"Nyatanya jodoh adalah cerminan diri sendiri."
______________
Tok! Tok!
Nara terbangun ketika mendengar ketukan di pintu kamarnya. Ia membuka matanya malas saat ketukan itu semakin keras. Dengan gontai ia berjalan ke arah pintu.
"Ayah sama mama mau pergi. Kamu jangan kemana-mana."
Nara mengernyit heran karna tak biasanya mereka pergi malam-malam begini, "Emang ayah mau kemana?"
"Ayah sama mama mau ngurus persiapan pertunangan Salsa nanti."
Tunggu! Pertunangan?
"Sekarang kamu kebawah, bantu bi Yani beres-beres."
Nara hanya mengangguk. Setelah Reno pergi ia segera turun kebawah, dahinya mengkerut saat melihat ruang tamu itu sudah dihias dengan cantik.
Di setiap sudut ada balon-balon yang menggantung indah dan juga pita-pita cantik disana. Sebuah tulisan menarik perhatiannya, Salsa's Birthday.
"Bi, emang bener Salsa mau tunangan?"
Bi Yani yang tengah menyapu menoleh lalu ia tersenyum, "Iya non. Kata bu Rita pertunangannya bertepatan dengan ulang tahun non Salsa."
"Emm...bibi tau gak siapa nama cowok itu?"
Entah kenapa Nara sangat kepo dengan hal itu. Pasalnya selama disekolah Salsa tak pernah terlihat dekat dengan cowok manapun.
"Bibi juga gak tau non. Tapi yang bibi tau cowoknya ganteng." Bi Yani tersenyum malu-malu saat mengucapkan kata 'ganteng'.
Nara memutar bola matanya malas, "Emang bibi pernah liat?"
"Enggak sih non. Tapi non Salsa pernah cerita sama bibi."
"Ooh..Yaudah bi aku mau beres-beres dulu."
"Baik non."
Nara mengangguk lalu mulai membersihkan sampah-sampah yang berserakan disana.
"Siapa cowok itu?"
_______________
Di lain tempat, saat ini Reno, dan kedua perempuan itu sedang berada disebuah mall. Sebelum ke butik mereka mampir sebentar karna Salsa pengen beli pernak-pernik untuk acaranya nanti.
"Kamu mau hadiah apa dari papa?"
Salsa tampak berfikir, "Salsa cuma pengen papa selalu sayang sama aku."
Reno terkekeh kecil, lalu mengusap kepala Salsa lembut, "Ya pasti dong, kamu kan anak satu-satunya kesayangan papa."
Satu-satunya? Hmm.
"Oh iya! Nara gimana pah? Salsa mau dia pake baju samaan sama aku."
Reno mengernyit, "Emang kamu gak malu?"
Malu? Woyy itu anak kandung lo sendiri!!
Salsa tersenyum tipis, "Ngapain malu? Lagipula aku udah anggap dia jadi adik aku sendiri."
Reno mengacak rambut Salsa gemas, "Kamu memang kakak yang baik."
Salsa mengalihkan pandangannya, lalu tersenyum miring.
"Bodoh!"
_______________
Saat ini Nara dan kedua sahabatnya tengah duduk manis dikantin, entah kenapa pelajaran Matematika sangat menguras otak dan tenaga mereka.
"Eh gue denger kakak tiri lo mau tunangan, emang bener?"
Nara yang sedang minum tersedak kaget, "Lo tau darimana?"
Lisa menegakkan tubuhnya, "Tadi pagi gue liat Salsa ngebagiin undangan gitu. Terus gue denger dari kakel tunangannya diadain minggu ini."
Nara mengedikkan bahunya acuh, "Hmm.. Gue juga baru tau tadi malam,"
"Gue gak nyangka, ternyata ada juga cowok yang naksir sama dia."
Nara menatap kedua sahabatnya bergantian, "Gue jadi penasaran, siapa sih yang jadi calon suaminya Salsa?". Nara sengaja menekankan kata 'calon' sambil terkekeh.
Anna yang sedari tadi diam kini ikut bersuara, "Menurut gue sih orangnya 11 12 sama Salsa, menurut lo Lis?"
Lisa tampak berfikir, "Menurut gue cocok sih cabe-cabean nikah sama terong-terongan.."
Nara terkekeh kecil saat mendengar pernyataan konyol sahabatnya itu, "Iya juga sih, tapi kira-kira anak mereka jadi apa ya?"
Mereka tertawa bersama, bahkan Nara sampai memegang perutnya yang sakit. Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata tajam yang sejak tadi mengawasi mereka. Orang itu mengepalkan tangannya.
"Bangsat!"
_______________
Pendek dan gaje :v
Pliss ninggalin jejak dong😥Penulis yang kangen sekolah😌

KAMU SEDANG MEMBACA
GANARA
Подростковая литература"Sekencang apapun lo berlari dan sejauh apapun lo bersembunyi, lo gak akan bisa hindarin gue.." "You're Mine..Anara." ⬇ ⬇ ⬇ Mengandung adegan kekerasan dan bahasa kasar. Mohon bijak dalam membaca!