chapter7*

493 42 1
                                    

        Bulan pertama sangat menyiksa bagi seorang yang tengah mengandung, penciuman yang kadang sangat memuakan, membuat orang itu berasa ingin muntah.

    Sama dengan yang hari ini Lou rasakan, mual serta pusing yang melanda dirinya.
"Ahhh apa ini yang selalu di rasakan orang hamil? " Ucap Lou menatap pantulan dirinya di cermin kamar mandi milik Arthur.

    Yah memang beberapa minggu yang lalu, saat Lou mengetahui bahwa dia tengah mengandung anak dari pangeran vampir yang dengan tidak tahu malunya sudah menanam benih di dalam perutnya itu, Arthur memutuskan untuk membawa Lou ke apartemen miliknya, yang tentunya masih terlihat oleh banyak manusia, tentunya bukan kastil tak kasap mata miliknya.

   Lou berjalan keluar kamar mandi dengan tangan yang mengelus perutnya lembut. Belum ada pergerakan yang dia rasakan, yah memang baru satu bulan tentunya tak akan ada pergerakan.
"Apa hari ini Arthur pulang malam? " Tanya Arthur pada dirinya sendiri.
  Memang setelah Lou tinggal dengan Arthur, Arthur tak mengijinkan Lou bekerja mengurus kantornya, jadi untuk sementara pengambilan alih sementara kantor di pegang oleh venvin sahabat setia Lou.

     Lou menatap jam yang terpajang di dinding apartemen nya, sudah pukul 08:15 menit, biasanya Arthur akan pulang sekitar jam 7,*mungkin pekerjaannya sangat sibuk*ucap Lou dalam hati.

    Lou mengambil remot tv yang berada di atas meja dan langsung menyalakan tv yang ada di hadapannya. Mengganti chanel demi chanel mencari acara TV yang mungkin cocok untuk dia tonton.
Satu jam, dua jam, Lou menunggu kepulangan Arthur namun orang yang dia tunggu tak kunjung datang, Arthur juga tidak memberi tahunya jika di ada urusan, seharusnya dia mengabarinya, jangan membuat Lou hawatir.

  Sudah jam 10:30 Arthur masih tak kunjung pulang, hal ini membuat Lou sangat hawatir bagai mana bisa dia tidak hawatir, Arthur tidak pernah pulang melewati batas jan 7 dan itu tentu membuat Lou mondar mandir di ruang tamu.
"Haish pergi ke mana dia? " Tanya Lou pada dirinya sendiri, Lou segera mengambil HP dan mencoba menghubungi ayah dari anak nya itu, namun tak kunjung tersambung itu membuat Lou semakin hawatir.
"Apa aku harus menyusulnya ke kantor? Tapi ini sudah larut malam" Ucap Lou menatap jam di ruangan itu.
"Ah sudahlah" Sarka Lou segera menyambar jaket tebal dan syal kemudian segera mengambil topi rajut yang tergantung di gantungan topi sebelah pintu apartemennya, tak berapa lama Lou sudah keluar apartemen dan segera mengunci pintu apartemennya, berjalan ke arah lift menuju lobby.

   Sesampainya di lobby, Lou segera memesan taxi di aplikasi transportasi online. Tak lama menunggu akhirnya taxi yang di pesan Lou datang, Lou segera naik dan memberikan petunjuk ke pada supir taxi tentang ke mana dia harus di antar.

  Lou tiba di kantor Arthur sekitar jam 11:24 malam hari, tampa pikir panjang setelah membayar ongkos taxi Lou segera pergi memasuki are perkantoran, naik lift, menekan tombol lantai di mana Arthur bekerja, segera keluar setelah pintu lift terbuka, Lou berjalan melewati kolodor di ruangan yang ada di lantai 9.

Grekkkk.....
  Lou mendorong pintu masuk yang terbuat dari kaca itu, beberapa pekerja yang juga lembur tengah berada di ruangan itu, seorang yang kebetulan sudah kenal dengan Lou dengan segera menghampiri pria itu.
"Tuan Lou kenapa anda di sini? " Tanya seorang wanita yang akrab di panggil Mei.
"Ah Mei, aku datang untuk menjemput Arthur, apa Arthur masih di ruangannya? " Tanya Lou.
     Wanita itu tampak sedikit terkejut dan dalam beberapa detik dia mengubah ekpresi terkejutnya itu.
"Ahh maaf tuan, tuan Arthur susah pulang dari tiga jam yang lalu" Ucap mei.
   Lou hanya bisa mengangkat sebelah alisnya menanggapi percakapannya dengan wanita itu.
"Tiga jam yang lalu? Tapi kenapa dia belum sampai ke rumah? " Ucap Lou sedikit berpikir.
"Mungkin pak Arthur sedang ada urusan di luar tuan" Ucap Mei berpikir positif.
"Ah iyh kau benar, yasudah terimakasih" Ucap Lou tersenyum pada wanita di depannya.
"Um sama sama" Jawab Mei tak juga lupa dengan senyumnya.
"Baiklah, aku pergi dulu, jaga dirimu baik baik" Ucap Lou membalikan badan menuju pintu keluar ruangan.
"Hati hati tuan Lou" Teriak Mei.

