chapter 9

399 41 2
                                    


   Lou ke luar kamar mandi, mendapati ruang tengah yang kosong.
"Hais ke mana lagi orang itu? " Ucap Lou menatap sekeliling ruang tengah dan tak menemukan Arthur di mana mana.
   Tampa berpikir untuk mencari nya Lou beranjak memasuki kamar miliknya juga arthur, membuka lemari mengambil satu setel pakaian tidur dan segera mengenakannya.
"Arkhhhh" Lou meringis merasakan perutnya sakit, dengan segera pria manis itu mengelus perutnya demi menenangkan bayi di dalamnya.
   Memang seharusnya belum bisa merasakan sesuatu di bulan pertama bagi orang hamil, tapi beda dengan Lou,dokter yang menanganinya, mengatakan bahwa bayi yang dia kandung nya adalah bayi vampir, dan usia kehamilan bayi vampir tidak sama dengan bayi manusia, bayi vampir hanya memerlukan lima bulan untuk lahir sedangkan  bayi pada umumnya membutuhkan 8-9 bulan untuk lahir, dan katanya bayi vampir akan memperlihatkan  pergerakan nya dalam bulan pertama dan akan semakin menjadi kalau memasuki bulan kedua.
   Lou segera mendudukan nya di tepi ranjang, masih dalam posisi mengelus perutnya, namun sudah lama Lou mengelus perutnya tapi rasa sakit itu tak kunjung hilang.
"Arkhhh.. Kenapa bayinya selalu bergerak di saat yang tidak tepat, ahh.. Sakit.. Arthur tolong.. " Ringis Lou yang sudah kewalahan dengan perutnya itu.

   Sedangkan di tepat lain, Arthur tengah berdebat dengan seorang wanita yang terlihat jauh lebih tua darinya.
"Sudah ku katakan, tinggalkan manusia itu, dan menikah dengan aulet" Ucap wanita itu penuh penekanan.
   Arthur hanya memutar matanya malas meladeni omelan wanita yang ber setatus sebagai ibu tirinya ini.
"Apa aku perlu mengikuti keinginanmi nyonya? " Cibir Arthur.
"Anak sialan, kau tidak punya hak untuk membangkang ucapan ibumu" Teriak wanita itu.
  Arthur hanya bisa menyermik sinis di bibirnya.
"Ibu? " Ucap Arthur
"Lebih tepatnya bibi! " Sambung Arthur membuat wanita itu mengepalkan tangannya.
"Beraninya kau anak tak berguna, aku ibumu" Teriak wanita itu kembali.
"Ya ya ya terserah kau saja, tapi ingat kau tak akan pernah menjadi ibuku ataupun menggantikan posisi ibuku, bibi" Ucap Arthur penuh penekanan.

    Di tengah percekcokan antar ibu tiri dan Pangeran itu, tiba tiba sebuah hembusan angin yang cukup kencang di sertai kepulan asap tiba tiba muncul tak jauh dari tempat Arthur berdiri.
"Kenapa kau ke sini? " Tanya Arthur menatap sosok berbulu putih itu
"Tuan, dia sedang ke sakitan" Ucap sosok itu yang langsung membuat Arthur mengangguk.
"Sepertinya kau selamat hari ini bibi, aku harus pergi, dan ingat jangan desak aku untuk menikahi wanita pilihan mu itu" Ucap Arthur membalikan badan dengan menampakan sermik sekali lagi.

"Arhkkkk Tuhan ku mohon ini sakit sekali hikss" Isak Lou di dalam kamar.
     Perutnya terasa ingin meledak, seperti ada api di dalamnya sangat panas dan menyakitkan.
"Hiksss, Arthur kau di mana hikss" Ucap lou.
     Brakkk.....
Loh menatap Arthur yang baru saja datang dengan menggebrak pintu kamar milik mereka dengan  keras.
"Hiksss... Hiksss" Lou masih terisak menatap sosok pria yang baru saja datang.
   Arthur segera berlari menghampiri Lou.
"Lou kau baik baik saja? " Tanya Arthur saat sudah berada di samping Lou, keringat yang keluar dari tubuh Lou membasahi piyama yang baru saja dia kenakan tadi, tangannya masih setia memegangi perutnya, isakan terus keluar dari bibir tipis Lou.
"Sakit hiksss.... Hiksss" Ucap Lou manyenderkan kepalanya ke pundak Arthur.
"Aku di sini kau akan baik baik saja" Ucap Arthur mengambil alih pegangan pada perut Lou di gantikan dengan elusan dari tangan besarnya.

    Lou memejamkan mata, perutnya sudah tidak terlalu sakit, apa mungkin bayinya merindukan elusan dari sang ayah entah apa, tapi saat Arthur yang menguasai perutnya seketika hawa panas yang di rasa Lou tadi seketika hilang di gantikan dengan rasa nyaman yang menenangkan.
"Apa masih sakit? " Tanya Arthur menatap wajah Lou yang sudah sedikit agak tenang.
"Nyaman" Ucap Lou menelusup kan wajahnya ke dada tegal Arthur.
"Mungkin dia rindu elusan mu" Sambung Lou menghiruo bau wangi dari tubuh Arthur.
"Maaf aku tak seharusnya pergi tadi" Ucap Arthur mengecup pucuk kepala Lou.
"Tidak apa," Ujar lou
   Arthur tersenyum ketir, walaupun dia tahu pasti Lou sangat kesakitan karna anak nya, apalagi mengingat ucapan sosok putih itu, bahwa Lou merasakan hawa panas di dalam tubuhnya, apa mungkin pria yang di temui Lou semalam lah yang membuat bayi dalam kandungan lo berulah.

"Lou apa aku boleh memanggilmu audis? " Tanya Arthur membuat Lou mengangkat kepalanya menatap pria yang tengah memeluknya.
"Audis? Siapa dia? " Tanya Lou sedikit curiga dengan nama yang di sebutkan Arthur.
"Bukan siapa siapa, hanya saja sepertinya kau sangat cocok dengan nama itu" Ujar Arthur membuat Lou semakin curiga.
"Mmmm.... Terserah kau saja" Ucap Lou tersenyum walau dalam hati dia sedang curiga pada pria ini.
"Terimakasih, aku mencintaimu audis" Ucap Arthur mengecup kening Lou.

 

Jam sudah menunjukan pukul 11:12 menit waktu Tiongkok, Lou masih sibuk dengan layar komputer di ruang tengah, Arthur seperti biasa tengah bekerja di perusahaan nya.
    AC di ruangan tengah sudah menyala sejak pagi tadi, tapi entah kenapa Lou merasa sangat panas.
"Ah sial apa aku harus membuka jendela? " Gerutuk Lou bangkit dari duduknya menuju ke arah jendela, Lou segera membuka satu jendela di sebelah kanan, udara segar masuk lewat celah jendela itu.
"Ahhhh segarnya" Ucap Lou menengadahkan kepalanya.
Drtttt.... Drttt...... Drt.........
     Lou tersadar dengan bunyi HP yang ia tinggalkan di meja dekat komputer miliknya.
  "Hallo, siapa ini? " Ucap Lou ketika mengambil dan mengangkat panggilan dari nomor yang tidak dia kenal.
"Apa ini tuan Lou? " Ucap pria di sana dengan suara berat bass nya itu.
"Ya benar saya sendiri? Sorry tapi ini siapa? " Tanya Lou sedikit aneh.
"Ah saya kurir pengantar makanan tuan, tadi tuan Arthur memesan makanan di aplikasi online dan menyuruh saya untuk mengantarkannya ke sini" Ucap suara itu menjelaskan.

    Lou tampak mengernyitkan dahinya, tak biasanya Arthur memesan makanan online, apalagi di kondisi Lou yang sedang hamil bahkan dokter dari keluarganya memperingatkan Lou agar tidak makan makan dari luar.
"Ahh baik tolong simpan di depan pi tu saja" Ujar Lou karna sedikit tak enak perasaan.
"Maaf tuan, tapi saya harus memanaskan nya ini permintaan dari tuan Arthur" Ucap pria itu lagi membuat Lou semakin heran.
"Tidak biasanya,Arthur sudah tau aku akan memanaskan makanan ku sendiri! Kenapa ini menyuruh kurir? " Lou semakin  heran.
"Ah baik sebentar pak saya ke kamar mandi dulu" Ucap Lou mencari alasan.
"Baik tolong jangan matikan telponnya" Ucap orang itu pada Lou.
"Apa ada kurir seperti ini? "Heran Lou sekali lagi, dia segera ke kamar mandi dengan meletakan HP yang masih tersambung dengan orang itu.
   Sebelum ke kamar mandi Lou mengambil telpon rumah dan menelpon ke kantor Arthur lebih tepatnya pada Arthur sendiri.

" Hallo, apa kau memesan makanan? "Tanya Lou segera setelah sambungan telpon itu tersambung.
" Ada kurir yang mengatakan kalau dia mengantarkan makanan yang kau pesan, dan dia bilang kau menyuruhnya untuk memanaskan nya sendiri! "Lanjut Lou lagi.

 
  

CONQUEROR OF MY HEART ((luothur/luothurkyung))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang