12 / Kak Langit

54 13 0
                                    

Insiden kemarin membuat harga diriku rendah di mata semua laki-laki dikelasku. Huh, nggak apa lah. Toh, aku nggak terlalu memikirkan.

"Ada Kak Langit?"

Aku yang sedang menulis cerita, langsung menoleh ke ambang pintu. Itu Jeno, buat apa ia memanggilku?

Jantungku kembali berdegup.

"Aku," Ucapku, kemudian dengan gugup aku langsung menghampirinya. "A-ada apa?" Awalnya memang menatapnya. Tapi jantungku berdetak semakin kencang. Aku langsung menunduk.

"Di panggil Bu Taeyeon."

"Ooh, oke. Makasih. Di?"

"Ayo, saya anterin." Jeno jalan mendahuluiku.

Hari apa ini? Kenapa aku beruntung sekali?

Ternyata Bu Taeyeon hanya membagikanku lembaran kertas khusus untuk pengurus kelas yang ingin ikut ke perpustakaan nasional di Jakarta, dan memberitahuku kalau Ibu akan menjemputku. Soalnya, Bu Taeyeon adalah wali kelasku.

Saat aku keluar dari ruang guru. Berpapasan dengan Jeno. "Udah, Kak?"

Aku mengangguk dan kembali menunduk. Kemudian pergi tanpa mengucap apapun ke Jeno. Untungnya tadi sudah berterima kasih.

"Freeclass, Kak?" Loh, kukira ia menetap disana, atau pergi ke kelasnya. Ternyata ia sudah berada disebelahku.

"I-iya," Jawabku.

"Niatan ke kantin?" Jeno menatapku.

Aku ikut menoleh kearahnya, dan memberhentikan langkahku. Secara tidak langsung ia mengajakku ke kantin bareng? Cubit aku sekarang.

"Mau pesen apa, Kak?"

Berakhir di kantin. Tadi di jalan arah kesini, aku bilang ke Jeno, aku nggak mau makan di kantin. Nanti penggemarnya Jeno bisa mencaci-makiku, atau menghujatku di belakang, atau bahkan didepanku sekalipun.

Dan sekarang, aku hanya duduk manis menunggu pesananku yang di pesan oleh Jeno.

Ternyata bukan cuma tampan, ia peduli, pengertian, dan baik. Lelaki idaman.

"Mau makan dimana, Kak?" Jeno menghampiriku dengan membawakan sebuah plastik berisi bakso dan pinjaman 2 mangkuk.

"Ruang seni?" Kebetulan disana dingin, ada AC.

Setelah disetujui oleh Jeno. Akupun langsung menyantap bakso di ruang seni. Lapar juga sih.

Kami berdua duduk bersebelah di lantai, dan bersandar di dinding. Duh, kekenyangan. Mau tidur nggak enak sama Jeno.

Jeno, 2020 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang