06. Pembunuh Sadis

1.1K 93 7
                                        

"Siapapun orang itu. Aku harap bukan kamu pelakunya."

______________

Seorang gadis menyusuri trotoar dengan tenang. Nara merapatkan sweaternya saat udara malam menusuk kulit. Ia mempercepat langkahnya saat melihat gerobak bakso didepan komplek.

"Mang baksonya satu.."

"Siapp neng.."

Nara duduk disalah satu meja  yang kosong. Tak lama datang dua gadis seumurannya dan duduk disebelah Nara. Dua gadis itu membicarakan topik yang membuat tubuh Nara langsung menegang.

"Eh Din, lo liat berita yang di share di group sekolah kita gak?"

Gadis berkuncir kuda itu menggeleng, "Emang ada apaan?"

"Lo tau kan hutan yang ada dibelakang sekolah kita? Tadi pagi para warga nemuin mayat perempuan disana. Mana serem amat lagi."

"Emang kenapa?"

"Lehernya putus, terus mukanya hancur tak berbentuk, bahkan kedua kakinya dicincang-cincang. Sumpah gue mau muntah ngebayanginnya."

"Beneran?"

"Beneran deh. Gue denger-denger korban pembunuhan gitu."

"Ihh serem banget. Pokoknya gue gak mau lagi deh bolos dibelakang sekolah."

Cewek berkacamata itu bergidik, "Sama gue juga."

Deg.

Dibunuh?

Jangan-jangan....

_______________

Kantin yang awalnya ramai kini seketika hening saat seorang cowok berjalan dengan santai menuju salah satu meja di pojok kantin.

"Ka Argaa.!!"

"Ya ampun ka Arga ganteng banget!!"

"Haii calon suami..!!"

"Argaa aku padamu..!!"

Arga terus berjalan santai dengan wajah datarnya, mengabaikan teriakan-teriakan alay dari fans nya itu.

"Wihh sekolah juga lo, gue pikir udah kawin."

Arga hanya mendengus, lalu duduk disebelah cowok itu, "Beliin gue minum!"

Cowok itu mencibir, "Emang gue babu lo apa?!"

Angga yang sedari tadi diam kini ikut bersuara, "Udah deh Fal, turutin aja. Nanti macannya ngamuk."

Arga memutar bola jengah, sedangkan Naufal hanya pasrah dan segera beranjak membeli minuman untuk Arga. Arga menatap sekitar, matanya menyusuri setiap penjuru mencoba mencari seseorang yang selama ini ia incar.

"Gue heran."

Arga menoleh ke arah Naufal yang entah sejak kapan duduk disampingnya, "Cepet ngomong!"

Naufal mendengus, "Kenapa lo gak pernah ikut kita ke klub lagi?"

"Maless."

"Alahh! Biasanya juga lo yang paling semangat ngajak kita-kita." Naufal mencibir saat melihat sahabatnya itu memasang muka angkuh khasnya.

"Gak minat! Rasanya sama aja!"

Angga tertawa terpingkal-pingkal membuat banyak pasang mata melihatnya heran, "Emang lo pengen yang gimana? Biar gue sama Naufal yang cariin."

Arga menyeringai, "Gue pengen mangsa yang baru. Yang rasanya beda!"

"Yaudah, lo ikut kita aja ke klub. Nanti gue cariin yang rasanya beda!" Angga menekankan kata 'rasanya' sambil terkekeh. Ia menaik turunkan kedua alisnya sambil membujuk Arga yang tampak berfikir.

Arga tersenyum miring menatap Angga, "Gue udah nemu orangnya.."

"Siapa?"

"Kepo lo!!" Naufal mengelus kepalanya yang terasa nyut-nyutan karna abis ditoyor keras oleh Arga.

"Terus?"

Arga menoleh, menatap Angga yang menunggu jawaban darinya, "Yaudah gue ikut, sekalian mau cuci mata!"

"Mantapp! Gitu dong!" Naufal terlihat sangat antusias, karna ia bisa minta Arga untuk mentraktirnya. Dasar!

"Lo berdua jangan lupa bawa kondom!"

Arga mendelik, ia sangat tau kebiasaan mereka berdua. Kalo Angga masih mending, hanya sesekali. Tapi yang menjadi masalah adalah Naufal. Cowok itu sering bahkan tidak pernah memakai pengaman saat melakukan 'itu' dengan alasan yang sama, "Supaya lebih leluasa.".

"Tenang aja. Gue udah stok buat seminggu.." Angga tersenyum bangga sambil menepuk dadanya. Gila emang!

"Gue boleh dong minta satu.." Naufal memasang wajah memelasnya kepada Angga. Karna ia masih punya malu untuk tidak membeli itu diwarung.

"Enak aja!! Punya lo kan kecil, nanti kedodoran lagi!"

"Eh bangke! Lo pikir kaos kaki apa? Mana ada orang pake itu kedodoran!"

"Terserah lo!! Pokoknya gue gak mau!!"

Arga memijit pangkal hidungnya lelah, kini banyak pasang mata yang menatap mereka dengan bingung. Bahkan ada beberapa orang yang menatap jijik dengan pembicaraan mereka. Memalukan!

"Angga.."

Mereka sontak menoleh ke sumber suara. Seorang gadis mungil berdiri kikuk saat ditatap oleh tiga pria didepannya.

"Nara? Ada apa?"

"Emm..aku mau ngomong sama kamu."

"Yaudah, bawa aja Angga nya gratis kok." Naufal menyengir saat Angga menatapnya tajam.

"Ayo." Angga beranjak dan mengenggam tangan Nara untuk pergi dari situ.

Seorang cowok beriris gelap menatap kepergian sahabatnya dan....

Mangsanya.

_______________

Satu kata untuk part ini :^
Gaje:)

Maafkan aku yang masih polos :)

GANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang