17.Jadian

4 3 9
                                    

Jam pulang sekolah, adalah dimana hal yang selalu di tunggu-tunggu oleh semua murid. Karena itu adalah hal yang paling sangat menyenangkan. Baginya, ketika jam pelajaran sudah berakhir. Berarti itu tandanya tugas mereka sudah selesai. Ya, meskipun bakalan ada hari esok lagi.

Semua murid SMA Garuda pun berbondong-bondong memasuki area parkiran sekolah. Diantaranya, terdiri dari ketiga cowok yang sering di cap Most wanted di SMA Garuda. Siapa lagi kalau bukan. Zaidan, Yudha dan masih ingat si playboy? Yaitu Aryo Adijaya.

Nah, baru saja kita menyebutnya, terbukti sudah seorang Aryo sedang menggoda salah satu murid di SMA Garuda.

"Witwiww... Neng? Pulang bareng abang yuu?" ajak Aryo kepada salah satu murid perempuan yang baru saja melewatinya.

"Najis!" tolak perempuan tersebut.

Yudha pun menepuk pundak Aryo lembut. "Yang sabar!, nasib orang jelek emang suka gitu." ucapnya sambil terkekeh.

"Kamvrett, lo!"

Zaidan pun ikut-ikutan menepuk pundak Aryo.

"Apa lo Dan? Mau ngatain gue juga? Sama kaya si kamvret?" dengusnya. Sambil melirik ke arah Yudha yang masih cengengesan.

"So, tau lo! Ngapain gue ngikut-ngikut si Yudha ngatain lo."

"Nah, emang lo frend gue Dan!" sambil sumaringah.

"Yoi, orang ganteng mah gini. Kagak ikut-ikutan, ngatain orang yang sama jeleknya." sombongnya sambil merangkul kedua pundak Yudha dan Aryo.

Yudha dan Aryo pun melepaskan tangan Zaidan dari pundaknya. Secara tidak langsung Yudha dan Aryo sebelas, dua belas sama-sama jelek  dong?

"Sialann! Teman gak ada akhlaq" ucapnya berbarengan. Zaidan pun hanya terkekeh menanggapi ucapan kedua sahabatnya itu.

Namun tiba-tiba mata Zaidan menangkap satu gadis yang tengah berbincang-bincang di depan gerbang sekolah, dengan kedua temannya. Terbesit rasa bersalah menyelimuti pikiran-nya akan teringat dengan kejadian kemarin, yang membuat gadis itu terjatuh pingsan.

Zaidan pun hendak pergi untuk menghampiri gadis yang sedang dilihatnya, namun niatnya dia urungkan disaat tangan Zaidan di cekal oleh tangan seseorang dari arah belakang. Zaidan pun berusaha melepaskan cekalan tersebut, tanpa menoleh kebelakang. Namun sial, usahanya tak berhasil.

Zaidan pun mulai kesal dan berbalik. "Lepasin gue, apa-apaan sih lo Yu—"

Gadis itu terkejut kala mendengar Zaidan membentaknya, namun tak lama dia mengembangkan senyum-nya dan berusaha menstabilkan rasa keterkejutan-nya, supaya terlihat tenang.

"Ka Zaidan kan?"

Lelaki dengan perawakan jangkung itu hanya terdiam kaku, rupanya yang mencekal tangan-nya bukanlah kedua teman-nya, melainkan seorang cewek. Tapi, tunggu dulu Aryo sama Yudha kemana? Bukan-nya tadi mereka ada di belakangnya sambil ngomel-ngomel gak jelas. Kaya anak yang sedang minta jajan tapi gak di kasih sepeserpun sama orang tua-nya?.

Tak ada respon sama sekali, akhirnya gadis yang tengah menatap Zaidan pun kembali bersuara dengan pertanyaan yang sama.

"Maaf, ka Zaidan ya?" Zaidan pun tersadar akan gadis yang berdiri berada di samping-nya ini.

"Iya, ada apa?" jawabnya datar, namun terlihat tenang

Merasa senang mendapatkan respon yang baik, lagi-lagi dia mengembangkan senyumnya.

"Boleh, pulang bareng?"

Namun Zaidan hanya tersenyum sinis. "Lo, liat cewek yang di ujung sana, lo tau? Siapa dia?" tunjuk Zaidan, dan gadis tersebut mengikuti arah kemana Zaidan melihat.

SeLYna🍂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang