Setelah jam pelajaran terakhir telah selesai. Mereka berdua buru-buru keluar dan berjalan beriringan di sepanjang koridor sekolah menuju ke parkiran, nampaknya mereka sudah benar-benar rindu dengan sahabatnya itu, Yaitu Fiola.Sepulang sekolah mereka berdua sudah sepakat untuk pergi berkunjung ke rumah Fiola, Bukan apa-apa mereka hanya merasa khawatir saja dengan keadaan sahabatnya itu.
"Selyn, lo di jemput gak?" tanya Juliana
"Kayaknya enggak deh." jawabnya
Juliana pun mengangguk. "Bagus deh, lo bareng gue aja. Kita kan, mau mampir dulu kerumahnya Fio!"
Mereka terus saja berjalan, sampai- sampai tak terasa mereka sudah sampai di parkiran sekolah, Juliana membuka tas ransel—nya dan mengambil kunci motornya. Juliana pergi kesekolah memang selalu berangkat sendiri dengan motor kesayangannya. Meskipun dia berasal dari kalangan orang berada tapi bagi Juliana dia lebih nyaman mengendarai sepeda motor ketimbang mengendarai sebuah mobil.
Berbeda dengan Selyna dia tidak di perbolehkan mengendarai motor, apalagi mobil. Terkadang, Selyna suka merasa iri kepada Juliana yang di beri kebebasan lebih oleh kedua orang tuanya, selagi itu dari batasan wajar, tidak seperti dirinya yang selalu saja di antar jemput oleh supir pribadinya.
Juliana menaiki motornya dan memberikan helm kepada Selyna. "Nih, pake helmnya. Gak papa kan naik motor?"
Selyna menganggukkan kepalanya. "Gak papalah! Asal jangan jalan kaki aja."ucapnya sambil terkekeh.
"Sembarangan lo. Cepetan naik ah, jangan banyak bacot!"
"Iya..iyaa! Gue naik."
Baru saja Selyna duduk, dari arah belakang ada yang memanggilnya. "Selyna.."
Selyna pun menoleh kebelakang. "Iya?.. Ada apa?"
"Bisa bicara sebentar?" sambil menstabilkan deru nafasnya yang ngos-ngosan.
"Gak, gak bisa. Gue sama Selyna lagi buru-buru. Jadi, gak ada waktu buat ngeladenin lo."
"Gue, gak ngajak bicara sama lo. Teletabis!"
Juliana pun turun dari motornya, begitupula dengan Selyna. Dia merasa tak terima di katai teletabis, memangnya dirinya ini temannya tingky, wingky,difsi lala poh apa.
"Mulut lo yah, kaya minta gue jahit. Sembarangan lo manggil nama gue teletabis." kesal Juliana. "Emangnya, gue temannya dipsi lala pohang apa!"
"Lala Poh, jul. Bukan lala pohang." koreksi Selyna
"Iya, itu yang gue maksud." sambil memberi tatapan tajam ke arah cowok tersebut. Namun yang di berikan tatapan seperti itu seketika membuat dirinya kicep.
"Lah, lo sendiri nyambung mulu. Kaya kabel listrik." ucap cowok itu tak mau kalah.
Sebelum terjadi percekcokkan yang berkepanjangan Selyna segera memisahkan mereka berdua.
"Sudah-sudah, kalian gak malu berantem disini? mana diliatan banyak orang begini."
Reflek mereka berdua melirik ke kana dan ke kiri , benar saja mereka berdua sekarang sedang menjadi tontonan, para semua murid SMA Garuda. Karena berhubungan sekarang adalah tepatnya jam pulang sekolah.
"Dia yang mulai duluan Sel, bukan gue." Adu Juliana.
"Bukannya lo yang mulai?" geram lelaki itu merasa tak terima.
"Juliana, Aryo gue bilang udah, ya udah" ya lelaki yang mengejar Selyna tadi adalah Aryo. "Ada perlu apa Ar? Lo mangil-manggil gue?" tanya Selyna
"Gini Sel, gue cuma mau minta maaf aja sama lo. Gue cuman ngerasa gak enak aja, sama omongan gue yang waktu itu." ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SeLYna🍂
Teen Fiction{FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA} "Kalau stok hati lo. Masih buat masa lalu lo, ngapain lo mau menjalin hubungan bersama gue. Buang-buang waktu gue untuk selalu ingin buat lo bahagia setiap harinya, kini terbuang sia-sia." *Zaidan Nugraha Labiska* Selyn...