   Lou kembali berjalan ke lobby kantor, pikirannya melayang entah kemana, tak biasanya Arthur pergi tampa memberi kabar padanya.
"Sial kenapa dia harus membuat ku hawatir seperti ini" Ucap Lou berjalan ke halte bus yang ada di depan kantor kekasihnya.
    Matanya menatap ke kiri, memastikan ada atau tidaknya bus yang lewat.

   Lama Lou menunggu, tapi bus yang dia tunggu tak kunjung datang, itu membuatnya sangat kesal, akhirnya Lou memutuskan untuk pulang berjalan kaki dulu sambil menunggu bus lewat.

"Uhhh cape sekali, dasar vampir tidak tahu diri, sudah buat aku hawatir sekarang malah menyiksaku dengan anaknya" Dumel Lou di perjalanannya.
"Ahh baby, maaf kan mama, lain kali kau tak akan kecapean seperti ini" Ucap Lou mengelus purut nya.
   Sudah lumayan jauh Lou berjalan dari kantor Arthur namun tak kunjung satu bus pun lewat.
"tumben tak ada bua lewat? Padahal biasanya jam segini ada bus yang lewat" Ucap Lou menatap jan.
Woshhhhh.........
    Lou menyentuh belakang tengkuknya saat angin yang begitu mengerikan bertiup, entah angin apa namun Lou bisa merasakan bahwa angin yang barusan berhembus bukan angin malam biasa, Lou segera mempeecepat langkahnya.

"Mau pergi kemana kau" Suara geraman terdengar tepat dari belakang Lou.
   Lou mematung seketika mencerna ucapan itu, suara itu seperti bukan suara manusia biasa, apa harus dia menoleh tapi itu terlalu menakutkan.
"Ku  bilang mau kemana kau? " Ucap suara itu.
"Ppppulang"ucap Lou mencoba memberanikan diri.
"Apa kau tidak di ajarkan sopan santun hah? Kau harus menatap wajah lawan bicara mu saat kau bicara" Ucapnya menggeram kembali.
"Ssiapa kau? " Ucap Lou masih membelakangi suara itu.
"Apa kau sungguh ingin tahu siapa aku? " Tanya nya
  Lou hanya menganggukan kepala
"Baiklah, sebaiknya kau berbik badan" Ucap suara itu.
   Lou akhirnya membalikan badan.
Deg....
   Dia memundurkan diri ketika melihat sosok besar di hadapannya, dia punya taring panjang, kuku yang tajam juga panjang, perawakan yang jauh lebih tinggi juga besar dari tubuh mungil lou. "Yakkkkk.... Siapa kau? " Lou menjerit
"Jangan takut nona Arthur, aku pengawal setia tuan Arthur" Ucapnya di iringi sermik mengerikan di wajahnya.
"Jangan berbohong auramu beda dengan aura pangeran Arthur" Ucap Lou memundurkan dirinya.
"Hehehe  kau tahu yah!! " Kekehnya
"Siapa kau? " Tanya Lou lagi
"Apa perlu aku beri tahu siapa aku, yang penting aku sudah menemukan keturunan Arthur, ahh sepertinya aku bisa makan enak malam ini" Ucapnya mendekati Lou.
"Pergi, jangan sentuh aku" Teriak Lou karna sosok itu semakin mendekati dirinya.
"Aaaaaaaaaa....... " Lou menjerit kala sosok itu hendak memegangnya.
  
     Jlebbb......
Lou mendengar sesuatu seperti tusukan pedang atau entahlah itu, matanya masih terus tutup.
"Apa aku sudah mati? Hah bagai mana aku bisa mati sebelum melahirkan anak nya! Tidak aku tidak boleh mati, tapi bagai mana jika aku mati? " Lou bercerita dalam hati.

Arghhhhhhhh......
  Lou makin kaget ketika mendengar geraman mengerikan entah darimana, jika dia mati ataupun kesakitan dia tidak akan menggeram se mengerikan itu.
"Tuhan apa yang harus aku katakan pada Arthur jika dia tahu aku mati! "

Oky guyss mimin up tapi segini dulu nee ntar mimin up lagi oky. Makasih jangan lupa vote ⭐comen💭 and follow🔄 me guyss thankyou 😘😘

CONQUEROR OF MY HEART ((luothur/luothurkyung))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang