15. Pajak Jadian

1.1K 104 5
                                    

"Karma pasti ada. Meskipun hadirnya tidak pada hari yang sama ketika kau menyakitiku."

_______________

Sekolah terlihat ramai, para siswa pun mulai banyak berdatangan. Entah kenapa Nara mulai panas dingin sekarang. Sedangkan cowok disebelahnya hanya berjalan dengan santai sambil menggenggam tangannya.

"Ka Arga makin ganteng aja.."

"Meleleh aku tuhh.."

"Eh, siapa tuh cewek?"

"Sok cantik banget!"

"Baru kemarin putus, eh udah dapet yang baru lagi. Murahan banget sih!"

"Kasian ya..Ka Arga kena pelet tuh cewek.."

"Gue penasaran. Dimana ya cewek itu pasang susuk.."

"Dasar bitch!"

Sekuat apapun Nara menutup telinganya, suara-suara sumbang itu tetap masuk ke pendengarannya. Begitu hinakah dirinya? Arga mengepalkan tangannya kuat, berani sekali mereka menghina gadis pujaan hatinya.

"Mau gue potong lidah lo semua?"

Hening. Mereka tersentak kaget saat suara tajam dan menusuk itu masuk ke pendengaran mereka. Aura berubah menjadi mencekam, tatapan cowok itu berubah tajam seolah akan menguliti mereka hidup-hidup. Arga segera menarik Nara menjauhi kerumunan itu, tapi sebelumnya ia menatap nyalang orang-orang yang kini hanya diam mematung.

Arga harus segera pergi sebelum hasrat membunuhnya keluar. Karna ia hanya membawa satu pisau disakunya. Asalkan kalian tau, Arga selalu menyiapkan satu pisau untuk satu korban. Jadi bisa dibayangkan sudah berapa banyak pisau yang ia beli. Kenapa harus satu pisau untuk satu korban? Entahlah, bisa kalian tanyakan langsung sama Arga nanti.

Setelah mengantar kekasihnya ke kelas, Arga melanjutkan langkahnya menuju kantin. Bodo amat dengan bel masuk! Untuk apa belajar? Lagipula ia sudah pintar. Ia menghampiri Angga dan Naufal yang sudah duduk manis disana. Naufal yang sedang makan langsung menoleh sekilas saat cowok itu duduk disebelahnya.

Arga menatap Angga yang tengah fokus menatap layar ponsel, seolah tidak menyadari kehadirannya. Ia mengangkat sebelah alisnya, menatap mantan dari pacarnya itu intens.

"Lo beneran tunangan sama Salsa?"

Angga melirik sekilas lalu kembali menatap ponselnya, "Hmm.."

Arga hanya menganggukkan kepalanya acuh. Cukup lama mereka terdiam, hingga tidak terasa bel istirahat pun berbunyi. Tak lama keadaan kantin berubah jadi ramai.

"Rame banget." Nara mengedarkan pandangannya, keadaan kantin sangat ramai bahkan semua meja pun sudah terisi penuh. Tak lama matanya bertemu dengan sepasang mata beriris gelap yang entah sejak kapan memperhatikannya.

"Emm..gue ga-.."

"Naraa..!"

Sontak Lisa dan Anna langsung menoleh. Mereka gak salah dengar kan? Nara menggigit bibirnya takut, ia sudah tau apa yang akan terjadi nantinya. Dengan perlahan ia melangkahkan kakinya, menghampiri kekasihnya yang sudah menunggu disana.

Arga langsung menarik kekasihnya itu untuk duduk disebelahnya, matanya kemudian beralih menatap dua orang cewek yang masih berdiri dengan bingung. Dengan gerakan mata ia menyuruh mereka untuk duduk. Oh dengan senang hati mereka melakukannya, kesempatan tidak datang dua kali untuk duduk bersama cogan.

Naufal mengernyit melihat tingkah cowok itu yang terlihat aneh, "Ngapain lo ngajak mereka duduk disini?"

Arga mengusap surai hitam itu lembut, "Emang salah ngajak pacar sendiri?"

Lisa yang sedang minum langsung tersedak, begitupun dengan Anna dan Naufal yang menatap mereka tidak percaya. Sedangkan Angga hanya menatap mereka berdua secara bergantian.

Pacar? Maksudnya?

"Beneran Ra..?" Nara menatap Lisa bingung, ia tak tau harus mengatakan apa.

"Emm...Seb-..."

"PERHATIAN SEMUAA..!!"

Sontak keadaan kantin yang semula ramai kini berubah hening. Semua pusat perhatian tertuju ke arah datangnya suaranya. Mereka menunggu apa yang akan dikatakan oleh seorang primadona sekolah itu, sedangkan Nara sudah panas dingin sekarang.

"Mulai sekarang Anara Algeria Lesmana adalah pacar gue! Jadi gue peringatin sama lo semua! Jangan sekali-kali lo gangguin dia, atau lo semua akan terima akibatnya!"

Tak lama bisikan-bisikan para betina mulai terdengar. Banyak yang tidak percaya bahkan tidak terima bahwa mereka benar-benar resmi pacaran. Naufal menatap sahabatnya itu intens, mencari kebohongan dari sepasang mata beriris gelap itu. Nihil, Arga memang tidak pernah bermain-main dengan perkataannya.

"Wihh! Gue pikir lo udah belok. Yaudah PJ dulu lah..!"

Arga menaikkan sebelah alisnya melihat Naufal yang kini cengar-cengir, "Apaan?"

"Ck, pajak jadian lah..!"

"Maless!"

"Pelit amat sih lo!"

"Bodo!"

"Gue doain ya cepat put-..."

"Yaudah cepetan bego!"

"Gitu dong!"

Naufal terlihat sumringah, kan lumayan ngirit. Nara menatap pacarnya itu dalam diam. Jujur hatinya menghangat mendengar pengakuan dari Arga tentang status mereka.

Arga uwuw banget sih..!

Naufal menatap Angga heran, karna sedari tadi cowok itu hanya diam, "Lo mau pesan apa?"

"Gue duluan." Angga segera bangkit dan meninggalkan orang-orang yang kini menatapnya bingung.

"Kenapa tu anak?" Naufal menatap mereka satu persatu, sedangkan yang di tatap hanya menggelengkan kepalanya tidak tau.

Saat melewati pintu kantin, Angga menolehkan kepalanya, menatap dua sejoli yang terlihat sangat bahagia. Nara terlihat mengerucutkan bibirnya lucu karna Arga terus menggodanya dan juga Arga yang tertawa lepas karna hal itu.

"The game just started, honey.."

_______________

Aku kembali👋👋
Ada yang kangen gak?
Oke gak ada😏


Ramaikan komentar!
Kalo bingung mau komen apa, spam next juga gak papa😋

GANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang