo mau menjalin hubungan bersama gue. Buang-buang waktu gue untuk selalu ingin buat lo bahagia setiap harinya, kini terbuang sia-sia." *Zaidan Nugraha Labiska* Selyn...