"Ada yang licik tapi bukan kancil."
_______________
"Darimana saja kamu?"
Suara bariton menginterupsi langkahnya. Ia berhenti, melirik sekilas ke arah keluarga yang tampak bahagia.
"Tadi Ara kerumah sakit,"
Nara melihat raut wajah Reno berubah. Itu sudah biasa saat ia membahas itu ayahnya pasti akan mengalihkan pembicaraan. Tanpa menoleh Nara menaiki tangga menuju kamarnya.
"Kamu sudah makan sayang..?"
Suara Rita masuk ke pendengarannya, rasanya ia kangen dengan suara mamanya itu.
"Ara udah makan."
Ara melanjutkan langkahnya, tapi sebelumnya ia melirik Salsa yang tersenyum sinis kearahnya. Cih.
Nara menghempaskan dirinya dikasur. Menatap langit-langit kamar dengan kosong, tiba-tiba ia merindukan seseorang.
Seseorang yang memberikan kasih sayang penuh dan perlindungan saat dirinya terpuruk.
Andai saja kejadian itu tidak terjadi, mungkin saat ini mereka masih.....
Brak!
Nara mengubah posisinya menjadi duduk lalu menatap Salsa datar.
"Apa?"
"Gue cuma mau ambil kunci mobil,"
Salsa melirik Nara sinis lalu meniup-niup kuku panjangnya. Nara baru ingat, ayahnya malam ini akan pergi keluar kota untuk mengurus salah satu perusahaan.
Berarti mulai besok Salsa dan Rita tak perlu lagi memainkan drama dihadapan Reno. Ah, rasanya sudah sangat lama Nara tidak melihat mereka bebas seperti itu.
Nara menyerahkan kunci mobilnya dan langsung diambil Salsa dengan kasar.
Brak!
Lagi. Salsa membanting pintu kamar Nara dengan keras. Sepertinya besok Nara akan memasang arus listrik saja di pintu itu.
Drrtdrrt..
Nara melirik ponsel di pangkuannya, satu notifikasi muncul di layar. Membuat senyum tipis terbit di bibirnya.
Angga❤
Kok hari ini gak masuk? Kamu sakit?
Kenapa gak kabarin aku?Aku baik-baik aja kok😊
Aku tadi jenguk bang ArkanAngga❤
Oohh...
Udah makan?Udah
Angga❤
Besok kamu sekolah kan?Iya, aku sekolah kok.
Angga❤
Yaudah, sekarang kamu tidur.
Jangan nontor drakor terus.
Aku gak mau kamu sakit.
Good night😍Iya bawell🙄
Good night😍Nara memutuskan pergi kedapur saat tiba-tiba kerongkonganya terasa kering. Saat diujung tangga matanya menangkap sosok sang ayah dan mama tirinya diteras, oh jangan lupa dengan si ular kecil itu, siapalagi kalau bukan Salsa. Nara hanya tersenyum sinis, lalu berlalu menuju dapur dengan acuh.
"Papa jangan lama-lama ya.."
Salsa memeluk tangan Reno sambil merengek manja dengan papanya. Reno terkekeh, lalu mengacak rambut Salsa gemas. Salsa mencebikkan bibirnya lucu, bahkan saking lucunya pengen cubit pake neptang.
Setelah Reno pergi dan menghilang dari pandangan, mereka saling melempar senyuman miring. Dasar keluarga ular!
Saat masuk mereka berpapasan dengan Nara. Rita hanya berdecih dan melirik Nara sinis, bahkan Salsa sengaja menabrak bahu Nara keras.
Nara hanya menatap dua wanita ular itu datar, ia berdecih dalam hati.
"Drama Queen."
_______________
Mau nanya nih..
Apa kelebihan cerita ini?
Lalu apa kekurangan cerita ini?
Mohon kritik dan sarannya :*
Jangan lupa simpan ke library
KAMU SEDANG MEMBACA
GANARA
Teen Fiction"Sekencang apapun lo berlari dan sejauh apapun lo bersembunyi, lo gak akan bisa hindarin gue.." "You're Mine..Anara." ⬇ ⬇ ⬇ Mengandung adegan kekerasan dan bahasa kasar. Mohon bijak dalam membaca!