chapter 10

436 34 0
                                    

"Baik lah, tolong hati hati" Ucap Lou memutuskan sambungan telpon nya.
   Lou kembali ke ruang tengah dan mengambil HP yang masih tersambung dengan kurir itu.
"Hallo" Ucap Lou
"Hallo Tuan apa bisa Anda buka pintu sekarang, saya takut makanan nya akan dingin" Ucap suara itu
"Ah sebentar aku akan membereskan ruangan ini dulu, disini sangat berantakan" Ucap Lou berbohong.
     Berbohong kenapa? Yap karna Arthur yang menyuruhnya untuk mengukur waktu, jelas Arthur menjawab tidak, saat Lou menanyakan kebenatan perpisahan makanan itu, Arthur bilang "lebih baik aku mencari buah kurma ke Arab, dari pada pesan secara online" Pria yang perhatian bukan.

   Jadi Lou bertugas untuk mengukur waktu agar pria di luar tidak masuk ke rumahnya, karna perasaan Lou sangat gelisah saat mendengar nada bicara pria itu.
"Tuan apa susah selesai? " Tanya pria di telpon.
"Ah belum tunggu sebentar aku harus memindahkan pakaian kotor ku" Ucap Lou masih menunggu kedatangan arthur.
"Tuan, jika anda tidak mau membukanya makan saya harus mendobraknya" Ucap lelaki itu membuat Lou semakin khawatir.

     Sungguh di mana pun tak ada kurir yang nekat mendobrak pintu pelanggannya saat tidak di buka kan pinta, yah kecuali jika yang di dalam terkunci.
"Ar kau di mana ayo cepat" Ucap hati Lou.

Wushhhhh........

     Lou terbelalak kaget hampir saja akan jatuh jika tida ada tangan kekar yang melingkar di pinggangnya, yah tangan siapa lagi jika bukan tangan Arthur.
"Kau mengejutkan ku bodoh" R untuk Lou memukul dada Arthur
"Haha.. Maaf sayang aku tak bisa mengendarai mobil karna jalanan macet, jadi aku menggunakan teleportasi untuk sampai ke sini" Ungkap Arthur dengan kekehan kecil karna sudah menganggetkan sangat istri.
"Tuan saya akan mendobrak pintunya sekarang, saya tidak mau di beri bintang rendah oleh tuan Arthur karna tak memberikan makanan yang dia pesan sesuai perintahnya" Arthur dan Lou menatap HP yang bersuara itu dan saling bertatapan.
"Lihat kurir yang aneh" Ucap Lou membisikan di telinga Arthur.
"Lebih aneh lagi jika dia melihat kekasihku" Ucap Arthur mengecup pipi Lou membuat Lou bersembur merah muda dari pipinya.

"Saya dobrak tuan, maaf" Lagi lagi suara di telpon itu kembali terdengar membuat Arthur melepaskan pelukannya di pinggang Lou.
"Khemm.... Sepertinya aku harus bekerja dulu" Ucap Arthur membuat Lou menatapnya heran.
"Bekerja apa kau akan pergi ke kantor lagi? " Tanya Lou aneh
"Tidak" Ucap Arthur singkat
"Lalu? "
"Bekerja menghabisi si berengsek di luar" Ucap Arthur dengan kepalan tangan miliknya.

Ceklekkk
"Tuan akhirnya anda...... Ttttttuan Arthur" Pria di depan pintu apartemen Arthur tergagap gagap menyebutkan nama orang yang baru saja muncul dari balik pintu yang terbuka.
"Rupanya kau!! Apa aulet yang menyuruhmu? " Tanya Arthur dengan nada dinginnya
"Nona hanya ingin memberikan makanan untuk istri tuan" Ucap nya
"Memberikan makanan pada kekasihku dengan menggunakan namaku sebagai jembatan! " Ucapan Arthur menekan, membuat aura mematika tersebar di depan pi tu apartemen menyelimuti sosok pria berpakaian layaknya ojol makanan.
"Bbbbukan bb begitu tttuan" Ucap nya
"Lalu? " Arthur melipat kedua tangannya di depan dada.
"Iiiini hanya manisan untuk oorang hamil" Ucap pria itu
"Bagai mana aulet tahu di sedang hamil? " Ucap Arthur sedikit mengerutkan dahinya.
"Saya tidak tahu tuan" Ucap pria itu
"Baiklah buka kotak makanannya di sini" Ucap Arthur memerintahkan dan langsung di ikuti oleh pria tadi.

   Arthur membelalakan mata saat dia menatap makanan dengan asap berwarna ungu yang di yakini sebagai racun violet milik keluarga zuhvioleta.
"Dia ingin meracuni milik ku" Ucap Lou menggeram.
"Bawa makanan ini katakan aku tak butuh makanan beracun, jika kau mau makan saja" Ucap Arthur membalikan badan nya dan segera masuk ke dalam apartemen nya.

"Siapa? " Tanya Lou saat Arthur mendudukan dirinya di samping lou
"Teman" Ucap Arthur
"Kenapa tidak di ajak masuk? " Tanya Lou
"Untuk apa? " Tanya balik arthur
"Yah setidaknya ijin kan dia untuk masuk jika dia memang teman mu" Ucap Lou memainkan bantal yang tengah dia pelukan nya.
"Aku tak mau waktu ku bersama kekasihki terhalang oleh orang itu" Ucap arthur mendekatkan wajahnya ke wajah Lou.
"Hy jauh kan wajah mu" Ucap Lou mendorong dada arthur, bukan karna tak ingin hanya saja wajah nya sudah panas mendengar rayuan arthur, Lou menyembunyikan wajah di balik bantal yang tadi di peluk.
"Hy jangan menghalangi wajahmu" Ucap arthur berusaha menurunkan bantal yang menutupi wajah Lou.
"Tidak, jauhkan dulu wajahmu" Ucap Lou masih menutupi wajahnya.
"Ha,,, baiklah" Ucap arthur dengan senyum, dia tahu pria di depannya sedang bersemu merah dengan rona pipi merah jambu, arthur memundurkan wajahnya.

     Berasa tidak ada hembusan napas di punggung tangan Lou, Lou akhirnya menurunkan banyak yang menutupinya, memandang arthur yang juga sedang memandangi nya dengan senyuman.
"Apa? " Tanya Lou ketika artymasih melihat dirinya.
"Tidak, hanya saja, aku tak menyanhka orang yang akan mengandung anak ku adalah seorang pria" Ucap arthur masih dengan senyuman.
"Kau tak mau? Lalu kenapa kau menghamili ku bodoh! " Ucap Lou sedikit tersinggung dengan perkataan arthur.
"Eh bukan begitu" Ucap arthur ketika melihat raut wajah Lou berubah.
"Jangan ber alasan" Ucap Lou bangkit dari duduknya menuju dapur meninggalkan arthur yang masih duduk di sana dengan kebingungan nya.
"Hais bodoh bagai mana kau bisa mengatakan itu pada nya" Gerutuk arthur  pelan menyusul Lou yang sudah ada di dapur.
"Lou" Panggil arthur melihat Lou tengah mengambil makanan di kulkas.

    Tak mendapatkan jawaban dari Lou, arthur semakin mendekati sosok itu.
Grebbbb
   "Maaf aku tak bermaksud membuat mu marah" Ucap arthur memeluk tubuh Lou.
"Lepas" Ucap Lou dingin
"Lou" Panggil arthur lagi.
"Arkhhhh" Lou meringis kesakitan, bukan karna di gigit arthur tapi karna perutnya kembali sakit lagi.
"Ahhhh, ssssakit"tingis Lou menyenderkan bahunya ke dada arthur yang memeluknya.

   Tanpa basa basi arthur langsung mengelus prut itu, mencoba menenangkan bayi yang ada di kandungan Lou itu.
" Sayang jangan terlalu banyak bergerak kau menyakiti ibumu"ucap arthur mengelus prut itu.
"Arkhhh arthur sakit hiksss" Isak Lou

     Arthur membikan badan Lou menjadi menghadapnya, dari posisi ini arthur bisa melihat pelupuk mata Lou yang sudah basah dengan raut kesakitan di wajahnya.
"Mmppp,,,  ahhhhh,,,, mppphh" Lou mendesah kalau arthur menciun bibinya lembut, mencoba mengurangi rasa sakit di tubuhnya.
    Tangan arthur masih setia mengelus perut Lou.
"Ahh... " Desahan kembali keluar dari mulut Lou saat arthur menciun lehernya.
"Apa masih sakit? " Tanya arthur melepaskan ciumannya pada leher Lou.
    Lou hanya menggelengkan wajahnya, arthur tersenyum mendapatkan jawaban dari Lou.
"Maaf aku tidak bermaksud berbicara seperti itu" Ucap arthur masih memeluk tubuh Lou
"Aku hanya tak menyangka aku menghamili seorang lelaki yang berhasil mengandung keturunanku, sejujurnya aku sudah pernah melakukan dengan seorang wanita, namun gagal dia tidak mengandung anak ku" Lanjut arthur.
"Tapi saat aku berhubungan dengan mu aura yang kau berikan berbeda dengan orang lain, aura yang membuat damai, membuat ku terlena, membuatku ingin melakukan hal yang lebih jauh lagi" Ucap arthur.
"Dan akhirnya sekarang kaulah yang sedang mengandung anak ku, terimakasih" Ucap arthur mencium kening Lou.

      Lou yang mendengarkan hanya bisa tersenyum, jujur dalam hati nya Lou sedang bahagia, siapa sangka seorang lelaki bisa hamil dan kalian tahu bayi yang ada di perutnya adalah bayi vampir dan yang membuatnya sendiri sang pangeran vampir, sungguh keberuntungan buka.

   Jika untuk manusia normal bertemu dengan vampir adalah sebuah kesialan namun beda lagi untuk Lou dia menyebutnya sebagai keberuntungan karna apa, karna di sudah jatuh cinta dengan arthur chen sang pangeran vampir yang akan menjadi ayah dari bayi yang akan dia lahirkan nanti.

Annyeong haseyo, mimin camback jangan lupa vote 🌟comen 💭and follow 🔄 me ckckckck.

CONQUEROR OF MY HEART ((luothur/luothurkyung))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang