chapter8

441 43 3
                                    

      Lou tetap menutup matanya, tapi itu tak bertahan lama setelah merasakan sepasang tangan yang melingkat memeluk tubuhnya.
"Kau baik baik saja? " Tanya suara yang sudah Lou kenal.
"Apa itu kau? " Tanya Lou agak bergetar
"Tentu, aku suami mu tuan putri" Ucap suara itu mengecup puncak kepala Lou.
"Kau kemana saja hah? Aku mencarimu apa kau sangat suka membuatku kesusahan karna dirimu hah? " Teriak Lou setelah membuka mata dan menatap pria yang memeluknya.
"Maf akku tak seharusnya membuatmu hawatir" Ucap Arthur menatap pria manis di pelukannya.
"Entahlah aku kesal padamu" Ucap Lou bangkit membersihkan bajunya yang kotor terkena serbuk tanah.
"Maaf apa aku pergi terlalu lama? " Tanya Arthur tampa dosa menanyakan hal yang sepatutnya tidak dia tanya kan.
"Pikirkan dengan otakmu sendiri" Dengus Lou kesal meninggalkan Arthur yang kini menatapnya bingung.

Bughhh......
  Lou menghempaskan dirinya ke sofa apartemen kala dia sampai di apartemen mereka, Arthur masih mengikutinya dari belakang.
"Apa kau sudah makan? " Tanya Lou akhirnya membuka suara karna tak tega mendiami Arthur terlalu lama.
"Belum" Jawab Arthur pendek.
"Aish, aku kira kau pergi lama sudah makan!" Dengus Lou kembali membuat Aett menatapnya dengan tatapan memelas seperti anak kucing yang tak ingin kena marah majikannya.

   Sesaat keheningan kembali terjadi, Lou yang tak mau bersuara atau Arthur yang kebingungan harus bilang apa pada kekasihnya.
"Lou"
"Mau makan apa? " Tanya Lou saat Arthur memanggilnya.
"Mm apa saja terserah dirimu" Ucap Arthur lemah.
"Baiklah" Tapi baru saja Lou bangkit langkahnya terhenti karna suara suatu yang jatuh di belakangnya, seketika Lou membalikan badanny dan dia menemukan Arthur tersungkur ke lantai dengan mata tertutup.
"Astaga" Lou segera menghampiri tubuh itu, Arthur pingsan

Lalu seger mengakat tubuh Arthur dan mendudukan nya di sofa.
"Arthur kau baik baik saja? " Tanya Lou ketika Arthur sedikit membuka mata.
"Darah... " Gumam Arthur hampir tak terdengar.
"Dddarah? " Tanya Lou mendapatkan anggukan lemah dari Arthur.
   Lou bingung lasalnya dia akan mendapatkan darah di mana karna dia tidak mengetik daging segar di kulkas.
"Aduh darah di mana yah? " Ucap Lou menggigit kukunya, sesaat dia baru sadar akan sesuatu, Lou segera pergi ke belakang dan mengambil pisau lalu kembali lagi ke ruang tengah di mana Arthur berada.

Sretttt... Mmmmmm
   Lou menggores telapak tangannya dengan pisau yang dia bawa tadi, agak sakit tapi lebih sakit jika melihat Arthur seperti ini.
"Art, buka mulutmu" Ucap Lou mencoba meminumkan darah yang ada di tangannya.
"Ahhrkk.. " Lou meringis ketika Arthur menyedot darahnya, sakit, sakit sekali.
"Ah.. " Arthur  menyenderkan kepalanya, matanya masih belum terbuka, sedangkan Lou kini sudah berbaring di sofa berbantalkan paha milik Arthur, tangannya masih belum di perban atau di olesi anti biotik Lou membiarkan nya, bukan untuk di lihat Arthur tapi karna sekarang pusing di kepalanua sedang bekerja membuat kepala pria yang tengah hamil itu sedikit oleng.

"Lu, kau baik baik saja? " Tanya Arthur ketika membuka mata dan mendapatkan Lou tengah terpejam dengan berbantalkan paha miliknya.
"Enghhh kau sudah bangun? " Ucap Lou mencoba membuka matanya.
"Kau baik baik saja? Wajahmu kenapa sangat pucat? " Tanya Arthur mendapat-ti wajah Lou sudah pucat pasi.
"Ah aku baik baik saja hanya sedikit tak enak badan" Ucap Lou merapikan rambutnya.
"Tunggu! " Arthur menghentikan acara merapikan rambut lou, menatap tajam pada telapak tangan milik Lou yang sedikit robek.
"Soal aku lupa menutup lukaku" R untuk Lou dalam hati ketika melihat luka yang terbuka di tangannya.
"Apa yang terjadi? " Tanya Arthur menatap tajam Lou
"Aaku tak sengaja tergores benda tajam semalam" Ucap Lou bohong.
"Jangan berbohong, kau menggores nya sendiri kan? " Ucap Arthur dengan naga tajam.
"Arthur aku bisa menjelaskannya" Ucap Lou sedikit gemetar melihat tatapan horor Arthur.

  Cupp.....
    Lou membulatkan matanya melihat Arthur mencium juga menjilat tangannya yang terluka, rasanya geli, juga sedikit sensasi panas.
"Arthur itu kotor" Ucap Lou berusaha menghentikan Arthur.
"Diam" Ucap Arthur masih menjilat tangan Lou.
"Ahhhh" Lou mendesah kala Arthur menjilat tepat di lukanya yang terbuka.
"Apa sakit? 'Tanya Arthur memandang wajah Lou.
" Enghhh tidak hanya geli"ucap Lou berusaha menahan desahannya.
"Lainkali jangan lakukan jika aku sedang meminta darah" Ucap Arthur setelah selesai menjilat luka di tangan Lou.
"Kenapa? " Tanya Lou penasaran
"Karna kau istri  ku, dan kau tengah mengandung anak ku, tidak baik untuk tubuhmu ketika aku menghisap darahmu" Ucap Arthur menjelaskan.
"Tapi aku ingin membantumu" Ucap Lou menatap wajah Arthur.
"Jika ingin membantuku ketika suasana seperti semalam jika itu dirimu cukup mencium bibir ku itu sudah sangat membantu jangan melukai dirimu sendiri" Ucap Arthur memeluk tubuh Lou.
"Tapi aku sangat hawatir semalam" Ucap Lou menyembunyikan wajahnya di dada bidang Arthur.
"Aku tahu, maaf,aku yang bersalah" Ucap Arthur mengusap kepala Lou.

   Pasangan manusia dengan vampir itu kembali berpelukan, menyalurkan kehangatan  satu sama lain.
   Arthur mnurunkan tangannya membawanya mengelus perut Lou.
"Kapan ini akan keluar? " Tanya Arthur tiba tiba membuat Lou memalingkan wajahnya karna merasakan semburan hangat di pipinya.
"Masih lama" Ucap Lou singkat.
"Ahhh jika sudah lahir bisa kita membuatnya lagi? " Tanya Arthur membuat Lou menatap tajam padanya.
"Kau gila? Buat lagi? Tidak aku tidak mau" Ucap Lou.
"Kenapa? " Tanya Arthur so polos
"Pikir saja sendiri" Dengus Lou beranjak pergi dari pelukan Arthur dan segera masuk ke kamar mandi.

   Arthur masih menatap kepergian Lou dengan senyuman, namun senyum itu hanya sementara setelah Lou benar benar sudah masuk ke dalam kamar mandi, Arthur mengubah aura di ruangan itu menjadi sebuah aura yang sangat menyeramkan.
"Keluar" Ucap Arthur dengan suara menyeramkan milik nya.
  Dan benar saja saat Arthur mengatakan kalimat *keluar*tiba tiba kepulan asam menyelimuti ruangan tengah apartemen milik nya, sesosok mahluk besar dengan taring panjang, berbulu berwarna putih, namun yerkesan seperti mahluk yang sangat baik terlihat dari caranya muncul ketika Arthur menyuruhnya keluar barusan.
"Hamba menghadap yang mulia" Ucap mahluk itu di sertai suara seperti suara binatang.
"Apa kau tahu siapa yang mengikuti tuan putri semalam? " Tanya Arthur langsung ke intinya
"Saya tahu tuan" Ucap mahluk itu menyisakan ekor miliknya
"Siapa dia? " Tanya Arthur lagi
"Dia gerel lufin, anak dari pemimpin giantlufin, vampir dari barat,keturunan lufin ke tiga, yang mulia" Ucapnya menerangkan.

(So mimin paken O aneh karna ini siatif mimin sendiri jadi intinya buat tokoh lain selain Lou sama Arthur mimin karang sendiri name nya jadi jangan pada komplain oky)

   Arthur melipat tangannya di depan dada mendengarkan penjelasan dari mahluk berbulu putih itu.
"Baik terimakasih, jalankan tugasmu sesuai apa ang aku perintahkan" Ucap Arthur.
"Baik yang mulia" Jawab mahluk itu di iringi dengan asap yang kembali mengepul menandakan mahluk itu sudah pergi.
     Arthur menyenderkan tubuhnya di sofa, tatapan tajam yang iya gunakan saat ini, tengah menatap kosong namun dengan siratan amarah.
"Lufin ya! Beraninya kau menyentuh milik ku" Ucap Arthur dengan nada yang melebihi kata seram.




.


Oky guyss mimin camback, jangan lupa vote🌟 comen💭 and follow🔄me oky

CONQUEROR OF MY HEART ((luothur/luothurkyung))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang