"Hati-hati!! Yang pertama kali dilihat adalah mata."
_______________
Seorang gadis mungil melangkahkan kakinya memasuki kelas 11 IPA 3. Ia melirik layar ponsel yang menunjukkan pukul 06:00. Sekolah masih sangat sepi, tapi lebih baik begini, daripada ia harus berlama-lama berdekatan dengan wanita ular itu. Memuakkan!
SMA Samudra merupakan sekolah elit di Jakarta. Sekolah yang hanya menampung siswa dari kalangan atas dan memiliki prestasi akademik maupun non akademik. Nara bersyukur Reno memasukannya kesekolah itu.
Selagi menunggu bel berbunyi, Nara membuka buku pelajaran hari ini. Mencoba memahami materi yang akan di bahas dan sesekali menyalin sesuatu yang ia anggap penting. Andaikan semua murid seperti Nara. Andaikan saja!
Saat lagi asyik dengan kegiatannya, Nara merasakan ada sesuatu yang janggal. Nara menatap sekeliling, tidak ada siapa-siapa selain dirinya disini. Sekolah pun masih sepi, terlihat dari pintu yang menghadap langsung ke arah lapangan.
Nara mencoba kembali fokus dengan buku ditangannya. Tapi perasaannya mulai tidak enak. Ia merasa sedang diawasi oleh seseorang. Dengan perlahan ia mengarahkan pandangannya kearah jendela.
Deg
Sepasang mata beriris gelap menatapnya dari balik jendela. Nara meneguk salivanya susah payah saat pria itu menatapnya tajam, seolah ia adalah seorang penjahat yang baru saja kabur dari penjara.
Cowok itu berjalan menjauhi kelas Nara tanpa melepaskan tatapan tajamnya. Nara pun secara otomatis menolehkan kepalanya, mengimbangi mata beriris gelap itu.
"WOYY!!"
Nara tersentak kaget, lalu sedetik kemudian ia mendengus kesal. Ingin sekali ia menyumpal mulut sahabatnya itu dengan kaos kaki milik Boby, yang katanya dicuci 6 bulan sekali itu.
Cewek itu hanya nyengir kuda, lalu duduk disebelah Nara. Ia mengeluarkan benda pusaka kesayangaannya, lalu mulai merapikan rambut sepundak miliknya. Nara yang melihatnya, hanya memutar bola matanya malas.
"Lo tadi liatin apa?"
"Au!"
Lisa yang sedang memoleskan lipbalm itu menoleh, lalu berdecak melihat perubahan mood sahabatnya itu.
"Lo lagi dapet?"
"Au!"
"Ck, terserah!"
"Bodo!"
_____________
Baru dua menit yang lalu bel istrirahat berbunyi, tapi koridor kelas 11 itu sudah ramai dengan lalu lalang manusia. Disaat yang lain sibuk untuk mengisi perut, Nara lebih memilih pergi keperpustakan.
Apakah Nara sendiri? Jelas tidak, ia ditemani Anna. Disepanjang koridor cewek berwajah imut itu tak henti-hentinya menggerutu. Ia lebih memilih ikut Lisa ke kantin, daripada harus berbaur dengan tempat para kutu buku tersebut.
Tapi dengan segenap jiwa dan raga, Nara menyeret Anna keluar kelas. Dan alhasil ia hanya bisa mengusap telinganya yang panas karna sumpah serapah tidak berhenti keluar dari mulut Anna.
Seorang cowok beriris gelap menatap lurus ke arah depan. Berjalan santai dengan kedua tangan yang dimasukkan ke saku abu-abunya. Oh jangan lupakan dengan muka datarnya yang membuat para cewek mimisan.
Cowok itu menoleh ke samping, menatap ke arah Nara dan Anna sekilas, lalu melanjutkan langkahnya menaiki tangga menuju koridor kelas 12.
Satu.
Dua.
Tiga.
"AAAA....!!!!"
Sudah Nara duga dari awal. Nara bersyukur masih sempat menutup telinganya.
"OMGG!!!! Itu ka Arga kan?!!"
"Hm."
"Itu seriusan ka Arga?!!"
"Hmmmm."
"Gue gak salah liat kan?!!"
"IYAA...BAWELLL!!!"
Nara sudah hafal betul reaksi dari para cewek-cewek kurang belaian disekolahnya ketika melihat cowok beriris gelap itu. Mulai memfoto cowok itu diam-diam, meneriaki dengan pujian-pujian, bahkan ada yang lebih parah, menahan nafas saat berdekatan dengannya.
Siapa sih yang tak terpesona dengan cowok itu. Kulit putih bersih, hidung mancung, alis yang tebal, garis rahang yang tegas, tubuh tinggi juga tegap dan bibirnya yang err....!
Tapi jujur saja, Nara tidak tertarik sedikit pun dengan cowok itu. Karna di hatinya hanya tertulis satu nama, Angga Sebastian. Cielahh!
Perpustakaan sudah didepan mata, tapi tiba-tiba mereka harus berpapasan dengan Salsa cs. Dengan seragam yang sangat ketat dan rok diatas paha, ia berjalan angkuh melewati Nara dan Anna. Salsa berdecih dan menatap remeh ke arah mereka, tapi baru beberapa langkah.....
Bruk!
Beri tepuk tangan yang bergemuruh untuk Anna!!
Salsa tersungkur dengan muka yang lebih dulu mencium lantai. Nara menahan tawanya, sedangkan si biang kerok hanya memilin-milin rambutnya dengan watados.
"MAKSUD LO APAA??!!
Salsa berteriak dengan muka memerah padam dan mata yang hampir keluar, tak lama mereka sudah menyita perhatian banyak orang.
"Salah lo sendiri, jadi cabe letoy amat.."
Daebakk!
"LO BERANII SAMA GU-..."
"Sstt.. Diam mulut lo bau.."
Anna menarik Nara menjauhi kerumunan itu. Saat Nara melewatinya, Salsa berbisik pelan.
"Awas lo..."
_______________
Jika kalian berkenan, tolong vommentnya.
Makasih:)Love you😘
KAMU SEDANG MEMBACA
GANARA
Novela Juvenil"Sekencang apapun lo berlari dan sejauh apapun lo bersembunyi, lo gak akan bisa hindarin gue.." "You're Mine..Anara." ⬇ ⬇ ⬇ Mengandung adegan kekerasan dan bahasa kasar. Mohon bijak dalam membaca!