Happy reading🤗....
Setelah apa yang di katakan oleh Aryo saat di taman, sukses membuat Selyna mengingat kembali tentang masa lalunya. Sepulangnya dari sekolah, Selyna langsung pergi ke lantai atas dimana disana terletak kamar Selyna berada. Selyna langsung melempar tas-nya asal-asalan.
Selyna mengacak rambutnya prustasi, kenapa disaat semuanya akan membaik, kenapa sekarang di pikiran Selyna cuman ada dia dan dia. Seolah dunia tak mengizinkan Selyna untuk melupakan semuanya.
"Kenapa sih Ry!, pergi dari lo itu susah. Lo memperumit keadaan gue, dan juga perasaan gue. Kenapa lo gak kasih gue alasan yang pasti saja. Mungkin gue gak akan sebegininya." lirih Selyna seolah- olah pria tersebut ada di depannya, dan setelah itu Air mata Selyna merembas keluar begitu saja.
Kali ini Selyna membenarkan apa kata pepatah, "Semakin kita ingin melupakan, malah semakin sulit bagi kita untuk mengikhlaskan-nya." dan Selyna sedang berada di fase seperti itu.
Selyna merunduk dan menenggelamkan kepalanya di antara kedua kakinya. Rasa sakit itu kenapa begitu membekas, membuat Selyna sulit untuk bernafas, semuanya begitu menyesakkan. Dan begitu membingungkan.
Tokk...tokk..tokk
Sudah tiga kali ketukan Selyna tak kunjung membukanya. Farah begitu khawatir dengan keadaan putrinya. "Selyn sayang!, kamu ada di dalam kan?" ucap Farah di balik pintu kamar Selyna. "Bunda masuk ya!" ucap Farah karena merasa tidak ada jawaban dari dalam, akhirnya Farah memutuskan untuk masuk saja.
Sebenarnya, Selyna mendengar ketukan dan panggilan dari Farah. Namun Selyna hanya diam tak menyahutinya. Pintu kamar pun terbuka, Selyna mendongkakkan kepalanya. "Bunda!, hiks..hikss." Selyna pun kembali menangis.
Farah begitu terkejut tatkala melihat Selyna menangis, Farah berjalan tergesa dan duduk di samping Selyna, seraya memeluknya. "Ya ampun sayang, kamu kenapa?" tanya Farah khawatir, namun tak ada jawaban dari Selyna. Hanya terdengar suara tangisan putrinya saja.
Baru pertama kalinya Farah melihat keadaan Selyna semenyedihkan ini,segalau apapun Selyna dia tidak pernah begini. Apakah terjadi sesuatu?, pertanyaan demi pertanyaan bermunculan begitu saja. Namun percuma saja, dalam keadaan seperti ini tak memungkinkan Selyna untuk menceritakan kepadanya, yang Selyna butuhkan sekarang hanya ketenangan.
Dengkuran halus mulai terdengar beraturan di indera pendengaran Farah. Ah, rupanya Selyna tertidur dalam dekapan dirinya. Farah pun menidurkan Selyna dengan hati-hati. Takut putrinya akan terbangun.
Farah pun mengecup puncak kepala Selyna. "Kamu sebenarnya kenapa Selyn?" ucap Farah pelan dan menyelimuti Selyna lalu bergegas pergi dari kamar Selyna, dan menutup pintunya.
Sepeninggalan Farah Selyna membuka matanya, sebenarnya Selyna tak benar-benar tertidur. Atau lebih tepatnya dia hanya pura-pura tertidur saja.
Selyn menghela nafasnya gusar. "Maafin Selyna bun!, Selyna sudah membuat bunda khawatir." Lalu Selyna menutup matanya kembali. Dan kali ini dia benar-benar tertidur.
Sebenarnya Selyna ingin menceritakan kepada bundanya,namun niatnya dia urungkan kembali. Karena dia baru mendengar sebagian penjelasan dari Aryo, apa Selyna harus menanyakan sebagiannya lagi kepada Ryan? Ah, rasanya begitu sulit dan rumit.
***********
Di lain tempat seorang pemuda, sedang mundar-mandir gak jelas. Dia jadi tak enak hati kepada Selyna, Aryo pikir Selyna sudah mengetahuinya. Namun, yang terlihat begitu Aryo sedang menjelaskan, yang Aryo lihat ekspresi Selyna begitu terkejut. Disaat Aryo sedang menceritakan hal yang menyangkut Ryan ya meskipun, hanya menyampaikan sebagian ceritanya saja, dari yang dia dengar selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SeLYna🍂
Teen Fiction{FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA} "Kalau stok hati lo. Masih buat masa lalu lo, ngapain lo mau menjalin hubungan bersama gue. Buang-buang waktu gue untuk selalu ingin buat lo bahagia setiap harinya, kini terbuang sia-sia." *Zaidan Nugraha Labiska* Selyn...