O8.

1K 254 25
                                    

Begitu tersadar dari tidurnya, Soobin dan Yeonjun kembali menggeser meja batu. Kali ini mereka berhasil membuat celah yang cukup dimasuki badan manusia.

Yeonjun naik paling pertama. Ia bertugas mengecek sekeliling Dalmatian dan menyangga meja batu dari luar agar tidak tergeser lagi.

"Aman. Ryujin ayo." kata Yeonjun sambil mengulurkan tangannya dari luar.

Ryujin yang kaget namanya disebut, mendecak sebentar kemudian memanjat ke atas tanpa meraih tangan Yeonjun.

Yeonjun langsung menggaruk kepalanya, malu karena tangannya menggantung cuma-cuma di udara. "Ck, dasar gadis macan."

Begitu Ryujin keluar, Yeonjun kembali mengulurkan tangannya. Kali ini disambut lembut oleh Chaeryoung, yang kedua Yeji, kemudian Yuna, lalu Jisu. Begitu para gadis sudah di luar, mereka baru membantu Taehyun yang kakinya masih mati rasa. Setelah itu Huening Kai dan yang terakhir Soobin.

Baru seharian di bawah tanah mereka sudah kangen sinar matahari. Hari ini cuaca sangat bersahabat. Matahari tidak terlalu terik karena mendung, bau tanah menyeruak karena hujan semalaman dan rumput yang mereka pijak sedikit basah.

"Mana si bisu?" tanya Taehyun.

Disambut dengan decakan tidak suka Chaeryoung, "Dia punya nama! Dasar tidak sopan."

Taehyun ikut menatap Chaeryoung tidak suka. Netra gelapnya seakan siap menelan Chaeryoung hidup-hidup. "Ck, pacarnya marah."

Chaeryoung hampir saja memukul Taehyun dengan tombak besi yang ia pegang kalau saja Yeji tidak nyerocos, "Kau cemburu?"

Mendengar itu, Taehyun tertawa sarkas, "Sok tau."

Huening Kai menepuk pundak Taehyun, "Cemburu bukan berarti kau lemah kok."

Kali ini Huening Kai yang menerima tatapan tajam Taehyun. Tapi dia senang-senang aja dapet ngeledekin Taehyun.

"Kita cari Beomgyu sambil jalan ke timur, bagaimana?" tanya Soobin, memotong pertengkaran.

Yuna mengedarkan matanya kesekeliling. Mereka masih berada diatas Dalmatian walaupun bentuknya sudah tidak karuan. Tanahnya tinggi jadi semuanya terlihat kecil dari sini.

"Itu Beomgyu bukan?" tanya Yuna kala mendapati presensi seorang laki-laki yang sedang menyeret pedang sambil tertatih.

Atensi mereka beralih ke objek yang Yuna maksud. Tidak ada yang membuka mulut sampai Beomgyu berdiri di bawah Dalmatian. Keadaannya mengerikan. Luka dimana-mana, kaki kirinya berdarah, matanya sembab seperti habis menangis seharian, dan badannya basah kuyup. Pedang yang ia seret adalah pedang Lord Jungkook yang semula menancap di meja batu.

Soobin langsung merosot untuk turun dari Dalmatian. Ia memeluk tubuh kurus Beomgyu, "Syukurlah kau masih hidup."

Yang lainnya ikut mendekati Beomgyu, menanyakan keadaan anak itu walaupun mereka tau Beomgyu baru saja melewati hari beratnya sendirian.

Kecuali Taehyun. Anak itu hanya bersandar pada runtuhan Dalmatian. Keningnya mengkerut dalam. Netra gelapnya menyelami setiap inci tubuh Choi Beomgyu. Seolah sedang mencari jawaban yang ia sendiri tidak tau pertanyaannya apa.

THE AMETHYST: AlexandriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang