17 / Tempur

78 15 0
                                    

"Bukan itu maksudku, Kak."

"Aku paham, Jeno. Aku tau diri. Dengan kamu notis aku, balas perhatianku udah lebih dari cukup. Nggak masalah." Aku tersenyum menguatkan diri sendiri. Sebisa mungkin untuk tidak menangis.

"Kak," Jeno terlihat sangat frustasi. "Kenapa Kak Langit nggak bilang aja kalau suka aku? Apa susahnya?"

"Susah, Jen. Kamu tau, cewek itu jarang dihargain? Apalagi kamu yang notabennya udah punya pacar?"

Deg. Jeno membulatkan mata sempurna. Ia terlihat sangat terkejut. Mengacak-acak rambutnya yang hampir meledak, mungkin, karenaku.

Ini hari Minggu. Jeno mengajakku bertemu. Awalnya aku sudah menolak, tapi Jeno bilang ini penting. Yasudah, aku ke rumahnya. Kebetulan juga deket. Jadi santai. Rumahnya pun sedang sepi, hanya ada 2 bibi, dan 1 kakak sepuphnya. Dan kami berdua mengobrol soal penting yang di maksud Jeno di ruang tamu.

Kini, Jeno tiba-tiba saja membicarakan soal percintaan. Ia bertanya padaku di awal soal aku yang menyukainya. Rumor itu banyak sekali dibicarai orang-orang. Padahal aku baru bilang ke Doyeon dan Mark. Tapi semenjak foto yang Yuqi kirim tersebar, merek berfikir aku beneran suka pada Jeno.

Lebih menyakitkan ketika Jeno bilang, jangan dekati aku lagi, Kak. Jangan sukai aku. Betapa jahatnya Jeno ini, kan? Makanya aku bilang, aku paham, dan aku tahu diri.

"Terus kalau aku bilang suka kamu, tapi kamu sama Siyeon buat apa, Jen?"

"K-kak, tau Siyeon?"

"SGmu, apa? Kita followan di instagram, loh."

"Pokoknya aku harap, Kak langit lulus kita nggak ketemu lagi. Aku bener-bener nggak tau cara jalan keluarnya. Aku nggak tau cara Kak Langit move on nya gimana. Aku juga nggak paham kenapa Kak Langit suka aku, padahal kita nggak kenal."

Kan, lihat. Bejat sekali kata-katanya?

"Iya, Jen." Finalku pasrah.




Hening.


Jeno kembali menatapku. "Coba jujur semuanya dari awal."

"Apa?!" Kutatap balik wajahnya.

"Dari awal Kak Langit suka aku."

"Penting banget?"

"Yaudah. Awalnya aku juga nebak Kak Langit suka aku. Tapi aku nggak mau geer. Dan nyatanya bener."

"Kan kamu udah tau aku suka kamu, terus buat apa aku cerita?" Sungutku.

"Ya versi cerita Kak Langit, lah!"

"Apa, sih?!" Aku sewot. Menyebalkan sekali Jeno Abhizar ini.

"Ceritain."

"Nggak jelas." Aku berdiri. Lalu mengambil tas di meja, kemudian pergi. Saat sampai di ambang pintu, Jeno memelukku dari belakang. Aku mengerang hebat. Menolak paksa agar Jeno melepaskan pelukannya.

"Maaf, Kak," Jeno lebih kuat. Aku nggak bisa mengelak. "Aku punya Siyeon."

Aku meneguk saliva kuat-kuat, air mataku akhirnya jatuh. Benar-benar menyakitkan. Jadi ini definisi habis diterbangkan lalu dijatuhkan? Iya?






"Aku pamit pulang, Jen."

FiN.

Jeno, 2020 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang